𝐄𝐩𝐢𝐥𝐨𝐠

58 8 0
                                    

" KANG HYOOOOOOOMIIIIIIII ..."

"pelankan suaramu, Sara," Hyomi tersenyum pahit dan mengaduh saat Sara menerjangnya dengan sebuah pelukan seerat belenggu.

"kamu! aku berjaga di markas Aegis semalaman, dan kamu mengalahkan Han Runa sendirian! Tuhan, ini tidak adil!" rengek Sara dalam pelukan Hyomi. sedangkan Hyomi hanya bisa menenangkannya dengan elusan-elusan lembut.

"yang penting aku tidak mati, Sara." ujar gadis itu, dan terkekeh melihat Sara yang masih sibuk mengelap air matanya.

"G*BLOK! AKU JUGA INGIN MENGINJAK─⁠─MPPH!"

"pelankan suaramu, Hyomi akan terganggu." dengan nada jengkel, Rion menyogok Sara dengan sepotong roti baggle besar, membuat gadis bersurai merah itu tersedak sebelum menggigit rotinya.

"haha, tidak masalah, Rion." ujar Hyomi dan menghela napas. "kita benar-benar menang, ya."

"tentu!" Shinbi tersenyum dan mengangkat tangannya arogan. "ini berkat ..." melihat tatapan sinis dari semua orang (kecuali Hyomi, Kanglim dan Gaeun), Shinbi berdehem, "... Hyomi!"

tatapan semua orang kembali normal pada saat itu. mereka semua mengadakan pertemuan setelah Hyomi membunuh Han Runa pagi itu. ini adalah 2 hari setelah Hyomi mengaku sudah pulih.

"oh, iya." Rion teringat sesuatu dan menoel bahu Hyomi. gadis itu melirik, masih mengunyah sebiji anggur yang merupakan favoritnya.

"Hyomi, um," Rion terkekeh kikuk, dan mengetukkan dua jari telunjuknya seperti memohon. "bisa kita bicara sebentar ... di depan apartemen?"

Hyomi menelan anggurnya dan mengangguk. "tentu, ayo. teman-teman, aku dan Rion akan segera kembali~" Hyomi berseru dan semua menanggapi dengan 'ya'.

setelah Hyomi dan Rion menjauh, Doori dan Shinbi memulai gosip mereka. "apakah mereka berkencan selama ini?"

"mustahil. mereka baru kenal."

"tak menutup kemungkinan, sih."

semuanya ikut bergosip dengan Shinbi dan Doori, terkecuali Kanglim dan Gaeun yang saling bertatapan pasrah atas tindakan mereka.

****











JAM BARU menunjukkan pukul tujuh pagi hari itu. sekolah libur, itu sebabnya mereka leluasa untuk berkumpul dan mengobrol sampai kapanpun yang mereka mau.

Hyomi dan Rion berhenti didepan pintu apartemen Shinbi. Hyomi dengan serius menatap Rion, sedangkan lelaki itu menatap kemana-mana seperti gelisah.

"ada apa?" akhirnya Hyomi buka suara. Rion meliriknya, dan tertawa canggung seolah menyembunyikan sesuatu.

"duh, bagaimana bilangnya, ya ..." lelaki itu mengerjap dan tertawa lagi, wajahnya memerah seiring waktu dan akhirnya menghembuskan napas.

"aku kurang yakin dengan jawabanmu. tapi ..." Rion akhirnya berbicara dengan serius, tanpa tertawa dan melirik gelisah ke samping lagi.

"... sejak kali pertama kita bertemu, rasanya ada yang beda dengan kehadiranmu ..." sambung Rion. membuat Hyomi mengernyit dan tertawa kecil setelahnya.

"apa itu? kau sudah menebak bahwa aku mengikuti organisasi kriminal?" Hyomi bergurau, membuat Rion menghela napas.

"aku serius, Hyomi." iris biru si lelaki menatap lama-lama pada netra ungu Hyomi. "demi Tuhan. sejak bertemu denganmu pertama kali ... rasanya beda. dan aku seperti ... tertarik, denganmu. sedikit, saja."

mata Hyomi melebar mendengar pengakuan tak terduga dari Rion ia mengangguk, dan tersenyum. "lanjutkanlah. akan aku dengarkan."

Rion menarik napas. ia mengepalkan tangannya, dan menarik tangan Hyomi. dikecupnya punggung tangan gadis itu.






"Kang Hyomi. dengan segala rasi bintang dan bentala, aku sungguh─⁠─sangat menyukaimu."






Hyomi mengerjap sebentar dan tertawa, menatap iris Rion dalam-dalam.

"tak kuduga. terima kasih. kujawab iya untuk perkataanmu itu, Rion."

=============================

𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐔𝐒 [shinbi's house]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang