loh?

6.2K 726 35
                                    

Mako perlahan membuka matanya, menyesuaikan dengan cahaya yang ada di ruangan itu. Pundak, kaki, dan lengannya terasa sangat sakit.

''Eeunghh'', ia melenguh karena punggungnya terasa pegal.

Agil yang duduk di sofa yang ada di dalam ruangan Mako seketika berdiri menghampiri.

''Mako? Butuh sesuatu? Ada yg sakit?'', Agil langsung mencerca Mako dengan pertanyaan.

''Mau duduk'', segera Agil membantu Mako untuk duduk bersandar pada bednya.

''Hpku mana?'', Agil menyerahkan hp Mako yang tadi dia taruh di nakas. Sayangnya mati karena kehabisan daya.

''Ada yang sakit Mako? Mau saya hubungi Rion untuk kesini?'', Agil bertanya lagi. Ia menarik kursi yang ada disitu untuk duduk di sebelah Mako.

''I-ini pundak sama kaki yang paling sakit, boleh deh, suruh ajak Mia tapi jangan ajak semuanya'', Agil mengangguk bergerak menjauh untuk menelpon Rion.

Mako bergerak mengulurkan tangannya untuk mengambil air di nakas. Pundaknya terasa sakit ketika tidak sengaja ia gerakkan.

''Shh'', mendesis kecil menahan suaranya agar tak menganggu Agil yang ada diluar. Pintu ruangannya dibiarkan terbuka oleh Agil, menampakkan Agil yang berbicara di telpon.

Prang

Gelas yang ingin diambil Mako tak sengaja terjatuh. Menimbulkan bunyi yang cukup keras hingga terdengar oleh Agil diluar.

''Astaga! Mako'', Agil langsung berjalan cepat kearah Mako.

''Kamu ga papa kan? Disitu dulu, jangan gerak, saya beresin ini'', Mako hanya mengangguk ketika Agil mulai memunguti pecahan kaca.

Sedangkan di seberang sana, Rion langsung panik ketika mendengar suara pecahan kaca dan teriakan Agil yang menyebut nama Mako. Ia berlari ke kamarnya memanggil Caine.

''Caine, Caine! Kita ke rumah sakit sekarang'', Caine sedikit terkejut namun dengan segera beranjak mengikuti Rion.

''Mia'', Rion memanggil nama Mia. Mia yang ada di dapur bersama Key dan Selia segera berlari datang.

''Kenapa Papi?'', Mia bertanya penasaran. Tidak biasanya Rion berteriak panik seperti ini.

''Ikut Papi sama Mami dulu, yang lain jaga rumah'', Key dan Selia hanya mengangguk.

Rion menyetir dengan kecepatan tinggi kearah rumah sakit. Mendahului mobil dan motor dengan lihai. Caine dan Mia tak berniat membuka suara, keingin tahuan mereka juga akan terpenuhi nanti.

Rion dengan cepat keluar dari mobil. Membukakan seat Caine dan Mia. Berjalan sedikit cepat yang diikuti juga oleh Caine dan Mia.

''Permisi, ruangan atas nama Mako Navarro'', Rion berbicara kepada resepsionis.

''Ada di VVIP 1 lantai 4, kearah sana lift 2 pak'', kata resepsionis itu.

Caine dan Mia yang paham langsung mengikuti Rion kearah yang mereka tuju.

Saat sampai di ruangan Mako, Rion membuka pintu tanpa mengetuk. Terlihat Mako yang baik-baik saja sedang dibantu minum air oleh Agil.

''Mako? Tadi kenapa Gil?'', Rion langsung bertanya. Ia sudah sedikit tenang melihat Mako yang baik-baik saja.

''Tadi? Oh, Mako mau minum nyenggol gelas. Gelasnya jatuh trus pecah, tapi Mako ga papa kok'', Rion mengangguk. Memberi ruang untuk Caine dan Mia berbicara pada Mako. Rion dan Agil menyingkir duduk ke sofa.

''Ini Mako ditangkep apa kaga?'', Rion bertanya penasaran.

''Kaga kayanya, males ngurusin sih, udah diurus sama Airuma:v'', Agil tersenyum tengil.

How? | MagilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang