4. Harus sakit

69 2 0
                                    

♡♡♡

Seperti hari biasanya, Reshel bekerja dengan giat. Walau ia calon istri sang ketua cabang di restorannya dan calon menantu pemilik restoran ternama Food again yang ia kerja sekarang tak merubah kegiatan Reshel sama sekali.

"Reshel, ini waktu kamu istirahat," peringat Mba Nana.

"Iya Mba tanggung, lagi rame juga pelanggan," jawabnya.

Mba Nana hanya mengangguk pasrah, Reshel selalu begitu, jika Restoran ramai ia rela berkerja berkali-kali lipat.

"Tin, pelayan kita kayanya kurang. Kamu tolong antar beberapa makanan ini ya," Suruh Reshel dengan sopan kepada Fatin juniornya.

"Oke Shel," jawab Fatin dengan sigap. Meski Fatin juniornya, mereka seumuran.

Reshel kembali sibuk dengan pekerjaannya, berkali kali menuang bumbu ke masakan. Sibuk mengoseng-oseng masakan, hingga jam istirahat Reshel terlewat. Ia melewatkan makan siangnya.

"Reshel." panggil seseorang.

Kegiatan Reshel terhenti kala suara yang sudah tak asing memanggilnya.

"Iya Pak?" tanyanya.

"Keruangan saya setelah selesai menyediakan satu hidangan." ucap Aklan.

Reshel mengangguk, "Baik Pak," jawabnya.

"Bagas, tolong selesain beberapa hidangan lagi. Gua keruang Pak Aklan dulu." Ujar Reshel meminta tolong.

Reshel melepas Hat Cooknya dan celemeknya. Ia melangkah menuju ruangan Aklan.

Reshel mengetuk sekali pintu ruangan tersebut, lalu masuk dengan sopan. "Iya Pak ada apa?"

"Disini cuma ada gue sama lo."

"Iya Aklan, ada apa?" ulangnya.

Reshel sudah sedikit terbiasa memanggil Aklan tanpa embel-embel Pak.

"Bagaimana dengan hubungan kita? beberapa hari lagi kita akan menikah, kamu ingin di adakan besar-besaran atau seadanya?"

Reshel menalan salivnya kasar, Aklan ingin membahas ini?

"Jangan lama mikir."

"Saya-"

"Gausa saya anda, kan gue udah bilang." potong Aklan.

Yatuhan Reshel selalu salah di mata Aklan.

"Aku ikut kamu aja. Tapi sebaiknya seadanya kalo kamu ngga mau privasi kamu terganggu."

"Gue bakal adain pesta pernikahan kita besar-besaran." Putus Aklan.

Reshel mengumpat dalam hati. Kalo gitu ngapain nanya gua? batinnya.

"Tapi-"

Aklan menatap tajam Reshel "Apa?"

Reshel menggeleng.

"Belajar ngga gugup, gue gamau semua orang tau kalo gue maksain ini semua. Lo harus bantu gue."

"Bantu?" bingung Reshel, alisnya menyatu.

RESHEL Where stories live. Discover now