Tubuh Besi dan Tubuh Peledak

276 19 3
                                    

Halloooo *bow* saya kembali dengan membawa Joseph di mulmed:') *maafkan gayanya*

Happy reading:D

***

"Jadi, yang mana dulu yang akan kita lumpuhkan?"

Ketiga musuh di depan Joseph tercengang dengan melihat penampilan lelaki di depan mereka. Tampak seluruh badan Joseph dilapisi besi kuat dan berbagai macam senjata mulai datri pedang hingga sebuah lubang di tengah dadanya. Bisa dipastikan, itu pasti lubang untuk mengeluarkan sebuah alat ledak mematikan.

"Hm, semua sekaligus?"ucap Arry yang masih takjup dengan visual Joseph saat ini.

Ketiga musuh di depan mereka langsung waspada setelah mendengar kalimat Arry. Mereka tidak boleh jatuh dan membiarkan musuh mereka masuk ke dalam segel Xicon dan menghentikan rencana mereka.

Joseph menembakkan sebuah senjata dari tangannya. Dengan lihai Tiga Serangkai itu menghindar. Tetapi tidak hanya sampai di sana. Joseph tetap menembakkan senjatanya dengan membabi buta. Membuat ketiga musuh mereka kewalahan.

"Menyebar!"sahut Roon kepada kedua rekannya.

Dich dan Thania dengan lihai tetap menghindar. Tidak dapat memberikan perlawanan pada serangan Joseph kecuali dengan menghindar.

"Sial. Si tubuh besi itu tidak habis-habis pelurunya!"teriak Dich. Lelaki itu sudah terluka sedikit dan tangannya yang cedera kembali berdenyut karena menghindar dari serangan Joseph.

"Dia hanyalah potongan besi. Pasti dia memiliki sebuah pusat untuk mengendalikan keseluruhan tubuhnya. Aku yakin itu,"ucap Roon saat mereka bersembunyi di balik bongkahan batu.

"Di mana? Menurutku dia bukan mayat hidup. Tapi memang merubah tubuhnya menjadi mesin. Jadi tidak ada pusat pengendaliannya. Dia hanya memakai otaknya. Sama seperti manusia normal," jawab Thania menerka.

"Benar juga. Tubuhnya keseluruhan hanya senjata. Tidak ada sebuah selubung untuk menyimpan jantung atau sebagainya."

Duaaarr!!!

Setelah Dich selesai berbicara, mendadak sebuah ledakan tidak dapat mereka hindarkan. Joseph menghancurkan persembunyian mereka!

Dan hal ini membuat Dich yang kurang cekatan menghindar menjadi korban.

"Dich!" Thania berteriak setelah tahu Dich tidak dapat diselamatkan.

"Baru satu,"ucap Arry tegang.

Qya memandang kejadian di depannya. Sebuah kematian. Dia dapat merasakan bagaimana kepedihan kedua rekan Dich yang mengetahui bahwa rekan--oh bukan-- teman seperjuangan mereka telah menghembuskan nafas terakhirnya.

"Joseph, bisakah kita tidak membunuh mereka? Bagaimana kalau kita berkompromi saja?"tanya Qya perlahan, yang memandangi Thania yang sudah berlari, ingin menyelamatkan Dich.

"Apa?! Mereka tidak bisa berkompromi Qya!"jawab Arry dengan tegas.

"Kamu nggak tahu. Kamu nggak merasakan kepedihan mereka!"balas Qya. Seketika Aryy dan yang lainnya menegang.

"Mereka, mereka...." belum selesai Qya menyelesaikan kalimatnya, Thania sudah bergerak maju tanpa bisa dicegah oleh Roon.

"Mati kalian!!!" Wanita itu berteriak lantang sambil menghunuskan pedangnya ke arah Joseph. Tujuannya, kepala Joseph!

"Sial!" Joseph yang tidak siap dengan serangan itu menjadi lemah. Membuat Qya dengan spontan menahan serangan Thania!

"Thania... aku mohon hentikan. Aku tahu bagaimana perasaan kalian bertiga. Kau bisa bergabung dengan kami. Menata kehidupan yang baru. Memulai semuanya lagi. Tidak ada kata terlambat. Untuk apa kalian mengabdi pada sesuatu yang salah?"

May I Look Into Your Eyes?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang