06

2.6K 99 0
                                    


Jujur, setelah Jaehyun-Jeffrey mengusak rambut brown milik Taeyong, hal itu membuat jantung Taeyong berdetak dua kali lebih cepat.

Ia memegang dada nya yang di bagian kiri.

'Aku tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya jika diperlakukan seperti itu oleh orang orang.. tapi mengapa dengan Jaehyun semua berubah begini?' Batin Taeyong.

Tak memperdulikan apapun, Taeyong berniat ingin menyiapkan pakaian untuk sang suami.

Setelah beberapa menit di dalam kamar mandi, Jaehyun keluar dengan handuk yang melilit tubuh bagian bawahnya.

Untung saja Taeyong sudah selesai menyiapkan pakaian untuk Jaehyun.

"A-ah, Jae.. aku izin keluar sebentar.. ingin menemui ibu.." ucap Taeyong gugup, jantungnya kembali berdetak dengan cepat maka dari itu ia harus menenangkan jantung nya sekarang.

"Baiklah, pargilah tapi setelah selesai bertemu dengan ibu, kembali padaku lagi" balas Jaehyun.

"Baiklah, aku pamit" ucap Taeyong lalu memberi hormat kepada Jaehyun dan pergi dari sana.

Jaehyun yang ditinggalkan hanya tersenyum kecil, ia tahu kalau Taeyong sengaja pergi keluar dari kamar hanya karena ingin menjauh darinya yang telanjang dada saat ini.

Dengan cepat ia mengambil pakaian nya dan memakainya, ia juga menata rambutnya sendiri.

Yaa sendiri, itu sudah peraturan, kalau keluarga kerajaan yang sudah memiliki pasangan hidup tidak diperbolehkan untuk merias dirinya dibantu oleh seorang perias, ia hanya dapat dibantu oleh pasangannya sendiri.

Untuk Taeyong, sebenarnya ia sudah tahu tapi ia belum siap saja.

Ditaman, Taeyong menatap kosong ke arah depan sambil memegang dadanya yang sedari tadi tak mau diam.

'Sial, kenapa tidak mau reda?!' Taeyong merutuki dirinya sendiri dalam batin.

Disaat yang bersamaan, kedua lelaki manis duduk di dipinggir Taeyong, membuat lelaki yang sudah memiliki tahta sebagai ratu itu sekarang berada di posisi tengah. Salah satu dari mereka menepuk pundak Taeyong pelan.

Yaa, sahabat Taeyong. Doyoung dan Ten.

Hanya berdua, tanpa Winwin. Jika bertanya lelaki manis nan polos itu dimana? Entahlah, dia menghilang secara tiba tiba.

"Yang mulia ratu Jung?" Panggil Doyoung.

Biarpun Taeyong itu adalah sahabatnya, tapi setidaknya harus sopan sedikit karena ia sadar sekarang Taeyong sudah menjadi ratu disini.

"Ratu Jung? Apa anda baik baik saja?" Sahut Ten.

Saat itu juga Taeyong sadar dari lamunannya, ia memukul bahu kedua sahabatnya dengan pelan, membuat keduanya terkejut.

"Yakk! Jangan memanggilku seperti itu" elak Taeyong tak terima.

"Shh, tapi biar bagaimana pun kau sudah menjadi ratu disini, kami harus menghormatimu" ujar Doyoung.

"Benar, jangan mengelak" lanjut Ten.

Taeyong menghela nafas lalu meraih tangan kedua sahabatnya untuk digenggam.

"Aku tidak suka, panggil seperti biasa saja.. aku mohonn" ucap Taeyong sambil menatap kedua sahabatnya bergantian dengan wajah memelas.

Kedua sahabatnya saling tatap lalu menghembuskan nafas berat.

"Huh, baiklah jika kau memaksa" ucap Ten pasrah.

"Yaa, kami tidak bisa melakukan apapun" sahut Doyoung.

KING • Jaeyong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang