Setelah menunggu beberapa saat, Johnny pun datang di RS. Ia pun langsung menghampiri sang istri di ruangannya.
Cklek....
(Agak lain ya kalo bapak Johnny ini, yang lain ketuk pintu dulu lah dia langsung masuk. Sungguh kalo bapak ini bebas bukan.)Ia melihat istri dan anaknya duduk didepan meja kerja sang istri pun pergi menghampiri keduanya.
"Sayang, ini kenapa.."tanyanya kepada sang istri. "Hyung, Chanie tadi terluka cukup parah. Aku melihatnya sendiri, ia seperti terkena sayatan pisau" jawab Ten. Johnny pun melirik kearah Hendery sembari mengangkat salah satu alisnya, seperti meminta penjelasan.
"Dad, tadi malam Chanie izin mau kerkom bareng temen-temennya. Tapi waktu tadi disekolah Dery nepuk lengan Chanie, terus dia kek nahan sakit. Pas Dery tanya selalu jawab kalo dia gak papa. Ya Hendery percaya aja kan, tapi waktu kita ngelanjutin obrolan kita, tiba-tiba salah satu temannya teriak kalo lengan Chanie berdarah ya kita kaget, buru-buru Dery bawa kesini tadi."jelas Hendery panjang lebar.
Johnny menganggukkan kepalanya tanda ia paham. "Baiklah, nanti kita tanya kenapa bisa Chanie terluka"ucap Johnny yang diangguki keduanya.
Mereka pun berjalan menuju kamar tempat Haechan tadi.
Pintu terbuka perlahan menampakkan sosok bungsu Seo yang terbaring lemah disana. Johnny menghampiri anak bungsunya dan duduk dikursi yang tersedia disamping kasur.
"Chanie, kau kenapa hemm..."tanya Johnny sembari mengelus kepala Haechan.bentar ye pak.. itu si haechan lagi tidur lu tanyain emang bisa dia jawab. Beliau ini kadang-kadang.
Haechan yang merasa tidurnya terganggu pun dengan perlahan membuka matanya. Mengerjap pelan untuk menyesuaikan cahaya. Ia melihat kesamping dimana sang Daddy masih setia mengelus kepalanya dan tersenyum kearahnya dan dibelakangnya ada Ten dan Hendery yang tersenyum juga kearahnya.
"Kau butuh sesuatu Chanie"tanya Ten lembut sembari mengecek keadaan putra bungsunya itu.
"Tidak Mae... Chanie tidak butuh apapun"ucapnya sembari tersenyum manis kepada Maenya itu.
"Chanie.."panggil Johnny menggunakan Deep voicenya. Haechan pun menoleh kearah sang Daddy. "I-iya Dad"ucapnya takut. Ia tau pasti Daddynya akan menanyai tentang apa yang terjadi padanya. Ia hanya diam melihat sang Daddy sembari memikirkan jawaban yang tepat nanti. Tidak mungkin kan jika ia harus berkata jujur. Bisa-bisa ia tidak akan bisa bebas lagi.
"Apa yang terjadi denganmu, bicara jujur dengan Daddy"ucap Johnny.
"E-eumm.. Chanie kemarin mau menolong Ahjuma yang dibegal. Chanie gak tau kalo orang itu bawa senjata tajam. Jadi karna Chanie juga kurang hati-hati jadilah lengan Chanie kena pisau yang dipegang orang itu"jawab Chanie bohong.
"Huh... Baiklah Daddy akan cari orang yang bikin kamu terluka" ucap Johnny yang memulai mengotak-atik benda pipih persegi itu.
"E-EH GAK USAH!!!"teriak Haechan agak panik. Kan kalau dia ketahuan bisa mampus...
"Kenapa gak usah?"tanya Johnny. Haechan pun bingung mau jawab apa.
"Eee.... Gak usah dicari Dad~~ kan Chanie sekarang udah gak papa. Lagian juga orang itu gak jadi ngambil tasnya Ahjuma itu kan"ucapnya kepada sang Daddy agar tidak mencari orang yang jelas-jelas tidak bakal ketemu kan udah metong + itu cuma karangan Haechan aja.
"Baiklah, tapi beneran kan Chanie gak papa?"tanya Johnny memastikan kini dengan nada yang mulai melembut.
"Iya Daddy, kalau gak percaya tanya Mae, yakan Mae?"tanya Haechan kepada Ten.
"Beneran sayang?"tanya Johnny. "Heum... Tapi sebaiknya Chanie istirahat dulu disini, nanti kita pulangnya ke Mansion"ucap Ten kepada Haechan "Tidak ada penolakan"
Ucapnya lagi karena tau bahwa anaknya itu akan melayangkan sebuah protesan. Haechan pun hanya mengangguk pasrah saja dengan ucapan maenya ini.Sedangkan dilain tempat....
"Ada yang tau Haechan kemana?"tanya seorang guru yang sedang mengajar di kelas Haechan.
"Haechan sakit Miss.."jawab Renjun mewakili yang lain. "HAH!!, khem.. maksudnya dia sakit apa?"tanya Dita. Yap guru tadi adalah Dita.
"Miss... Tadi saya melihat bahwa tangan Haechan mengeluarkan darah yang lumayan banyak, terus dia dibawa sama Hendery Sunbae"jawab salah satu murid ketika melihat teman Haechan tidak ada yang mau menjawab pertanyaan itu. Semua orang yang melihat itupun terkejut, bahkan bisikan-bisikan tentang Haechan yang dibully dengan Sunbae pun mulai terdengar.padahal kan gak ada yang bully dia.
"Bjir.. tu mulut lemes banget sih" batin Jaemin.
"Bisa diem gak sih, aelah.. kan jadi rame ntar"batin Renjun.
"Kok bisa sih astaga, bentar saya mau telepon Hendery sebentar untuk menanyakan keadaan Haechan. Untuk menunggu saya silahkan baca halaman 23 yang nanti akan dibahas"ucap Dita sebelum keluar kelas.
"Baik Miss..."ucap semua murid secara bersamaan.
Dita pun berada tidak jauh dari kelas XII A1. Ia segera menelepon Hendery untuk menanyai keadaan Haechan.
TUTTT... TUTT.... TUUUTTT...
"Halo nuna,ada apa?"tanya Hendery disaat telepon tersambung.
"Bagaimana keadaan Chanie, tadi Renjun bilang dia sakit, dan ada murid lain bilang ia terluka dan dibawa bersamamu"ucap Dita.
"Owh... Chanie baik-baik saja, hanya lengannya terluka terkena sayatan pisau dan dia gak langsung ke RS. Jadi yahh.. tadi disekolah keluar lagi darahnya karena memang lukanya lumayan dalam juga dan gak di jahit sama dia"
"Huh... Sekarang kalian di RS SEO kan nanti gue kesana"ucapnya.
"Tidak usah nanti Haechan pulang ke Mansion kok tapi bareng sama Mae, tinggal nunggu cairan infus ditangannya Habis"ucap Hendery .
"Baiklah kalau gitu, Yaudah gue lanjut ngajar dulu ya.."ucapnya dan langsung menutup sambungan telepon itu setelah mendengar persetujuan lawan bicaranya.
Ia pun kembali ke kelas untuk mengajar pelajaran yangtadi sempat tertunda.
Dan tanpa ia sadari, sedari tadi ada seseorang yang memperhatikan Ia dari kejauhan.
"Haechan terluka? Kenapa bisa?"gumam seseorang yang tadi memperhatikan Dita yang sedang bertelepon dengan adiknya.
"Gue harus cari tau, tentang Haechan dan hubungannya dengan keluarga Seo"gumamnya lagi. Ia pun mulai mengambil Handphone yang berada disakunya dan mendial nomor seseorang.
"Cari informasi tentang Lee Haechan"ucapnya yang langsung mematikan sambungan telepon tanpa menunggu jawaban dari seberang sana.
Ia pun mengeluarkan smirknya dan mulai meninggalkan tempat itu menuju kelasnya berada.
"Lee Haechan... Kenapa kau selalu berada dipikiranku, ditambah lagi dengan kau yang terluka... Apa aku benar-benar menyukaimu?" batinnya sambil berjalan melewati lorong penghubung antara kelasnya dan kelas Haechan.
Annyeong yeorobun....
Jangan lupa VotKom ye...
Ni makin hari makin gj nih cerita, makanya aku jarang update.
Jadi tungguin sampai ni otak konek dulu ya...
Babay 👋🏻👋🏻👋🏻
![](https://img.wattpad.com/cover/364479928-288-k772025.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupu??
Fantasyketika seo Donghyuck yang menyamar menjadi lee haechan dikarenakan ingin mencari pengkhianat yang ada di sekolah dan di perusahaan daddynya.