Pandu berdiam di balik dinding di sudut gedung Fakultas kesenian, telinganya berfokus pada apa yg dengan tak sengaja ia dengar. prim dengan segala rencana busuknya untuk menghancurkan Naka, dan Ken sebagai kaki tangannya benar-benar membuat Pandu muak.
Pandu mencoba tak memperdulikan nya, baginya terlibat dengan masalah adalah hal yg merepotkan. Pandu mencoba memejamkan kembali matanya namun sial, hatinya tak dapat berkutik karena ia sadar jika sesuatu terjadi pada Naka maka sesuatu yg buruk juga akan terjadi pada Gana.
"sial"
"Pandu? sejak kapan lo di situ?!" pandu tak menghiraukan ucapan Prim. pria jangkung itu mendekat dan dengan cepat merebut ponsel di tangan Prim
Pandu membaca semua rencana busuk Prim, menyalin alamat dimana Prim akan melakukan hal buruk pada Naka.
"BALIKIN GA ANJING! BALIKIN HP GUEE!" prim berusaha merebut kembali ponselnya namun naas tinggi nya bahkan tak sampai di dada Pandu. Ponsel berlogo apel tegigit itu seketika hancur karena menghantam tembok dengan begitu keras.
"Pandu! tai! lo apain hp gue!!"
"itu baru hp lo. gua pastiin lo bakal lebih hancur dari hp lo kalo sampe sesuatu terjadi sama Naka dan Gana! paham lo." tutur Pandu dengan ancaman yg begitu membakar hatinya. pandu bergegas mencari keberadaan Gana namun pria yg sekilas mirip dengannya itu tak ada di seluruh sudut Fakultas Seni
"lo dimana sih Gan"
Pandu memilih mengirim pesan lokasi pada Gana berharap pria itu akan membalasnya dan bergegas menyusul Gana karena sungguh Pandu tak ingin sesuatu terjadi pada kembarannya itu.
.......
....
..Langkah kaki Pandu terhenti sesaat kala mendapati pemandangan mengerikan di hadapannya. Gana dengan sekuat tenaga menahan belati panjang milik Ken dengan kedua tangannya agar tak terlalu jauh menembus perut nya. da*ah segar mengalir begitu deras dari perut dan juga telapak tangan Gana
"GANA!" satu tendangan dari Pandu berhasil melumpuhkan Ken, pria itu bahkan tak sadarkan diri setelah kepalanya terbentur oleh pinggiran ranjang
"Anjing! bangsat lo mati ajah setan!" Pandu tak kuasa menahan amarahnya pada Ken yg sudah tak berdaya. pria yg mirip dengan Gana itu terus memukuli Ken yg bahkan sudah tak sadarkan diri itu
"a-abang! hikss abang. kak Pandu tolongin abang" Naka menjerit, di pangkunya kepala Gana seraya menahan luka di bagian perut Gana
"Gana. Gan please bertahan Gan"
"abang enggak hikss abang maafin Naka abang" Naka terus menangis, sungguh ia tak tau harus berbuat apa saat ini.
Gana hanya tersenyum, hati nya begitu tenang kala melihat Naka dalam keadaan baik-baik saja, tangan lemah Gana terulur mengusap lembut jejak air mata di pipi Naka "jangan nakal lagi yah sayang. pan, gu-gua nitip Naka"
"enggak! abang! bang bangun abang!!!!!"
"Gana anjing bangun!"
.....
...
..Disinilah Naka berakhir. terduduk memeluk dirinya di depan ruang operasi. Pandu tak henti mengintip dari luar ruang operasi meski ia tau usaha nya takkan berhasil tapi sungguh Pandu ingin tau apa yg terjadi di dalam
Seorang Dokter keluar ruangan membuat Naka dan Pandu bergegas menghampirinya
"siapa keluarga pasien?"
"saya! saya adiknya dokter. gimana keadaan abang saya?" Pandu melirik sekilas kala mendengar ucapan Naka. sungguh Pandu ingin berbicara hal yg sama, ia ingin berkata bahwa dirinya adalah Kakak dari Gana. namun Pandu tau dimana posisinya saat ini
"beruntung lukanya tidak terlalu dalam, namun d*rah yg keluar cukup banyak. pasien harus segera melakukan transfusi tapi masalahnya Pasien memiliki golongan d*rah yg langka, O Rhesus Negatif. rumah sakit kami masih memiliki keterbatasan stok untuk golongan d*rah O Rhesus Negatif. golongan d*rah ini hanya menerima transfusi dari golongan sejenis jadi apa diantara kalian ada yg memiliki golongan darah yg sesuai dengan pasien?"
Naka menggeleng kan kepalanya perlahan karena ternyata golongan darah mereka berdua berbeda. Naka memiliki golongan dara A Rhesus Positif. "saya, saya A Rhesus Positif, Daddy juga A. pappo? tunggu. Pappo bukan O-" ucapan Naka terpotong kala indera pendengarnya menangkap kalimat yg Pandu ucapkan
"Saya dok. tolong ambil darah saya dan selamatkan dia"
"baiklah. ayok, waktu kita tak banyak"
Kejadian itu begitu cepat. Naka hanya mampu berdiri menatap Pandu yg menjauh. Bagaimana bisa Naka baru sadar bahwa tak ada satu orang pun dalam keluarganya yang memiliki golongan darah yg sama dengan Gana. Gana memang tak pernah memberitahu Naka tentang golongan darahnya dan Naka tak pernah curiga, Naka pikir jika bukan sama dengan daddy tentu akan sama dengan pappo bukan? lalu kenapa Gana berbeda?
"kenapa berbeda bang?" Naka menatap sendu kearah pintu ruang operasi, sungguh ada begitu banyak pertanyaan di hatinya dan Naka ingin Gana segera sadar dan kembali pada nya.
....
..
.pandu meremat kertas di tangannya. hasil tes DNA yg sengaja ia lakukan selepas mendonorkan darahnya itu menunjukkan ke cocokan DNA 99% yg artinya Gana adalah Arga adik nya yg selama ini ia cari.
di balik kaca ICU itu Gana terlihat tertidur dengan tenang, Pandu menangis dalam diam. hatinya hancur kala tak mampu menyelamatkan kembarannya. adik yg selama ini dalam jangkauannya, adik yg selama ini ada didekatnya. kemana saja Pandu selama ini? mengapa keraguannya membuat dirinya kehilangan begitu banyak kesempatan untuk dapat memeluk Gana.
"Arga. maafin gua, maaf gua terlambat Ga"
"bisa lo jelasin kak?" Pandu menoleh pada suara yg berada tepat di belakangnya. dengan cepat Naka merebut kertas test yg ada di tangan Pandu
kedua bola mata Naka membulat kala membaca keterangan pada surat itu. bagaimana mungkin? Gana dan Pandu adalah saudara kandung? lalu Naka? "ini salah kan kak? kak pandu jawab gue!"
"gue juga berharapnya salah Naka, tapi gue rasa lo harus tanya sama kedua orang tua lo"
"gak. gak mungkin. lo pasti salah!"
"nyatanya itu adalah kenyataan Naka. gue udah merhatiin Gana dari awal MOS, gue pikir gue tertarik sama Gana karena tiap liat dia gue ngerasain perasaan yg gak bisa gue jelasin. gue udah nyari tau banyak hal tentang Gana sampai akhirnya gue tau kalo dia adik gue. dia Arga kembaran gue yg ilang saat usianya bahkan belum satu tahun"
Naka terdiam mendengar segala hal yg sungguh tak masuk akal dari ucapan Pandu. bagaimana selama ini Gana begitu membenci Pandu, bagaimana keduanya bahkan tak pernah menyapa satu sama lain
"lo pasti bingung kenapa gue bahkan ga akrab atau nyoba akrab sama Gana bahkan setelah beberapa tahun kuliah bareng? karena gue mau jagain Gana. gue gak mau Gana ngejauh dari gue tapi gue malah semakin jauh dari dia. sampai akhir nya gue tau kalo Gana punya adik angkat pas lo masuk Kuliah"
"dan kakak ngedeketin aku karena itu?"
Pandu menganggukkan kepalanya. "gua berharap lo bisa bantu gua deket sama Gana. maaf"
"kenapa? kenapa lo sama keluarga lo buang abang kaya gitu?"
"kita ga buang Arga Naka. dia di culik, kita kehilangan Arga saat itu. gua, kak pandu papa selalu cari Arga bertahun-tahun. bahkan mama kita meninggal karena depresi atas kehilangan Arga. ga ada yg ga sedih. Naka. please, balikin Arga"
Naka melempar kertas test DNA itu pada pandu "pergi!"
"Naka"
"Pergi kak pandu! dia bukan Arga. namanya Ganara Jinadhammo! bukan Arga!"
"Naka-" Pandu tau bahwa ia tak bisa meminta Arga kembali, ia tau bahwa kenyataan ini tak bisa dengan mudah Naka terima.
Mile yg sejak tadi menyaksikan percakapan itu menatap dalam ke arah pandu dari arah kejauhan. keluarga Tyrone yg merupakan rekan bisnisnya adalah keluarga kandung Gana. kebetulan takdir macam apa ini? Mile tak mengerti bagaimana ia harus memperbaiki segalanya
"Gana. kamu menemukannya bang, finally"
.....
...
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Untuk Naka
FanfictionGana tak pernah tau siapa dirinya namun ia tau pasti bahwa ia mencintai sang Adik