Al tersenyum seraya memakan suapan demi suapan yg Gana berikan padanya. sudah sejak lama dirinya begitu merindukan Gana, biar bagaimana pun Gana adalah putranya. Al tau bahwa penyebab Gana keluar dari rumah adalah ulahnya sejak saat itu hubungan keduanya tak terlalu baik.
"Terimakasih Abang"
"lain kali pappo jaga kesehatan dong, jangan sampai sakit lagi" omel Gana seraya mengaduk bubur di mangkuk yg sedang ia pegang
"maafin Pappo yah bang, karena kekhawatiran tak mendasar pappo jadi buat kamu pergi dari rumah"
"pappo ga salah kok. aku pergi karena aku ga bisa ada dirumah saat tau kenyataan nya"
"tapi bang, abang tetap anak pappo dan daddy, apa abang ga mau pulang aja?"
"sudah sejauh ini untuk pulang ppo. Abang harus nemuin asal usul abang biar bagaimana pun abang ga mau repotin pappo sama Daddy"
tangan Al terulur menggenggam tangan Gana mencoba menyalurkan sejuta kasih di hatinya pada putra sulungnya itu "Engga. kamu ga pernah repotin pappo sedikit pun bang. kamu tau kalo kamu adalah kebahagiaan buat daddy dan pappo. semenjak ada kamu, semua jadi berwarna di rumah bang. semenjak ada kamu di rumah jadi jauh dengan penuh cinta dan kehangatan. pappo akan selalu mendukung kamu bang, jadi jangan pernah lupa kalau kamu adalah anak pappo dan daddy sampai kapan pun"
Gana tersenyum, entah mengapa kalimat penghibur dari Al mampu memberinya semangat dan harapan. hatinya begitu hangat hingga tak mampu menampung air matanya. Gana memeluk erat tubuh Al dan menangis dalam dekapan terhangat yg selalu menjadi sandarannya. Mile yg tak sengaja melihat adegan itu dari balik ruangan pun tak kuasa menahan air matanya. semua akan baik-baik saja dan kembali ke tempatnya bukan?
....
..Sudah sejak 3 hari Gana kembali ke Jakarta, beruntung kondisi pappo dapat pulih dengan cepat, kini Gana bisa kembali fokus pada pencarian asal usul dirinya.
Pappo memberikannya dukungan yang semakin menumbuhkan rasa semangatnya, Daddy juga bahkan membantunya membuat Gana semakin yakin bahwa harapan itu akan datang padanya.
Panti Asuhan Senyum Ceria adalah panti asuhan ke 4 yang hari ini ia kunjungi, mencoba mencari seseorang yang mungkin akan menjadi kunci dari cerita hidup nya.
"ini Panti Asuhannya Gan. menurut informasi dari informan, Bunda Anya itu sekarang jadi pengasuh di panti ini." ucap Mark yg selalu setia menemani Gana sejak hari pertama pencaharian.
"okey gua turun dulu, lo tunggu sini aja Mark, biar kalo bunda Anya ga ada kita bisa langsung cabut"
"oke deh, kabarin gua kalo ada apa-apa ya"
Mark memandang kembali layar pada ponselnya, ada perasaan cemas dalam diri Mark yg entah bagaimana caranya untuk di taklukan. Mark tak menyangka jika sahabatnya akan mengalami hal yg begitu berat.
"gimana Gan?" tak sampai 10 menit Gana sudah keluar dengan wajah yg Mark tau pasti bahwa itu raut kekecewaan. Gana tak menjawab melainkan menggeleng dengan lemas dan mendudukan dirinya kembali pada kursi penumpang mobil silver milik Mark
"gak ada?"
"katanya, bunda Anya sudah keluar sebulan lalu, dan gak ada yg tau alamatnya sama sekali. bunda Anya sakit kanker itu yg buat dia berhenti kerja. Mark, gimana kalau bunda Anya udah meninggal?"
"astaga. bisa ga lo kalo ngomong itu pakai doa dulu, jangan sampe tuh ucapan di catet malaikat. udahlah ayok sekarang kita makan dulu, lo belum makan dari kemaren abis itu kita pikirin jalannya lagi, jangan sampe nanti lo yg meninggal karena kelaperan"
Mark sudah geram memperhatikan sang sahabat yg sedari tadi tak menyentuh makanan nya. bahkan tak ada satu makanan yg berkurang pun pada piring milik Gana. pria itu sibuk mengaduk nasi serta beberapa lauk pauk yg ada didalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Untuk Naka
FanfictionGana tak pernah tau siapa dirinya namun ia tau pasti bahwa ia mencintai sang Adik