─ twenty two

91 8 0
                                    

HARAPAN HYOMI benar-benar hilang saat ini. air matanya terus dibiarkan mengalir, sementara tubuhnya dimainkan sesuka hati Han Runa. tidak, wanita itu tak punya hati.

Hyomi terisak makin dalam. harapannya menang sudah benar-benar pupus begitu saja, hanya dengan sebuah cemooh yang tak begitu berguna.

Hyomi sebenarnya sangat sensitif dengan yang namanya 'teman'. bagaimanapun, gadis itu sudah diasingkan sedari kecil, hanya karena ia berkata hobinya adalah membaca dan bermain pedang. sementara anak-anak lainnya berkata hobi itu seperti berias, bermain gim, atau bermain mobil-mobilan.

Hyomi sebenarnya sudah tak peduli dengan keanehannya. ia hanya ingin hidup dan balas dendam untuk ibu dan ayahnya.

setelah puas membuat Hyomi bergelantung, Han Runa lantas melempar Hyomi ke sudut trotoar. hantaman keras pada punggung gadis itu membuatnya menjerit kesakitan.

Hyomi perlahan mendongak. melihat Han Runa yang hendak mendekatinya. wanita itu benar saja mengambil Hyomi lagi dengan tangan besarnya, dan menggoyangkan bahu gadis itu seolah ia adalah sebuah manekin menyedihkan.

"ini katanya, seorang gadis yang terlahir dengan kekuatan cahaya yang lebih diatas pengusir makhluk, dan kekuatan kegelapan yang setara dengan 2 gabungan raja makhluk. agak menyedihkan."

Hyomi dilemparnya lagi ke tanah. ia sudah tak kuat lagi, luka dimana-mana dan mulutnya mengeluarkan darah banyak sekali. punggungnya diinjak-injak, sehingga ia yakin bahwa tulangnya akan patah.

"cih, menyedihkan. dasar pengkhianat! kau sudah berjanji kepada organisasi Midnight Dream dan mengabdi selama lebih dari 3 Tahun, bukan? dimana janjimu, t*lol?"

Hyomi terengah, nafasnya sesak dan ia yakin, bahwa ini akhir dari hidupnya. ia tak yakin kalau nama 'Kang Hyomi' yang dicantumkan adalah dirinya. ada banyak yang bernama Hyomi dan ia mungkin salah satunya.

ditendangnya Hyomi bagai bola kuat-kuat. sehingga gadis itu terkapar, lemah. lelah. tak bisa berbuat apa-apa lagi selain merintih dan berandai Surga itu semacam apa.

ia juga tak yakin apakah ia akan masuk Surga ataukah tidak.

"nah, sekarang," Han Runa mengeluarkan sebilah pisau dari rok span pendeknya. "ayo, kita mulai. aku sudah puas bermain dengan─⁠─"










BRAK

"JANGAN SENTUH WANITAKU, BR*NGSEK!"

"KARTU SAFIR, TUJUH TOMBAK CAHAYA!"












tujuh tombak berwarna biru muda itu menghujami Han Runa, membuat pisau yang dipegangnya jatuh dan terlontar entah kemana. tangan-tangan bayangannya juga perlahan mulai menghilang akibat serangan bertubi-tubi dari si empunya kartu safir biru.

Hyomi mendongak, setengah sadar karena lukanya memang sangat parah. ia melihat figur tinggi seorang lelaki berdiri didepannya, dan menyiapkan mantra.

pendengaran Hyomi kurang jelas; yang penting, sekarang, ia melihat Han Runa ditahan dengan sebuah rantai berlambang bintang Aegis.

"R-Rion?"

yang dipanggil menoleh kebelakang. ia tersenyum, berbalik, dan mengelus mata Hyomi pelan.

"ya. ini aku."

****


















jangan sentuh wanitaku, br*ngsek.

perkataan itu terngiang di kepala Hyomi, berputar-putar bagaikan mobil yang sedang balapan di sirkuit. jantung Hyomi rasanya berdetak tak karuan, dan tak bisa dihentikan dengan mudah.

𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐔𝐒 [shinbi's house]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang