─ nine

121 12 0
                                    

MISI HYOMI malam ini masih berkaitan dengan ramalan yang Rion temukan. ia hanya memburu makhluk dengan dirinya sendiri. Hyomi ingin merasakan memburu makhluk sendirian setelah 1 Tahun beristirahat.

dengan lincah gadis itu melompat dari satu atap gedung ke atap gendung lainnya. dengan dua belati di tangan. kecil namun beracun, sebab bilahnya mengandung sebuah mantra yang jika mengenai makhluk, dia akan lenyap.

akhirnya Hyomi tiba di sebuah gedung kosong lainnya. usut punya usut makhluk disini adalah makhluk yang meninggal karena kecelakaan kerja.

Hyomi memasuki gedung itu dengan berani. baru saja masuk, ia disambut dengan potongan tangan dan kaki manusia yang mengeluarkan darah. tulang-tulang mereka mencuat dari dagingnya, serat-serat otot mereka tercampur dengan kabel listrik dan juga tombol-tombol aneh.

Hyomi berdecih dan mual melihatnya. lantas ia masuk lebih dalam. di tengah lantai, ia menemukan sebuah bayangan hitam sedang merakit sesuatu.

"makhluk mesin, itukah kau?" seru Hyomi dan mengacungkan pedangnya. jujur saja ia tak terlalu suka pakai belati saat bertarung.

makhluk itu berbalik. kepalanya berbentuk manusia, namun tangan dan kakinya mesin. badannya setengah manusia dan mesin.

tanpa basa-basi, makhluk mesin mengulurkan tangannya. jari-jari yang terdiri dari serabut otot saraf dan kabel-kabel itu membuat Hyomi agak mual.

robot-robot manusia ciptaan makhluk mesin mulai berdatangan. kira-kira jumlahnya delapan buah. Hyomi mengeluarkan pedangnya, mengetes, dan maju kedepan.

satu persatu kabel, saraf, otot, tulang, ia potong. kepala mereka ia penggal, besi kokohnya ia goreskan. sehingga semua benda aneh yang dirakit asal-asalan itu jatuh ke lantai.

"tandinganmu bukan aku," kata Hyomi dan terkekeh ketika melihat makhluk mesin gemetar saat jubah Hyomi berkibar dan menunjukkan lambang pengusir makhluk Gwido berwarna ungu yang menyala.

"kamu lihat lambang itu, maka mundurlah." dengan santai Hyomi maju dan menikamkan belatinya ke dada si makhluk. dia menggerang, dan perlahan menghilang.

"oke, selesai satu. waktunya aku menikmati pemandangan." Hyomi menyakukan belatinya dan berbalik. saat itu juga ia mendengar suara si goblin hijau yang melengking: "disana! energi makhluknya kuat disana!"

Hyomi tersenyum melihat mereka. ia memakai jubahnya dengan benar, memadamkan nyala terang lambang organisasi Gwido dibelakangnya. lantas tudungnya ia naikkan, dengan santai keluar dari gedung itu.

"ah? energinya hilang." si netra hijau; Kanglim, melirik ke sekeliling sehingga menyadari keberadaan Hyomi yang berjalan sambil menunduk.

"tunggu dulu. siapa kamu?" tanya lelaki itu, mendekati Hyomi. Hyomi tersenyum. mereka tidak mengenalinya?

"bukan siapa-siapa. aku hanya sedang berjalan-jalan di sekitar sini." Hyomi berbicara. agak merubah suaranya sedikit. ia tersenyum ketika Kanglim menurunkan pedangnya dan membiarkan Hyomi pergi.

"kau yakin, Kanglim? dia nampak mencurigakan." Hari mendengus. dan respons Kanglim hanya sebuah gelengan.

"aku merasakan... energi." katanya. "energi... yang...."

****






















"WOAH, HEBAT." seorang gadis berambut hijau lumut yang diikat satu keatas bertepuk tangan ketika mendengar Hyomi bercerita. gadis itu memakai jubah organisasi Gwido yang sama dengan Hyomi. yang membedakan hanya pakaian utama mereka. si gadis yang bertutur memakai sebuah kaus pendek diatas perut dan rok pendek, pahanya ditutup oleh kaus kaki hitam panjang.

"apanya," Hyomi mendengus. "Chungha, apa kamu yakin ini tidak apa-apa? orang itu berada di organisasi yang sama. denganku. juga, kalau kamu ketahuan..."

"diam, Hyo." Kim Chungha, si gadis berambut hijau lumut itu menutup mulut Hyomi dengan tangannya. "menurutku itu bagus. kamu bisa memanfaatkannya untuk menjalankan misimu."

"oke, terserah pemikiranmu saja. kalau aku ketahuan ikut organisasi satunya, aku akan dijauhi, b*ngsat!" Hyomi menampar pipi Chungha pelan.

"awh," gadis itu mengaduh. "iya juga. jadi, apa rencanamu selanjutnya? kalau mereka sudah tahu dalihmu, pasti mereka akan menjauhimu dan mulai melakukan analisa secara diam-diam. kamu harus berhati-hati."

"itu intinya, apalagi kepada..."

"yah, aku tahu. orang kedua organisasi itu sudah bermusuhan dari zaman batu. aku tak heran. yang aku heran, kenapa dia bisa..."

"diam."

"... aku belum mengatakan apa-apa, Hyo."

"aku tahu perkataanmu selanjutnya, dasar lumut b*jingan."

"santai," Chungha terkekeh dan merangkul sahabat dekatnya itu. "hei, Hyo. aku takkan masalah jika kamu ikut padanya. asalkan jangan oversharing, sih."

"haaaaah, entahlah. jika organisasinya benar-benar memburuku, aku harus apa selain menjauh? lagipula kamu tahu, 'kan, sedari dulu aku tertarik dengannya."

"itu tahu... Hahaha!"

"aaaaaah, br*ngseeek!"

Hyomi dan Chungha tertawa bersama malam itu, dibawah bulan yang mulai tenggelam dan digantikan matahari pagi.

𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐔𝐒 [shinbi's house]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang