*****
"Terkadang, pertemuan dan perpisahan itu terlalu cepat. Namun, kenangan dan perasaan tertinggal terlalu lama"
*****
Sedari tadi ada yang memperhatikan ashel dan salah satu dari mereka tersenyum melihat wajah ashel, "dia" ucap Adel dengan pelan.
Ya aku bisa melihat ashel bersama Chiko, rasanya perjuangan kita sia-sia shel, nyatanya kamu masih kembali lagi bersama dia, "ah dia pasti orang yang buat Lo sampe kayak gini kan?" Ya apa yang diucapkan oleh Ara memang benar adanya. Ashel lah orang yang membuat aku seperti ini.
"Iya dia ashel, perempuan yang hadir dan merubah banyak hal didalam hidupku" jangan protes tapi memang itulah kenyataannya.
"Gue rasa kalo Lo balik dan berdiri didepan dia, dia pasti lupa ama Lo" celetuk Ara dengan menatap santai Adel.
Apa maksudnya? Jelas-jelas ashel mengingatku, "ngaco Lo" jawabku dengan sedikit kesal.
"Haha" aku mendengar Ara terkekeh mungkin dia sekarang tengah meledekku, "coba aja kalo Lo ngga percaya. Dia amnesia Del".
Deg!
Ngga mungkin, dia amnesia. Tapi seingat ku, pas kita jatuh ashel terpental cukup jauh dan bisa saja itu terjadi. "Ini salah gue" ya kalo aku tidak mengajaknya pergi mungkin saja dia tidak akan amnesia seperti ini.
Ara tersenyum tipis mendengar itu, "ngga perlu menyalahkan diri Lo dalam masalah ini Del, intinya Lo dan dia sama-sama salah. Gue cuma mau Lo kembali dan bantu dia mengingat semuanya" ucap Ara sambil merangkul pundak Adel.
Mendengar itu aku menundukkan kepalaku, bagaimana bisa aku membantunya, yang ada aku akan dihajar dan diusir oleh papinya ashel. Ngga mudah pasti akan banyak halangan yang membuat gue susah untuk bertemu dengannya lagi, "ngga mudah Ra".
Wajah Ara berubah menjadi malas, "eh bego kalo Lo emang sayang sama dia, Lo buktikan kalo Lo bisa membantu dia. Gue tau jalannya ngga mudah tapi bukan berarti mustahil. Lo yang dia tunggu walaupun dia ngga tau nunggu siapa" jelas Ara dengan panjang lebar.
Iya sih benar juga apa yang diucapkan oleh di bego ini, Del Lo harus bantu dia sebagai tanda permintaan maaf dari Lo. Ya itu jalan satu-satunya, aku tersenyum kearah Ara, "iya Ra".
Ara menepuk pundak Adel dengan tersenyum manis, "yaudah kita harus berpisah sekarang. Lo harus kembali ke diri Lo lagi" kata Ara.
Adel menganggukkan kepalanya, bayangan Adel sedikit memudar dan itu membuat nya kaget, "jangan takut Lo bakal sadar setelah ini" ujar Ara yang mencoba menenangkan Adel.
"Makasih Ra" aku mengucapkan ini tulus.
Ara menganggukkan kepalanya, "sama-sama, ingat kembalikan ingatan dia Del".
"Pasti Ra" teriakku, "sampai bertemu lagi Ra" jujur aku melihat setengah badanku sudah mulai menghilang sekarang.
"Ya kalau semesta mengizinkan kita bertemu lagi" jawab Ara yang juga berteriak. Ara tersenyum melihat bayangan Adel yang sudah menghilang sepenuhnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA KITA {DELSHEL} [End]
Teen FictionAdel seorang siswi di SMA yang terkenal dengan dingin, cuek, bahkan irit ngomong karena masa lalu membuat nya seperti ini. Tapi dia bisa menunjukkan sisi lain dalam dirinya saat dia bersama teman-temannya. Tapi ada yang lebih bisa membuka sisi lain...