Hal yang Berharga

830 63 5
                                    

"Tiup lilinnya, tiup lilinnya...."

Fiuuuuhhh.... Qya meniup lilin berangka 6 yang ada di depan matanya. Senyum indah Qya tercetak di wajahnya. Lesung pipi di sebelah kanan wajahnya membuatnya terluhat makin imut. Apalagi dengan binaran matanya yang berwarna hijau zambrud itu.

Setelah menyuapi orang tua dan ketiga kakaknya, mereka satu persatu pun mulai memberi Qya kado.

"Ini dari Bang Dannis, Bang Daniel, sama Bang Yovi. Ayo dibuka,"ucap Dannis sambil menyodorkan kado itu ke Qya. Dirinya langsung senang menerima kotak besar dengan bungkus kado Hello Kitty itu.

Qya membuka kadonya dengan semangat. Ternyata sebuah tas Hello Kitty!

"Makasih abang-abangku yang ganteng! Qya sayang sama kalian."

"Hu, kalo di kasih Hello Kitty aja baru kita disayang,"timpal Yovi.

Dannis dan Daniel tumbuh menjadi seorang kakak yang sangat melindungi adiknya. Dannis yang cakap sains ini sangat bertolak belakang dengan Daniel yang anti akan buku tebal dan hitungan, tapi lebih suka dengan hal yang berbau kebebasan. Walaupun sudah kelas 3 SMA, dibalik kesibukan mereka, mereka masih memyempatkan diri untuk merayakan ulang tahun sang adik.

Begitu pula dengan Yovi. Walaupun masih kelas 5 SD, tapi dia sudah mau iuran dengan kedua kakaknya.

"Ayo, ayo! Sekarang kado dari papa yang dibuka." Nino memberi kado pemberiannya lada Qya. Kotak kado itu terlihat lebih kecil dari kado ketiga abangnya. Tapi kotak itu tampak lebih memanjang.

Dengan sigap, Qya membuka kado tersebut. Betapa terkejutnya dia saat melihat sesuatu yang ada di depannya. Sepasang sepatu kets pink yang sudah lama dia inginkan. Karena saat itu ukurannya belum ada yang pas,membuat Qya membatalkan niatnya untuk membeki sepatu itu.

"Papa! Bagus banget papa!"

"Dicoba dulu sepatunya. Ayo, sini papa pasangin."

Bagai Cinderalla yang dipakaikan sepatu kaca di kakinya, Qya memandang wajah ayahnya haru. Lelaki berusia 40 tahunan itu bisa ingat apa yang dia inginkan beberapa bulan lalu. Apalagi, sepatu itu terlihat sangat pas di kaki Qya.

"Makasih banyak Papa!" Qya memeluk papanya erat.

"Nah, sekarang kado dari mama. Ini." Mia memberi Qya sebuah kotak kecil warna perak kepada anak perempuannya itu. Qya menatap heran kado dari sang Mama. Bagaimana tidak? Kado itu terlihat kecil dibandingkan dengan kado dari amggota keluarganya. Bahkan kado dari temannya.

Mengetahui arti pandangan Qya, sang Mama langsung mengusap lembut kepala anaknya. "Ayo dibuka. Walaupun kecil, tali isinya tidak akan sekecil yang kamu bayangkan gunanya."

Perlahan Qya membuka kotak itu. Bola mata hijau zambrudnya langsung merekah melihat sesuatu yang ada di dalam kotak itu. Qya mengeluarkannya. Sebuah kalung dengan bandul 'Q' yang menggantung di kalung perak itu.

"Mama! Mama memberiku kalung!"

"Mama harap, kalung itu akan menjadi sebuah benda yang sangat berharga padamu. Sama dengan berharganya kamu dimata kami semua. Mama harap, kamu selalu panjang umur dan sukses sayang. Kamu sangat-sangat berharga bagi mama, papa,dan abangmu ini. Selamat ulang tahun sayang." Mia mengecup kepala anaknya itu, dan memasangkan kalung itu di leher putrinya.

***

Halo selamat pagi:)

Mungkin ceritanya masih kisaran bagaimana keadaan keluarganya ini. Di bab selanjutnya insyaallah bakal mulai plot ceritanya.

Jangan lupa vote dan comment-nya:):):)

May I Look Into Your Eyes?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang