Hallo..
Pada kaget ya aku update siang siang gini trus tanpa aba-aba di grup ? 😭
Maaf banget update di jam random
Pambaca lama pokoknya pasti paham ♥️Selamat membaca, yaa ...
🌵🌵🌵
.
.
.
.
.Hobeom membuka pintu kamar, di depannya terlihat sudah ada sepasang kekasih dengan penyamaran mereka sedang berdiri sambil berpegangan tangan.
"Pertemuannya di restoran bawah. Tunggu sebentar," ujar Hobeom lalu berbalik untuk mengambil dompet serta ponselnya.
"Dania mengirim foto padamu. Maaf, ya. Tadi aku membuka pesannya," ucap Ara tiba-tiba.
Jungkook menoleh pada Ara yang sedang berbicara padanya. "Foto? Foto apa?"
"Foto dirinya sendiri menggunakan gaun seksi berwarna merah menyala," ucap Ara dengan raut wajah kesal. "Jujur saja aku tidak suka dengan sikapnya seperti itu padamu. Boleh tidak, aku minta kau blokir saja nomor ponselnya?"
Jungkook merogoh saku celananya lalu mengambil ponsel. Disana, dia mencari nomor ponsel Dania lalu memblokirnya.
"Kulihat dia sering mengirim pesan padamu, ya?"
Jungkook menganggukkan kepala. "Sebenarnya aku juga merasa terganggu. Tapi rata-rata model atau artis luar negeri memang agresif kalau menyukai seseorang. Aku juga tidak tahu kenapa--"
Kalimat Jungkook terpotong kala dia melihat tatapan tak bersahabat dari kekasihnya.
"Apa?" kekeh Jungkook. Dia menaruh kembali ponsel ke dalam saku celananya.
"Sainganku banyak juga ternyata."
Jungkook melihat ke kiri dan ke kanan. Menyadari tak ada manusia lain yang lewat, dia mendaratkan satu kecupan pada dahi Ara supaya pacarnya itu tak jadi merajuk. Jika gadis itu sampai merajuk, Jungkook harus mengerahkan seluruh tenaganya untuk membujuk sang kekasih.
"Kau tidak sekamar dengan Hobeom?" bisik Ara ditelinga Jungkook.
Pria itu menggeleng seraya memperbaiki masker pada mulutnya yang sempat ia buka.
"Lalu, kamarmu di mana?"
"Nanti malam akan kutunjukan padamu," jawab Jungkook.
Ara mencuri pandang sekilas pada kekasihnya lalu kembali menatap ke arah depan. Rona merah muncul pada wajahnya karena dia sedang terbawa perasaan. Hal itu membuat Jungkook mengetatkan genggaman tangannya pada jari jemari cantik yang sejak tadi ia pegang.
Hobeom yang baru keluar menatap kedua manusia berbeda gender itu dengan heran pada mulanya. Namun, setelah dia menyadari jika Jungkook dan Ara sama-sama sedang salah tingkah, dia menggelengkan kepala.
Kalau sedang kasmaran begini saja manisnya minta ampun. Lihat saja nanti kalau mereka ada masalah. Pasti aku yang dibuat sakit kepala, Hobeom membatin sambil menutup pintu kamar hotel yang ia tempati selama di Venice.
Tanpa aba-aba, ketiganya pun berjalan menuju restoran yang ada di lantai bawah tempat Jungkook dan seluruh staf dan manager-nya menginap. Berulang kali Hobeom menggaruk lehernya yang tidak terasa gatal sama sekali itu di kala mendengar Jungkook atau Ara tertawa cekikikan di belakangnya, entah apa yang mereka berdua tertawakan.