23 : Kemenangan

2.5K 273 21
                                    

Bugh

Brak

Wajah yang tadi nya memancarkan ekspresi kepanikan kini berubah menjadi wajah keterkejutan, saat menyaksikan apa yang barusan mereka lihat, mereka tidak menyangka kalau jevano bakal berbuat sedemikian.

Terukir senyum smirk di wajah jevano saat tubuh itu terpental beberapa langkah ke belakang.

"Kurang ajar! Berani nya kau menipu ku!" ujar nya marah

"Janji tetap la janji, dan aku tidak akan mengingkari janji itu"

Member beserta pak villa tersenyum syukur kala mustika merah itu tidak jadi jatuh ke tangan orang yang salah.

"Baik la kalau itu mau mu, akan ku habisi gadis it__" ucapan nya terpotong saat ia melihat kebelakang nya

Peristiwa yang terjadi di belakang nya berhasil membuat nya melotot, ia tak menyangka dengan apa yang barusan ia lihat, member maupun pak villa juga sama hal nya dengan sang penyihir, mereka juga ikut terkejut sekaligus tak percaya saat melihat tubuh tak sadarkan diri itu tengah terbaring di atas tanah, senyum kemenangan terukir di wajah harzel saat ia berhasil merebut kembali rara dari tangan penyihir muda.

"Jadi gak ngabisin nya?" tanya harzel dengan senyum meledek

"Berani nya kamu menyakiti putri ku!" Sarkas nya

"Impas, Lo aja berani nyakitin mereka sampek di sekap segala, apa lagi gue yang gak bakal segan nyakitin anak lo, yang notabennya adalah orang jahat"

Penyihir tua itu menatap harzel nyalang, harzel yang di tatap sedemikian hanya tersenyum remeh ke arah penyihir tua.

"Kok tiba-tiba bang harzel bisa di sana ya?" gumam jikra pelan

Chandra yang berada di samping jikra lantas menanggapi perkataan anak itu barusan.

"Bang harzel sama bang jevano itu sama, mereka bisa berinteraksi hanya dengan tatapan mata, gue yakin ini bagian rencana dari mereka berdua" kata chandra

"Ra, pergi" ujar harzel yang di jawabi anggukan kepala dari rara

Rara berlari dan langsung memeluk tubuh pak villa, ia menangis di dalam dekapan sang ayah.

"Rara kangen sama ayah"

"Ayah juga kangen sama kamu sayang"

Kini harzel telah berhadapan dengan penyihir tua itu, wajah yang tadi nya tampak tenang di sertai senyuman manis dari harzel, kini berubah menjadi tatapan nyalang yg ia berikan kepada penyihir itu.

"Udah selesai main-main nya? Kalo udah, mending lo cepetan enyah dari muka bumi ini" kata harzel

"Jangan sombong anak muda, saya tak segampang itu untuk mati, dan lihat, kau hanya sendiri jangan coba-coba untuk melawan ku"

"Kata siapa dia sendiri" kata jevano yang langsung mengambil posisi di samping harzel

"Mungkin lo lupa kalo gue juga ada di sini" lanjut chandra sambil tersenyum

"Abang gue pernah bilang 'Pergi bertujuh pulang juga harus bertujuh' jadi gue ikut andil dalam memusnahkan lo" sambung jikra

"Gue leader nya, jadi gue juga harus ikut turun tangan" timpal marvin

"Gue sebenernya mager, tapi demi keselamatan kami semua, gue ikut deh" sahut naufal

"7 lawan 1 gak papa kan ya?" tanya rayan

"Lo yang mini mending minggir" kata penyihir itu mengatakan rayan

"Apa lo bilang? mini!" Kata rayan ngegas

7 anak indigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang