Marvin rayan beserta jikra kaget dan menjatuhkan pandangan nya kearah jevano, lebih tepatnya melirik ke tangan jevano yang mengeluarkan cahaya berwarna biru, jevano pun sama hal nya dengan mereka, ia juga kaget sekaligus tak percaya dengan apa yang barusan terjadi, lalu ia mengangkat tangan kanannya dan melihat bahwasanya cincin yang ia pakai lagi-lagi mengeluarkan cahaya berwarna biru. Mereka yang tadi nya sedang terfokus ngeliat cincin jevano, tiba-tiba mereka terperanjat kaget saat mendengar teriakkan yang memekik dari arah depan mereka.
"ANAK KU!!"
Ia pun berjalan dengan cepat kearah penyihir yang sudah terkapar lemah, kemudian menarik tubuh si penyihir untuk di peluk, lalu mengguncang tubuh si penyihir untuk menyadarkan dirinya.
"Siapa yang telah membuat mu seperti ini?" tanya nya
Lalu si penyihir itu menunjuk ke arah depan "me-mereka" lirih nya pelan
Ia pun mengikuti arah tunjukan sang anak, di sana ia melihat ada empat orang laki-laki, tak lain tak bukan mereka adalah marvin, rayan, jevano dan jikra yang juga tengah menatap dirinya, saat itu juga ia tidak bisa menahan amarah nya, dengan sangat hati-hati ia membaringkan kembali tubuh sang anak, lalu ibu penyihir itu menatap nyalang kearah mereka berempat.
"Berani nya kalian menyakiti putri ku!" marah nya
"Itu balasan atas apa yang telah kalian perbuat kepada teman kami, dan juga para gadis-gadis di pulau ini" ujar marvin
"Rasakan pembalasan ku!"
Penyihir tua itu langsung mengeluarkan kekuatan sihir nya ke arah member, untung dengan cepat member menghindar dan mala mengenai bebatuan yang ada di belakang mereka.
💚💚💚
Di lain tempat, Chandra masih berusaha mati-matian membujuk naufal supaya tidak pundung dengan dirinya.
"Maaf abang~" rengek chandra
Di samping nya harzel masih setia dengan gelak tawa nya yang tak kunjung berhenti, ia masih menertawakan kedua temannya itu.
"Anjir, perut gue keram" aduh nya sambil memegangi perutnya
Naufal masih setia mempertahankan pundung nya terhadap chandra, bisa-bisa nya wajah ganteng nya di kasih air comberan sama anak itu.
"Abang maaf~, gue ngelakuin itu kan biar lo sadar"
"Tapi gak pakai air comberan juga chandra!" Kesal naufal
"Ya habis nya gak ada cara lain, ini juga salah nya bang harzel" ujar chandra yang mala menyalakan harzel
Harzel yang mendengar nama nya di seret-seret lantas tak terima "Si anying, kenapa nama gue di bawa-bawa"
Naufal lantas melirik ke arah harzel, harzel yang di tatap sama naufal bak seperti macan yang ingin menerkam mangsanya langsung bergelitik ngeri "Gak na, gue gak tau apa-apa, serius" ujar nya sambil menunjuk kedua jarinya
"Chandra, lo yang bener aja" tegur harzel membuat chandra tersenyum mengejek ke arah dirinya
Si anying mala senyum ni bocah, gak tau apa, abang nya lagi simulasi bertahan hidup batin harzel
"Maaf, tadi nya gue gak mau gunain ni air, tapi pas ngeliat usahanya bang harzel tak kunjung berhasil, jiwa malaikat gue meronta-ronta, ya udah gue terpaksa pakai ni air, eh gak taunya air nya mala mujarab, heheh" kata chandra sambil menunjuk deretan gigi nya
"Gue akui, gue berterima kasih banget sama lo karena lo udah nolongin gue, tapi, lain kali lo gak perlu bantuin gue lagi ya kalo lo masih guna ramuan ajaib lo itu" ujar naufal sambil tersenyum ke arah chandra
KAMU SEDANG MEMBACA
7 anak indigo
Terror"Hallo bestie"- harzel "Dih stres bestian kok sama setan"- jikra "Dari pada elo! Sama alien"- Chandra "Udah sama-sama stres juga ngapain ribut" - rayan "Gua tim ketawa aja deh"- marvin "Dari pada gue ngeliatin kalian mending gue apelin anak yang pun...