hah???

3.5K 425 10
                                    

I hari ini gamau up siang lah, raga ini remuk~


Sekarang Mako, Agil, Rion, Caine, Echi, dan Sui sudah berada si Soetta. Mereka sedang menunggu Gin dan Riji untuk menjemput. Mereka akan langsung menuju Navarro hood untuk melaksanakan kejutan ulang tahun Mia.

"Saudaraku!", Gin berlari memeluk Mako yang dirangkul oleh Agil.

"Malu-maluin, Ginanjar", Echi memukul tengkuk Gin.

"Udah weh, kita cepetan, keburu Mia pulang sekolah", Riji berkata.

"Oiya, cake ready?", Rion bertanya. Echi mengacungkan jempolnya.

"Decorations?", lagi Rion bertanya.

"As what I expected", suara Caine menyahut.

"Actions?", lagi, Rion bertanya.

"All good!", Gin mengedipkan mata.

"Kita langsung ke Navarro hood, persiapan kita lanjutin. Pastiin buat bikin Mia sedih pas pulang nanti", semua mengangguk. Perayaan ini hanya untuk keluarga demi kenyamanan Mako yang masih dalam masa pemulihan.

*****

Mia baru saja keluar dari kelas dance. Ia berjalan seorang diri di koridor lantai 4 yang sedikit sepi. Tiba-tiba hpnya berdering. Nama 'Mami Caineee💛🧡❤️' muncul membuatnya tanpa ragu mengangkat telpon itu.

"Hallo Mami", sapanya riang.

'M-Mia, kakak sama Mami kecelakaan di jalan bukit selatan-'.

Panggilan tertutup. Mia bisa mengenali itu suara Selia.

Dengan gesit melompat turun ke balkon lantai 2 dengan selamat. Mia turun ke parkiran dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tujuan utamanya adalah bukit selatan. Ia akan melihat keadaan di sekitar sana, lokasi yang sudah disebut oleh Selia.

Mia tak menemukan apapun di sepanjang jalan. Feelingnya terus memaksa untuk pergi ke Navarro hood.

Parkirkan mobilnya asal. Mia masuk tanpa mengetuk pintu. Gelap, tak ada siapapun. Bukan hal biasa karena biasanya Navarro hood akan dikelilingi oleh bodyguard yang menjaga setiap sudut rumah. Beberapa kali kaki Mia menendang sesuatu yang ringan. Bulu kuduknya meremang.

Tiba-tiba

Duarrr

Lampu menyala, confetti di tembakkan oleh Gin, Riji, Selia dan Echi. Nampak Caine baik-baik saja dengan kue di tangannya. Lilin berbentuk angka 17 menyala mempercantik kuenya.

"Happy sweet seventeen bontott",  Krow maju mengusak rambut Mia hingga berantakan. Mia sudah meneteskan air mata karena terharu. Mereka selalu merayakan pesta ulang tahun setiap anggota keluarga di sela sibuknya aktivitas keluarga.

"Liat belakang coba", Mia menuruti perkataan Caine dan berbalik badan.

Menemukan Mako yang memegang 1 kue lain dengan mata tertutup sebuah kain hitam.

"KAKAAKK", Mia berlari menghambur ke pelukan Mako. Agil dengan sigap mengambil alih kue agar kedua saudara itu bisa lega dalam melepas rindu.

"Ahaha, rindu adekk", Mako mengeratkan pelukannya.

"Kakak kemana aja, adek panik gatau gimana mau carinyaaaa", Mia merengek. Melepas pelukannya pada Mako dan kembali tersenyum.

"Ngga papa, ini ulang tahun terbaik adek. Karena ada Papi Mami, semua kakak ada disini, Ka Mako juga udah bangun, ada Uncle Marcel sama Pak Ai juga bahkan, hehehe", Mia terkekeh.

"Ada hadiah satu lagi tau Mia", Agil berkata. Ia menyerahkan kue tadi ke Mako, kemudian membuka kain yang menutup mata Mako.

"Hehe, surprise~", Mia tak bisa lagi menahan tangisannya. Tatapan hangat penuh perhatian dan kasih sayang itu kembali, bukan lagi tatapan kosong sarat akan keputus asaan.

"It was a bless from God knowing you can see this beautiful world. Awalnya adek memang ngga peduli bagaimana keadaan kakak karena yang adek tau, adek sayang kakak. Tapi adek bahagia banget, ulang tahun ke 17 ini bener-bener manis buat adek", Caine rengkuh tubuh Mia.

"Maaf yaa, boong dikit", Selia mendekat membawa box yang lebih besar dari dirinya kepada Mia.

Mia langsung mengambil box itu, menaruhnya di sofa dan berlari memeluk Selia.

"Adek lebih seneng saat tau kalian semua sehat dan selamat disini", Mia melambai mengajak semua kakaknya berpelukan.

"Kata gue jangan pernah lagi surprise in si Mia pake kecelakaan apalagi pake nama Caine. Gue liat di depan mata dia lompat dari lantai 4 ke balkon lantai 2 trus langsung lompat ke parkiran",Funin berkata.

"Wkwkwkwk, cewe bukan sembarang cewe. Menyala dedekkuh", acara berlanjut hingga sore hari. Malam harinya akan dilakukan barbeque di halaman belakang untuk perayaan.

Mereka kembali lengkap. Tanpa kurang 1 pun. Rion harap, tak ada lagi masalah besar yang menghantui keluarganya hingga ke depannya.



'Aku hanya berharap akhir yang bahagia bagi kita'

'Akhir yang bahagia itu tidak nyata, hanya harapan manusia yang terlalu tinggi'

672 words, mau tidur, byee

Voment, mampir ke 2 book aku yang lain~

How? | MagilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang