chap 25

2.4K 100 0
                                    

**✿❀ 𝑠𝑎𝑤𝑎𝑑𝑑𝑖 𝑘ℎ𝑎 𝑡ℎ𝑢𝑘ℎ𝑢𝑛❀✿**

𝐽𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑝𝑎 𝑣𝑜𝑡𝑒, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑦𝑎😉👍

𝐹𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑛𝑦𝑎 𝑔𝑎𝑘 𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟 𝑘𝑜𝑘😘

Ketika tiba di kantor, ohm mendapati mamanya sudah berada dalam ruang kerjanya.

"Mama?" la menatap sang mama dengan alis naik turun. Bukannya tidak senang melihat wanita paruh baya itu, tapi wanita itu pasti datang dengan maksud lain. Bukan hanya sekadar melihatnya. Apalagi di sebelahnya ada Dian.

Pasti Dian melapor pada mamanya. Mengenai sikap kasarnya semalam.

"Ohm, tante Mia katanya mau datang liat kamu, sekalian makan siang." kata Dian tersenyum cerah. Ohm balas menatap wanita itu tajam. Makin hari kelakuannya makin bikin geram.

"Benar ohm. Nanti siang kita makan bareng ya, bertiga sama Dian."

"Aku tidak ada waktu ma. Lain kali saja mama datang lagi. Dan jangan bawa-bawa orang luar kalau mama mau makan denganku. " pria itu memberi tekanan dalam nada bicaranya sambil menatap Dian.

Senyuman di wajah Dian perlahan memudar. la sengaja menatap mama ohm dengan tampang terluka. Dian tahu ohm pasti tidak akan bisa melawan wanita yang melahirkannya itu. Apalagi dia adalah salah satu perempuan kesayangan tante Mia. Kalau bukan karena alasan kuat ohm menikah dengan pria bernama lengso itu, pasti Dianlah yang menjadi istri ohm sekarang. Dian selalu berpikir begitu.

"Ohm, kamu kok ngomong begitu? Dian ini udah kayak keluarga kita sendiri. Mama sudah anggap dia anak mama sendiri, kenapa kamu malah dengan entengnya ngatain dia orang luar? Mama perhatikan, semenjak kamu menikah sama pria bernama lengso itu, sifat kamu jadi lebih nggak ada rasa hormat sama mama." tutur Mia tidak suka.

Ohm mendengus keras.

"Keluarga? Sorry ma, kalau mama mau anggap dia keluarga mama, jangan bawa-bawa aku. Jangan bawa-bawa nama lengso juga. Dia tidak ada salah apa-apa. Lebih baik mama pulang sekarang, aku sangat sibuk." katanya.
"Ohm! Kenapa kelakuan kamu kayak gitu sama mama? Mama cuma pengen liat kamu doang, kok malah usir mama sih?" sentak Mia marah. Wanita paruh baya itu berdiri dari sofa yang posisinya ada dibagian tengah. Dian ikut berdiri.

"Tante, jangan emosi. Tante tenang ya. Jangan sampai darah tante naik. Ohm nggak boleh gitu dong sama mama kamu sendiri." ucap wanita licik itu. Ingin sekali ohm berteriak didepan wajahnya. Tapi laki-laki itu berusaha menahan diri. Masih ada mamanya diruangan ini.

"Ma, lebih baik mama pulang sekarang. Aku tidak mau bertengkar." katanya.

"Kamu yakin mau mama pulang, nggak mau makan siang sama mama?" tanya Mia lagi. la sedikit kecewa pada putranya.

"Aku masih ada janji penting ma. Lagian mama ada wanita kesukaan mama yang bisa temani mama makan. Wanita yang sempurna menurut mama." ohm sengaja menyindir Dian. Hari ini wanita itu selamat karena ada mamanya. Tapi jangan harap pria itu akan melepaskannya. la akan memberikan perhitungan akibat tamparan kerasnya terhadap nanon.
"Tante, kalau ohm emang nggak bisa, aku bisa temenin kok. Tante mau kita makan di mana?" ucap Dian. Suaranya sengaja ia buat-buat agar terdengar selembut mungkin. Ohm sangat jijik.

"Terserah kamu aja. Makasih ya Dian, memang cuma kamu yang paling ngertiin tante. Nggak kayak seseorang yang tante lahirin susah-susah." Mia dengan sengaja menyindir putranya. Ohm tersenyum. Terserah mamanya mau bilang apa, dia tidak peduli.

"Ayo keluar sayang," kata Mia lagi sudah tidak mau berlama-lama diruangan putranya. Padahal Dian masih mau berlama-lama di sana, menikmati wajah tampan ohm.

Ohm bernapas lega begitu dua perempuan itu keluar.

Huffft ...
Hari ini dia sudah pusing karena pekerjaan, eh malah dibikin pusing lagi sama mereka. Kalau sudah begini moodnya jadi rusak. Kalau moodnya rusak, ia biasanya langsung pergi minum-minum. Tapi itu dulu. Sekarang, yang ada dalam pikirannya hanya nanon. Menurutnya moodnya akan lebih membaik kalau bicara dengan pria manis itu. Jauh lebih baik daripada minum alkohol.

Tanpa ragu ohm mengeluarkan ponsel dan menelpon nomor nanon.

Panggilan pertama tidak di angkat. Pria itu menelpon lagi. Masih sama. Nanon tidak mengangkat panggilan keduanya dan begitu seterusnya. Bahkan panggilan terakhirnya langsung dimatikan oleh pria manis itu. Ohm mengerang kesal. Oh, berani mematikan telpon darinya ya sekarang. Kemudian terbesit sebuah ide nakal di otaknya. Pria itu lalu mengetik dengan santai. la yakin setelah ini pria manis itu akan langsung menelpon balik.

***

Nanon sedang duduk bersama chimon di depan ruangan dekan yang sekaligus adalah dosen pembimbing mereka. Keduanya kemarin dihubungi untuk menghadap sih dosen pembimbing hari ini. Saat nama chimon dipanggil masuk oleh asisten dekan, ponsel nanon berbunyi.

Nanon melihat nomor sih pemanggil. Ternyata kakak iparnya. Ia memutar bola matanya malas. Kenapa lagi sih? Kan belum lama mereka bertemu, tiap hari juga pasti ketemu. Nanon tidak mau angkat. Gangguin waktunya saja. Dia kan lagi mau ketemu dekan yang membimbing skripsinya. Tapi panggilan ohm kembali masuk. Bahkan sampai berkali-kali. Sampai akhirnya nanon langsung menolak panggilan terakhir dengan sengaja. Biar kakak iparnya tahu kalau dirinya sedang tidak ingin diganggu.

Sayang sekali beberapa detik kemudian, sebuah pesan what's up masuk dari ohm. Dan mata nanon langsung membulat besar begitu membaca isi pesan tersebut.
"Telpon aku sekarang. Kalau tidak aku akan datang ke sana segera dan memperkosamu di gudang kampusmu." ancaman ohm sontak membuat nanon kelimpungan. la tahu kak ohm tidak main-main dengan ancamannya. Memperkosanya di gudang kampus? Astaga, kayak nggak ada tempat lain saja yang lebih bagus. Ehh ??

Nanon menggeleng-geleng menjernihkan pikirannya. Ya ampun, otaknya malah ikut-ikutan rusak. la lalu cepat-cepat menelpon balik ohm.

"Ternyata kau takut juga dengan ancamanku." nanon bisa mendengar kekehan ohm ketika pria itu mengangkat telponnya. Pria manis itu merutuk dalam hati.

"Kenapa kak ohm menelponku?"

"Hanya ingin dengar suaramu saja."

Nanon menutup matanya dalam-dalam. Tuhkan, nggak ada kerjaan lagi.

"Kau sedang apa?"

Antri ketemu dosen pembimbing." jawab nanon dengan penuh kesabaran.

"Ohh... Nanon. ?"

"Mm?" entah kenapa nanon merasa mood ohm sedang tidak terlalu baik. Apa karena itu kakak iparnya menelponnya?

"Apa mamamu sering menekanmu? Maksudku, menyuruhmu melakukan kehendaknya tapi sebenarnya kau tidak suka. Seperti apapun yang kau lakukan, harus yang mama kamu mau."

Rupanya laki-laki itu ada masalah sama mamanya.

"Bukankah kebanyakan orangtua seperti itu? Tapi menurutku, nggak semua keinginan mereka harus kita turuti. Anak-anak ada hak untuk memilih saat ia tumbuh dewasa. Asalkan itu baik, pasti orangtuanya akan berusaha memahami."

"Bagaimana kalau mereka tidak mau memahami?"

"Berarti kita harus cari tahu lagi. Mungkin saja ada faktor lain yang mempengaruhi mereka. Mungkin karena rasa takut, atau pengaruh dari orang lain dan banyak lagi faktor lainnya. Kalau sudah begitu, biasanya aku akan mempertahankan pilihan yang aku tahu akan membuatku bahagia. Mereka pun akan sadar suatu saat nanti kalau sebenarnya pilihan anak mereka sebenarnya tidak salah."

"Aku tidak salah memilihmu. Kalau begitu aku tidak akan mengganggumu lagi." ohm tersenyum diseberang dan langsung memutuskan panggilan. Berbeda dengan nanon yang kebingungan.

Dasar laki-laki aneh.

GAIRAH LIAR SANG KAKAK IPAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang