"Sayang, kamu udah selesai belum? sebentar lagi supir kita datang sayang" Gana masih asik merapihkan pergelangan kemejanya yg mencuat dari tuxedo hitam yg ia kenakan
malam ini adalah malam penting dimana galeri yg selama ini Gana perjuangkan akan resmi di buka. sejak berkuliah di Inggris, Gana tak dengan seenaknya menikmati fasilitas dari sang ayah, Tyo begitu saja. Gana aktif menjadi pelukis di pinggir jalan, melukis siapapun customer yg membutuhkan jasanya
Gana mengumpulkan beberapa uang yg ia dapat sebagai upah jasa melukisnya. awalnya memang tak ada seorangpun yg tertarik namun seiring berjalannya waktu, gana berhasil membuktikan bahwa dirinya begitu berbakat
"Bang, ini ga apa aku ikut?"
Gana tersenyum, memandang lembut ke arah pria yg terihat begitu menggemaskan dengan tuxedo senada dengannya itu, sedikit riasan di wajah Naka berhasil membuat pria itu terlihat semakin cantik, bahkan Gana bisa tau bahwa Naka menggunakan lipstik yg berbeda malam itu
"emang kenapa hm? kamu kan pacar abang, ikut aja, ayok" uluran tangan Gana bersambut, keduanya berjalan bersama seraya menggandengkan kedua tangan mereka satu sama lain
......Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, ballroom mewah disebuah hotel bintang 5 itu nampak mulai ramai dengan para tamu undangan yg tampil begitu elegan dan menawan.
dinding Ballroom dihiasi oleh sejuta karya lukisan yg indah yg tentu di dominasi oleh karya AG, seorang pelukis muda yg menorehkan kebanggaan bagi tanah kelahiran nya.
Arga Ganara, nama Kuas itu Gana ambil dari nama yg diberikan kedua keluarganya. G&N Galery berhasil mencuri perhatian setiap pecinta seni sejak awal launching nya, setiap lukisan yang Gana hasilkan begitu menyentuh hati siapapun yg melihatnya
sebuah lukisan gelas yg tengah di isi air itu seolah bercerita bagaimana seorang manusia harus mampu bertahan tak perduli seperti apa tempat nya, tak perduli bagaimana kondisi lingkungan nya. ada pula sebuah lukisan yg menggambarkan jam weaker besar dengan beberapa benang merah yang mengelilingi nya, terlihat simple namun siapapun yg menatapnya akan tau apa pesan yg berada dalam lukisan tersebut.
Gana tengah asik menyerahkan segelas sparkling water dengan potongan lemon sebagai hiasan gelasnya pada Naka. "jangan minum alkohol ya."
"hehehe iya abang"
Naka menyesap perlahan minuman di tangannya sementara kedua matanya asik bergrilya menatap ke segala arah memperhatikan setiap tamu undangan yg terlihat begitu mahal.
"Mr. Tyrone" kedua pria itu menoleh kearah suara. seorang pria paruh baya yg tampak menawan dengan seorang wanita yg Naka yakini adalah sekretaris pria tersebut. sesekali sang sekretaris membantu pria tua itu dengan menerjemahkan bahasa saat mereka tengah berbincang
"Thank you for cooming Mr. Edward" ucap Gana seraya menjabatkan tangannya pada pria bernama Edward itu.
"hi Miss Lina, long time no see" sambung Gana
"aku tidak tau jika acara mu ini begitu luar biasa Gan. setahun ya? keren"
"yeah begitulah, ini juga berkat dorongan dan dukungan Mr. Edward"
"no.. its not me. but you. you have such extraordinary abilities. Arga, I don't feel the slightest regret for investing all my money in your project. Remember to always tell me whatever you need, whatever it is, I will help you."
"oh thank you so much Mr Edward. i appreciate it"
Gana bergegas menggeser kan sedikit tubuh besarnya agar Naka yg sejak tadi berdiri di belakangnya itu terlihat. "Mr Edward. kenalkan ini Naka, kekasih ku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Untuk Naka
FanfictionGana tak pernah tau siapa dirinya namun ia tau pasti bahwa ia mencintai sang Adik