Hari ini adalah hari yang paling dinantikan oleh anak-anak lab jahit dan desain. Setelah beberapa hari kemarin mempersiapkan acara launching brand "Nusa Pelita" Yang mereka ciptakan sendiri. Perjuangan yang melelahkan akan mereka saksikan hasilnya hari ini juga bersama rekan guru dan yang lainnya.
Suasananya begitu sibuk, para panitia yang berlalu lalang mempersiapkan ruangan butik belum lagi panggung di depan yang begitu tertata. Persiapan yang cukup matang sehingga para tamu undangan yang mulai berdatangan tidak terbengkalai.
Kursi penonton sudah mulai terisi penuh, beberapa hal seperti musik sudah lama menemani mereka sambil menunggu acaranya dimulai. Melihat jam yang sudah menunjukkan pukul tujuh lewat empat puluh lima, para MC sudah mengambil tempat begitupun dengan pelakon lainnya yang akan tampil. Kemudian musik mengecil volumenya, lalu tampillah dua orang di panggung yang cukup mewah itu. Terlihat seperti panggung mewah padahal mereka sedang menghadap ke arah pintu ruangan yang akan menjadi butik mereka. Dekorasi yang cukup mendukung karna kebetulan pintu itu langsung menuju ke luar sehingga mereka dengan mudah mengalokasikan nya.Tepuk tangan riuh menyertai acara mereka yang berjalan dengan lancar. Acara pembukaan sekaligus peresmian program baru mereka ini begitu banyak pendukungnya dan mendapatkan respon baik di kalangan masyarakat sekolah. Beberapa anak-anak yang lain juga ikut menyaksikan dengan antusias acara tersebut. Hingga setengah hari mereka menemani hingga penghujung acara yang makin orang datang melihat-lihat acara mereka.
Puncak acara akhirnya selesai pada pukul dua siang yang ditutup dengan perayaan kembang api yang begitu meriah. Setelah acara selesai mereka sengaja tidak langsung buka karena harus mengkondisikan ruangan terlebih dahulu, belum lagi harus mengemas kekacauan setelah acara tadi.
“Ca! Tolong bantu bagian disana yaa!” suruh Elfi saat melihat Caca membereskan kursi yang berat.
“Iya kak.” Caca meninggalkan kerjaannya tadi pergi ke tempat yang pekerjaandisuruh Elfi.
Elfi pun menggantikan Caca yang tadinya dia suruh melakukan hal lain. Dirinya tidak tega jika Caca yang melakukan itu karna Caca baru sembuh sembuh dari dakinnya. Namun di kursi ke tiganya, seseorang menahan tangan Elfi untuk mengangkat kursi selanjutnya.
“biar aku ajah, kamu kerja di dalam biar gak capek!”
&&&
“Siapa ya yang ada di foto kemarin itu ya?” pikiran Vandi menemukan kejanggalan pada tempat kerja ayahnya kemarin..
Kemarin Vandi menemukan sebuah kotak cantik di ruangan papanya. Dia menemukan sebuah foto seorang wanita dalam kotak tersebut dan ada juga sebuah gelang yang terlihat sama seperti yang dipakai oleh wanita dalam foto tersebut. Terfikir dalam benaknya jika gelang itu couple.
“apa tanya mama?” pikirnya. “nggak nggak, gimana kalo itu masa lalu papa, nanti mereka jadi ribut? Haaahhh, mending gak usah dipikirin!”
Vandi bangkit dan meraih handuk di samping pintu kamar mandi. Mungkin mandi cepat bisa membuatnya lebih awal menemui sang kekasih. Baju yang sudah dia siapkan semalam, tergantung rapi menunggu segera dipakai. Malam yang spesial bersama kekasih sudah tercetak di angan-angannya dengan suasana yang romantis dan seru.
“Wow, malam ini harus terlihat begitu perfect!” antusiasnya ketika melihat dirinya di pantulan cermin kamar.
Tok tok tok
Ketukan di pintu kamarnya sedikit mengusik lamunan makan malam romantis. Dia meraih gagang pintu dan ternyata sang mama yang mengetuk pintunya.
“Kok udah wangi?” tanya mamanya setelah mencium wangi sabun dari tubuh anaknya itu. “Mau kemana?” Dia berjalan masuk mendorong pintu kamar Vandi yang hanya dibuka separuh itu.
Vandi tak menjawab, dia menggaruk kepalanya yang tak gatal. Bagaimana caranya menjawab pada mamanya jika dirinya belum pernah pergi berkencan. Perasaan takut dan bimbang jika mamanya akan melarangnya. Akhirnya dia memilih diam dan berpura-pura tidak mendengar.
“Ohhh mama tau sekarang,” ucap mamanya yang menemukan baju tergantung rapi di depan lemarinya. “Kamu pergi kencan yaa?“ sidiknya.
“Apa sih maa!” jawabnya dengan nada malas menutupi salting di wajahnya.
“Ihhh, kenalin dong sama mama! Jangan diumpetin gitu!”
“Belum juga jadian ma!” Vandi duduk di kasurnya setelah meletakkan handuknya.
“Oh jadi sekarang kamu mau nembak dia? Astaga, kamu itu harus dandan ganteng biar dia gak nolak kamu!”
“Iya ma, Vandi mau dandan dulu, mama tunggu diluar yaaa!” Vandi sedikit mendorong mamanya hingga keluar kamar untuk meminimalisir rasa saltingnya.
Ceklek...
“Huft....”
Vandi meraih ponselnya di atas meja yang bergetar karna sebuah notifikasi masuk.Stay tuned guys
Happy reading dan Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar yaaaa
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Terhalang Dendam (Segera Terbit)
Ficção Adolescente"Memang benar cinta itu butuh perjuangan walaupun akhirnya tak bisa saling menggenggam tangan," ucap onty Hida. Tangan Elfi begitu dingin dalam genggaman Hida karna takut dan cemas berlebih. Sedangkan air matanya turun bergantian seakan meluapkan am...