🍁🍁🍁
.
.
.
.
.Setelah pemberkatan nikah, sore menjelang malam merupakan After Party dengan suasana kekeluargaan di hutan tersebut. Hanya makan malam tetapi dengan suasana yang terbilang romantis dengan dekorasi yang mendukung mengingat tempat itu adalah hutan dan memang acaranya juga sangat privat.
Matahari sebentar lagi tenggelam. Para wanita berkumpul terpisah dengan para lelaki sebab mereka tengah antusias dengan kehamilan Ara. Kedua sahabat Ara terus memegangi perut wanita hamil itu dan terus bertanya-tanya bagaimana rasanya mengandung seorang bayi.
"Aku merasa seperti ...." Ara terlihat sedang berpikir. "Ya, seperti biasa. Hormon kehamilanku di awal tidak terlalu menyusahkan, tapi setelah memasuki trisemester kedua baru aku bersikap aneh. Seperti menghindari makanan tertentu atau justru ingin memakan makanan yang dalam bayanganku itu pasti enak padahal orang-orang jarang memakannya."
"Benarkah?" celetuk Eunmi dengan wajah penasarannya.
Ara bergumam. "Beruntung ada ketiga teman Jungkook yang bersedia mencari makanan yang kuinginkan atau sekadar menemaniku menangis menonton drama. Ah ... Mereka bahkan membantuku mengerjakan tugas kuliah. Aku harus memikirkan apa yang harus kuberikan pada mereka sebagai ucapan terima kasihku nanti."
"Wah ... Daebak ... Kau sangat beruntung sekali, Ara. Mereka mau melakukan itu untukmu?" ujar Joohyun. Dia membayangkan jika dia yang diperlakukan demikian, maka pasti akan terasa menyenangkan menurutnya.
"Sebenarnya mungkin bukan untukku, tapi untuk bayinya Jungkook. Kan, Jungkook teman mereka. Sementara aku bisa kenal mereka juga karena aku bersama Jungkook," tutur Ara.
"Iya, benar juga. Tapi kau tetap beruntung, Ara. Ada banyak perempuan lain yang ingin berada di posisimu sekarang. Termasuk aku," ucap Eunmi begitu dramatis di akhir kalimatnya membuat kedua sahabatnya tertawa melihat reaksinya.
Jungkook terus memandangi Ara dari jauh meski tengah berbincang dengan orang lain. Wanita yang baru saja ia nikahi itu terlihat paling menarik di antara beberapa wanita lainnya di sana. Ketika Ara tertawa, sudut mata Jungkook menyipit dan sudut bibirnya sedikit terangkat ke atas.
"Jadi, bagaimana cara kau menjelaskan pada para penggemar jika kau telah menikah? Agensimu juga tidak tahu kan, kalau kau menikah hari ini?"
Jungkook menoleh pada Junghyun, kakak kandungnya.
"Untuk sementara waktu, aku tak akan menjelaskan apa-apa. Yang mereka tahu, Taehyung yang dirumorkan akan menikah. Tapi, seperti apa wajah gadis itu juga tak diketahui, kan? Jadi sejauh ini, mereka tak tahu banyak tentang Ara. Aku akan terus menyembunyikan Ara, tak tahu sampai kapan. Karena aku juga tidak tahu kapan penggemarku siap dengan hal itu. Dan Agensi ...." Ucapan Jungkook terjeda.
Dia menghela napas panjang. "Kami sedang memiliki sedikit masalah dengan mereka. Masalah yang cukup rumit sehingga membuat kami merasa bahwa memberontak sesekali tidak apa-apa. Ada beberapa kebijakan yang tak kami sukai dan masalah lainnya. Yang jelas, mereka tak bisa melakukan apa-apa padaku, Hyeong. Aku dan member lain merupakan pendapatan terbesar mereka. Jika mereka kehilangan kami, mereka akan kehilangan sumber uang."
Junghyun mengangguk. "Aku melihat namamu di majalah Forbes minggu lalu. Uangmu sungguh sebanyak itu?"
Jungkook terkekeh. "Aku sudah berani mengajak seorang gadis tinggal bersamaku lalu kunikahi. Tentu saja aku juga sudah mempersiapkan uang untuk memberinya kehidupan yang layak, Hyeong. Secara materi aku siap. Tapi, memang ada beberapa hal yang menghambat lalu aku terlihat menikah tanpa rencana yang matang seperti ini," ucapnya sambil terus fokus memandang Ara dari kejauhan.