"Kalian duluan aja, gue ke UKS bentar. Nanti nyusul" ujar Athalla kemudian mengambil langkah ke ruangan itu tanpa persetujuan dari teman-temannya.
Melirik sekilas, Justin kembali melanjutkan langkahnya, ia berjalan di barisan ke dua seraya menggendong Ellara di punggungnya, dengan Herin yang memimpin sementara si kembar kematian berjalan waspada dibelakangnya.
Mereka sampai didepan pintu lift, Herin melirik sudut atas bagian dalam lift tersebut, ada sebuah cctv terpasang dengan posisi yang sangat strategis.
Gadis USA itu mengeluarkan sebuah kerikil dari dalam sakunya, dengan tenang dan penuh hati-hati ia melemparnya hingga mengenai cctv itu dan arahnya berubah.
"Oke, aman. Ayo masuk" komandonya.
Mereka masuk ke dalam lift kemudian bertumpuk mepet ke dinding dekat pintu agar tak terbaca oleh cctv.
Begitu mereka sampai ke lantai tiga, tempat kamar Ellara--mereka berjalan cepat namun juga waspada.
Barangkali Herin memang merasa rencananya sudah sangat matang. Bisa dilihat dari senyum tipis yang gadis itu tunjukkan.
Tetapi... Bukankah mereka melewatkan satu titik???
Zee meraih tangan Ellara begitu mereka sampai didepan kamar gadis Raslend itu, menempelkan jempolnya pada pintu yang diakses dengan sidik jari.
Lampunya berubah hijau, kemudian Herin menarik gagang pintu dan tanpa banyak bicara mereka masuk ke kamar Ellara. Merebahkan gadis itu di ranjang kemudian tak lupa mengabari Athalla.
Bellerophon
Xavriel Zen
Kamar 404 lantai 3.Athalla Nashmith
Oke. Lima menit gue sampai.Xavana Zee
Cctv di lift 1.
Lorong lantai satu ada lima.
Lorong lantai dua juga lima.
Pojok lift ada 1.Athalla Nashmith
Thanks.🌷
Sementara Athalla yang baru saja sampai di UKS pun mengantongi ponselnya setelah membaca pesan di group. Membuka pintu dengan hati-hati, melirik setiap sudut, memastikan apakah ada cctv.
Hanya ada satu cctv. Tepat pojok kiri ruangan, memperlihatkan seluruh isi ruangan tersebut.
"Sinar infrared-nya mati" gumamnya. Berarti aman.
Tanpa ragu Athalla menyelonong masuk dan menggeledah lemari obat. Tanpa sengaja matanya menangkap rak buku ditepi dinding, kedua kakinya melangkah untuk mendekati rak tersebut.
Ia meraih sebuah buku mengenai jenis-jenis bius, efek samping dan cara mengatasinya. Setelah merasa mengerti, ia kembali fokus pada lemari obat. Mencari obat yang mungkin bisa menolong Ellara saat ini.
"Nicee!!" pujinya sendiri kemudian mengambilnya tak lupa sebuah suntikan kemudian kembali berlari keluar UKS untuk menyusul teman-temannya.
"Athalla Nashmith Ravansblod"
Spontan sang pemilik nama menghentikan langkahnya. Ia berbalik, mendapati seseorang dengan topeng rajawali beserta kostum hitamnya berdiri tegak menghadapnya.
Tatapan Athalla menajam, menatap intimidatif, penuh selidik dan juga waspada. "Lo siapa?"
Orang itu terkekeh pelan, kemudian ia maju mendekat pada Athalla. "Gue peringatkan, hentikan rencana gila kalian!" ujarnya tenang namun penuh penekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BELLEROPHON
Mystery / Thriller"Surat peringatan? Kenapa cuma gue dan Zen yang gak dapat?" "Apa motif mereka ngirim surat ini?" "Gue rasa ini ada hubungannya sama kasus Shania." "Shania Zoe Araneils maksud lo? Gak mungkin lah, kasusnya 'kan udah beres. Dia bunuh diri, kan?" "Lo p...