meh

4.1K 510 41
                                    

Mako bersedekap dada sepanjang perjalanan menuju kantor. Ia tak menoleh maupun melirik Agil, bibirnya maju beberapa cm menandakan kesal. Agil sendiri sudah curi pandang kepada Mako beberapa kali, gerangan apa yang membuat Mako pundung seperti ini?

''Mako'', Agil memberanikan diri memanggil Mako.

''Hng'', hanya itu yang ia dapat sebagai jawaban.

''Kamu kenapa? Saya ada bikin salah?'', Agil mengerem mobilnya di lampu merah. Memfokuskan pandangannya kepada Mako.

''Mami cepu, masa dokter Miraie dikasih tau'', hampir saja Agil menyemburkan tawa mendengar kekesalan Mako. Untungnya ia dapat menahan diri sehingga nyawanya masih berada di tempatnya. Ia tak sengaja melihat Mako mengantongi mini sg setelah keluar dari kantor Rion yang ada di rumah.

Tanpa Mako sadari, Agil sudah menelpon Rion dan Caine. Mereka akan pulang nanti sore setelah sehari beristirahat di LA.

'Hallo, kenapa Gil? Nih Rion di sampingku'

Itu suara Caine yang terdengar dari hp Agil. Telpon di stel dalam mode load speaker membuat Mako melirik hp Agil yang ditaruh di dashboard mobil.

'Ngga nyari Rion, ini Mako ngambek sama kamu soalnya kamu cepu ke Miraie soal gerdnya'

Agil berbicara sedikit keras sambil menancap gas mobilnya. Mako sudah gatal ingin sekali bicara.

'Ih si Mako pundungan'

Terdengar suara Rion

'Heh, ga boleh gitu, ada Mako disitu ngga Gil?'

'Ada, tapi kayanya ngambek nih'

'Yaudah, Mako mau apa biar ngga ngambek lagi sama Mami?'

'Mau urus'

Agil tak sengaja menggigit lidahnya ketika mendengar permintaan Mako pada Caine.

'Pfft'

Rion menahan tawa di belakang Caine, tak lama terdengar suara pukulan yang sedikit keras bersamaan dengan erangan Rion.

'Yaudah, nanti sebelum kita sampe rumah, urusnya udah sampe'

'Eh, serius?'

'Iya, kenapa ngga'

'Ehh, thank you mami, lopyu'

'WOY'

Suara teriakan Rion terdengar sedikit jauh. Caine mematikan panggilan tanpa berbicara lagi. Sekarang Mako sedang tersenyum kecil sambil sesekali menunduk.

''Udah? Seneng?'', lagi, Mako mengangguk sambil tersenyum.

Agil memberhentikan mobilnya. Mereka sudah sampai di parkiran KNZ Corporation.

''Mau turun?'', Agil bertanya. Ia tak akan turun karena ia masih menjaga kepercayaan Rion untuk tidak melewati batas.

''Ngga, aku telpon Kevin aja buat ambil berkasnya. Udah ngga mood kerja'', Agil hanya mengangguk. Menunggu Mako yang sedang berbicara dengan Kevin di telpon.

''Oke, gue tunggu di bawah'', itu yang di dengar Agil sebelum Mako mematikan hpnya.

''Bisa?''.

''Bisa''.

Tok tok

Sebuah tangan mengetuk jendela tempat duduk Mako. Mako yang mendengarnya seketika membukakan pintu. Ia sedikit berbicara dengan Kevin sambil memberikan berkas yang ia pangku sedari tadi.

''Oke, thanks bro'', pintu ditutup kembali. Mako menyandarkan punggungnya ke kursi.

''Kemana kita habis ini?'', Agil bertanya sambil memundurkan mobilnya.

''Pulang aja deh, aku ngantuk'' Agil mengangguk.

Hening melanda mobil Agil. Awalnya membiarkan saja. Akhirnya Agil menoleh kearah Mako, menemukan Mako sedang tertidur dengan bibir yang sedikit terbuka. Agil tertawa kecil sebelum mengambil beberapa gambar Mako yang sedang tertidur dengan hpnya di lampu merah. Menyempatkan diri memesan makanan dengan alamat hood TNF.

|

|

|

|

Agil menghentikan mobilnya tepat di depan pintu hood. Ia menggendong Agil yang tertidur. Di ruang tengah, ada Key yang sedang mengerjakan sesuatu dengan laptopnya.

''Heh! Si Mako kenapa???'', Key langsung berdiri ketika melihat Agil menggendong Mako.

''Stt, tidur, dia ga papa'', Key hanya mengangguk sambil ber-oh ria.

''Yaudah, anterin ke kamarnya'', Agil mengangguk melanjutkan menuju kamar Mako.

Tiba-tiba Key menghampiri Agil yang ada di kamar Mako.

''Itu makanan bapak yang pesen? Banyak amat'', Key bertanya tentang pesanan makanan atas nama Mako.

''Oh iya itu saya, udah saya bayar kok, kalian makan aja'', Agil mengangguk.

''Oh oke makasih Pak, btw jangan lama-lama cuma berdua'', Key keluar menutup pintu. Agil hanya menggelengkan kepala.

Agil hanya duduk di kursi belajar yang ada di kamar Mako. Ia keluar setelah 15 menit berada disana. Menemukan ruang tengah yang kosong, ia langsung pulang ke rumahnya. Ada sesuatu yang harus dikerjakan.

'Maaf, terimakasih'








628 words😼

Ini cuma pengiring, AL bikin kalian ketawa salting sebelum konflik.

Btw, kalau ga voment, Al jadi ga semangat, jadi ga punya inspirasi buat ngetik. gimana? mau lanjut ngga?

Ramein juga book sebelah, Your Highness | Kawamura Agil

Voment! Al kokop lu pada kalau ga voment.

How? | MagilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang