Hurt You

1.8K 269 56
                                    

Pagi ini menjadi hari keberangkatan Mako. Ia akan berangkat ke bandara seorang diri, atas keinginannya. Agil pun tidak dapat melakukan apapun.

Mia sudah terisak sedari malam tadi. Agil tak lagi mampu mengatakan apapun. Ia hanya terdiam menatap sang pemilik hati tengah berpamitan pada satu persatu anggota keluarga.

Mako akhirnya berdiri di depan Agil. Bahu yang biasa kokoh melindungi, kini terkulai lemah.

"Haruskah kamu meninggalkan saya yang akhirnya bisa menjadi milikmu ini? Kurang kah 1 tahun lebih menungguimu yang tidak sadarkan diri?" lirih Agil.

"Maaf, izinkan saya memenuhi keinginan Ayah yang telah pergi ke surga. Kita masih bisa bertemu setelah semuanya usai."

Pelukan terakhir, dengan air mata yang mengiringi. Mereka masih bisa saling berkabar, namun ntah mengapa rasanya begitu sesak dan perih di dada Agil. Ia seperti akan kehilangan sesuatu.

"Aku berangkat dulu, 3 tahun ga bakal kerasa kok, aku bakal sering-sering hubungi rumah," Mako tatap semua orang sebagai perpisahan sebelum masuk ke dalam mobil. Yang mengantarnya adalah bodyguard Navarro Family.

Lambaian tangan sebelum mobil benar-benar hilang di tikungan. Sekarang, mereka kembali berpisah dengan salah satu anggotanya.

"Hahh, Aku sama Caine setuju buat mengambil alih pekerjaan Mako. Untuk sementara, bakal diisi oleh Leo, adik kandung Echi."

"Ngga papa, everything will be okay, Mako bakal sering ngabarin kita," Caine peluk Mia yang hampir terjatuh. Tubuhnya sudah sangat lemas hingga Rion harus menggendongnya ke kamarnya.

"It's okey, Gil. Gue liat itu di jarinya," Exu tepuk pundak Agil sebelum masuk ke dalam.

Mako adalah Kakak yang ia kenal pertama kali saat masuk ke keluarga ini. Menjadi yang paling dekat dengannya setelah Mia. Ia juga merasa kehilangan, yang rasanya begitu menyakitkan.

"Hahh, it's okey, kita masih bisa saling ngabarin, kan?"

*****

Arhan dan Caca sedang menonton TV di ruang tengah. Suasana yang begitu hening dan tayangan TV yang mulai tak menarik membuat Arhan hanya memindah-mindahkan channel siaran hingga berhenti di sebuah tayangan berita.

Kabar terkini, jatuhnya pesawat CN Airlines dengan tujuan Australia di laut XXX. Diperkirakan seluruh penumpang dan Crew meninggal dunia ditempat.

Diduga pesawat terjatuh karena gagal melewati vertical take off yang memang terkenal berbahaya.

Arhan awalnya tidak peduli, hingga ia membaca kembali tujuan dari pesawat yang mengalami kecelakaan tersebut. Seketika berdiri membuat remote yang ia pegang terjatuh. Membangunkan Caca yang tertidur di sampingnya.

"PAPI, MAMI, KAK GIN, KAK RIJI," semua datang ke ruang tengah karena teriakan Arhan. Rion berlari dari lantai 3 karena panik.

"Kenapa hei? Kenapa teriak?" yang bisa Arhan lakukan hanya menunjuk ke layar TV.

Pyar

Hp Riji pecah karena terjatuh.

Kring kring

Hp Garin berbunyi nyaring menyita atensi semua orang. Terlihat nama Marcell di layar. Garin angkat telpon itu dengan loud speaker mode.

"Garin, ada nama Mako di daftar nama korban, tolong cepet ke lokasi," Caine menangis mendengar hal itu.

"On my way," tanpa ba bi bu, Gin, Riji, Rion, Zaki, dan Agil berlari keluar rumah.

How? | MagilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang