sudah satu minggu sejak kepergian Gana, Naka masih tak mendapat satu kabar pun dari pria tinggi itu. Naka terus memandang room chat nya dengan Gana yg masih tak menunjukan perkembangan.
tak ada satu pesan dari Nakapun yang terkirim, fikiran buruk terus menghantui Naka setiap harinya."lo, sejak kapan deh rajin bacain berita? ga dimana ga dimana yg lu buka saban hari berita terus"
"sat, fan. lo ada info berita kecelakaan pesawat gak baru-baru ini?" Satria dan Alfan sedikit kebingungan dengan pertanyaan ajaib yg terlontar dari mulut mungil Naka. keduanya kompak menggelengkan kepala sebagai jawaban
"kayanya engga ada deh ka. ga ada kan sat? ada juga kecelakaan bus gitu-gitu. kenapa sih?"
Satria terdiam sejenak memperhatikan perubahan yg terjadi pada sahabatnya itu, sudah hampir seminggu Naka berubah. pria yg semula ceria itu seketika menjadi orang yg pendiam, memilih mengasingkan diri dengan tab pink kesayangannya itu.
"ini, soal Gana ya? lo masih ga dapat kabar dari dia?"
"iyah. udah mau seminggu tapi dia ga ada kabar. gimana kalau pesawat yang dia naikin itu kecelakaan tapi ga ada yg tau makannya ga ada beritanya ya kan?"
"ngaco aja. sebegonya gua yah Ka, gua masih tau kalau yg namanya pesawat itu punya radar atau sistem. kalau emang pesawatnya itu jatuh, nabrak atau meledak sekalipun yah orang-orang bakal tau lah karenakan pesawat itu bakal ilang dari radarnya. ya pasti gempar lah"
"gua setuju sama Alfan ka, apa lagi sekarang jaman udah canggih, kalo pun gak ke detact dari radar pasti tuh ada yg viralin itu pesawat jatuh"
Naka terdiam. benar. apa yang kedua sahabatnya katakan itu memang benar. bagaimana bisa ia tak memikirkan kemajuan teknologi saat ini? "terus abang kemana yah arghh tau ah. biar aja lo Gana mau lo mati kek, mau lo di ambil dinosaurus sekalipun bodo amat!!" ucap naka yang begitu geram, bahkan pria mungil itu tak segan memukul meja dengan keras membuat seisi kantin terkejut.
tanpa Naka sadari seorang pria tengah asik tersenyum di bali ponsel melihat bagaimana Naka terlihat imut saat sedang marah sementara pria lain yg memegangi ponsel ke arah Naka itu hanya menggeleng dengan tingkah kedua pria yang di kenalnya
"lo berdua tuh sama-sama nyusahin tau gak."
"hehehe, gua cuma gak mau fokus gua keganggu pan, gua mau cepet selesaiin semua urusan di inggris biar bisa langsung pulang temuin dia."
"terus papa sama kak sea gimana? lo ga mau chat mereka juga?"
"engga. nanti aja, gua ngerasa lebih nyaman lakuin semuanya dengan cara gua tanpa campur tangan kak sea apalagi papa."
"terserah lo deh. gua mau kekelas nih udah dulu ya video call nya"
"oke thanks ya lo udah mau bantuin gua."
"hm" sambungan itu terputus membuat Pandu bergegas kembali ke kelasnya.
.........
......
...
..Gana masih asik dengan segala rangkaian kesibukannya selama di Inggris, bahkan Gana tak pernah membuang waktu hanya untuk sekedar bermain ponsel, pria tinggi itu memilih menggunakan ponsel ketika ia benar-benar merindukan Naka. Gana akan membuka room chat bersama pandu yg berikan penuh foto-foto Naka.
yah, berkat pandulah Gana masih bisa menerima semangat dari melihat begitu banyak foto-foto Naka yg di laporkan pandu setiap harinya. Naka terlihat indah.
hari demi hari berlalu, Pandu masih terus mengirimi Gana semua foto Naka yg ia abadikan dalam ponselnya, seperti hari ini terlihat bahwa kedua pria itu pergi mengunjungi kedai ice cream langgangan Gana dan Naka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Untuk Naka
Fiksi PenggemarGana tak pernah tau siapa dirinya namun ia tau pasti bahwa ia mencintai sang Adik