25 : Jikra berulah (end)

2.8K 240 12
                                    

Cahaya bulan yang terang menyinari kepulangan mereka malam itu, malam yang sepi menambah kesan sunyi saat perjalanan, hanya terdengar suara gemuruh dari langkah kaki mereka.

Pak villa yang mengambil alih untuk memimpin perjalanan mereka menuju kepulangan, dan para gadis sengaja di letakkan berada di tengah-tengah, kemudian di susul para member di belakang hanya untuk berjaga-jaga.

Setelah menempuh perjalanan yang memakan banyak waktu, kini mereka semua telah kembali ke villa.

"Akhirnya kita sampai juga" ujar chandra lega sembari duduk bersandar di kursi kayu depan villa

Mereka hanya menggelengkan kepalanya sembari tersenyum melihat tingkah chandra, apa lagi saat melihat anak itu langsung menutup kedua matanya, mereka paham mungkin Chandra sangat lelah, tetapi bukan hanya Chandra, mereka juga sama lelah nya seperti chandra.

"Sekali lagi saya berterima kasih kepada kalian bertujuh, karena kalian sudah membantu saya membebaskan anak-anak saya" ujar pak villa sembari tersenyum

"Iya pak sama-sama" kompak member

Pak villa mengangguk kan kepalanya sembari tersenyum, lalu tangan pak villa terangkat menyentuh pundak jevano membuat sang empunya kaget.

"Jevano, saya sangat berterima kasih kepada kamu, karena kamu kita bisa selamat dan kembali ke villa ini" kata nya dengan suara yang tenang

Garis lengkung yang terukir di bibirnya menambah kesan manis di wajah jevano, ia pun menganggukkan kepalanya "iya pak, sama-sama. Dan saya juga minta maaf sama bapak, karena saya sempat menuduh pak villa yang tidak-tidak" lanjut nya sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal

"Udah jangan merasa gak enak gitu, saya maklumi kok, wajar aja kalian berpikiran sedemikian terhadap saya" kata nya sambil tertawa kecil

"Oya, kenapa kalian selalu memanggil saya dengan sebutan pak villa?" tanya nya

"Itu semua karena bang harzel pak" tunjuk chandra yang tiba-tiba bersuara

Praktis semua orang menoleh ke arah nya lalu terkekeh pelan, pasal nya anak itu tadi sempat hening karena ketiduran.

"lha, bukan nya lo lagi tidur cil?" tanya harzel

"Gak! Siapa yang tidur, orang gue cuma penjamin mata doang sambil sedikit nyelam ke alam mimpi" elak Chandra

"Sama aja cil, itu namanya lo tidur" ujar jikra

"Bocil teriak bocil lo, Lo lupa gue lebih tua 1 tahun dari lo?" tanya Chandra

"Tapi Lo lebih pendek dari gue" sahut jikra gak mau kalah

"Gue pendek tapi gue lebih tua dari lo, dan juga kata tua tidak melihat dari tinggi badan maaf" sambung Chandra sambil menyunggingkan bibir nya

"Mala berantem ni bocil dua, udah udah jangan pada berantem hey" lerai rayan

"Dia duluan bang" tunjuk jikra lagi

"Sini baku hantam kita yok! Adu bacot juga gak papa, gue ladenin" ajak Chandra

"Udah stop, saya pusing ini dengerin kalian berantem, pertanyaan saya tadi juga belum dapat jawaban" tegur pak villa yang kembali membahas topik pembicaraan mereka yang sempat terhenti

"Kita cuma ikuti apa kata harzel pak" ujar naufal

"Lho, lho, kok kalian mala numbalin gue?" tanya harzel sedikit tak terima

"Kan emang bener, lo yang lebih dulu manggil pak villa, ya kita cuma nerusin aja" timpal rayan

"Gue manggil gitu karena gue gak tau siapa nama bapak nya, kenapa kalian mala ngikutin gue" terang harzel

7 anak indigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang