12. UNO Game

15 7 46
                                    

Alryder membuka laptopnya di dalam mobil. Jemarinya dengan lincah menari-nari diatas keyboard. Ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya. Dan harus ia selesaikan.

Saat hendak memulai aksinya, sebuah pesan masuk ke e-mail miliknya. Dengan alamat pengirim adalah Fogt@gmail.com, alisnya terangkat membuka pesan tersebut.

Kembalilah, Pak Direktur. FBI sedang tidak baik-baik saja.

Apa-apaan pesan ini?! Alryder terkekeh. Apakah ini ulah oknum-oknum yang ingin menghalangi jalannya rencana mereka disini? Jikalau iya, siapa dan apa alasannya?.

Drrtt!!

Ponselnya berdering tanda ada panggilan masuk. Layar menampilkan nama Manager yang mengatur keamanan sistem di organisasi ini

"Ada apa?" tanya Alryder to the point begitu telepon mereka terhubung.

"Sistem kita di-hack oleh seseorang, Pak! Bukti 'S' hilang. Dia menghapusnya dari sistem"

Rahang Alryder mengetat, tatapannya menyorot tajam, tangannya terkepal erat.

"Sialan!" desisnya tajam.

"Berani-beraninya meretas sistem FBI?!"

Tidak ingin larut dengan amarah yang tidak berguna. Pria paruh baya itu dengan cekatan menggali informasi mengenai si pemilik alamat e-mail.

Bukti 'S' hilang, memicu kemarahan seorang Pria Raslend ini. Bukti-bukti tersebut adalah hal yang sangat mereka rahasiakan dari publik.

Jikalau sampai bocor... Tidak hanya nama FBI yang akan rusak dimata umum, tetapi juga nama baik keluarganya akan hancur seketika.

"Jangan bermain-main dengan Raslend, tikus kecil!"

🌷

Alhasil setelah perdebatan panjang dengan gadis arogan keras kepala ini, Athalla memutuskan untuk menggeretnya menuju laboratorium rahasianya yang terletak di gang miroh.

"Si anjir! Pelan napa?! Yang lo tumpangin tuh cewek! Bukan kentang goreng!" seperti biasa, cewek macam Ellara ini gak afdol kalau gak misuh plus sensi sehari saja.

"Ya emang bener lo kaum kentangers, kan?"

Sialan Athalla! Cowok itu tidak pernah kapok mencari masalah dengan Ellara yang jelas-jelas bergelar Annabel berjiwa Suzzana:v.

Alhasil Ellara menabok lengan Athalla yang mengemudi di sampingnya. "Anjir sakit, cok! Lagian kayak lo gak pernah ngebut aja kalo nyetir" balasnya sinis.

Tak lama mereka sampai didepan bangunan rumah yang tampak lama terbengkalai. Menurut informasi dari cowok Inggris ini, rumah ini dulunya milik seorang pedagang dari Timur Tengah yang sudah meninggal lima belas tahun lalu.

Entah apa yang dipikirkan Athalla hingga membeli tempat ini.

Keluar dari mobil, cukup lama Ellara terpaku menatap bangunan didepannya. Cat yang mulai mengelupas, rumput liar bertebaran dihalaman, bahkan dindingnya pun mulai ditumbuhi tanaman menjalar.

"Lo tahu darimana rumah ini?" tanya Ellara menatap sekeliling begitu mereka memasukinya.

"Gue minta daddy beliin bangunan buat jadi laboratorium gue dan tempatnya harus tersamarkan. Dan, ya! Dia milih rumah ini"

"Kayak tempat syuting film The Conjuring, anjir..." komentar Ellara membacot tidak berfaedah.

"Ayo, yang lain udah pada nunggu!" ajak Athalla kemudian menarik tangan Ellara menuju laboratorium yang terletak di ruang rahasia di bawah tanah.

BELLEROPHONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang