CHAPTER 7

45.2K 3.8K 289
                                    


Happy Reading
Vote & Komen ya ~

Happy Reading Vote & Komen ya ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Udara sejuk menyambut Aruna saat ia melintasi pekarangan rumah yang menjadi tempat kerjanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Udara sejuk menyambut Aruna saat ia melintasi pekarangan rumah yang menjadi tempat kerjanya. Sebuah rumah yang kokoh dan solid. Halaman depan dihiasi taman yang terawat dengan baik, bukti kepekaan sang pemilik terhadap estetika. Sementara di dalam, iris Runa selalu dimanjakan oleh deretan furnitur berkualitas dan dekorasi teratur.

Rumah Lingga mencerminkan eksistensi seorang lelaki dewasa yang berada di fase terbaik hidupnya.

Setiap memasuki rumah ini, bibir Aruna terkatup rapat, bentuk pertarungan batin di mana rasa rendah diri dan malu berkecamuk dalam hati. Kendati berusaha untuk mengatasi perasaan tersebut, bayang-bayang ketidakamanan terus menghantui.

Dengan langkah ringan, Aruna menapaki lantai yang mengarah ke pintu masuk. Wajah tanpa antusias gadis itu perlahan-lahan mengulas senyum tipis saat disambut oleh wanita setengah baya yang dikenalnya sebagai Bibi Greta.

Aruna baru melihat beliau lagi setelah sekian lama. Bibi Greta menyapanya dengan senyum hangat. Mencipta suasana bersahabat, yang sangat berbeda dengan waktu kala wanita itu tidak ada.

"Masuk, mbak Run. Den Shane belum pulang. Saya bikinin minum ya sambil menunggu." Suara riang Bi Greta memecah kesunyian sejenak.

Aruna melangkah sambil tersenyum, berkata lembut, "Nggak usah repot-repot Bi Greta."

"Kalau cemilan?" tawarnya. Yang kembali Aruna tolak dengan sopan. Enggan merepotkan, lagi pula ia bukan tamu disini.

"Kalau gitu mau langsung ke ruang belajar, mbak Run?"

"Iya Bi. Saya nunggu disana aja."

Runa memang selalu menunggu di ruang belajar. Lebih baik ketimbang ruang tengah. Lagipula kondisi kesehatannya juga belum begitu baik, Runa ingin istirahat dengan leluasa sebentar saja, hari ini ia mengajar di dua tempat dan sempat ke kampus untuk mengikuti kelas. Kekurangan energi dan lemah fisik membuat aktivitasnya hari ini terasa lebih sulit.

Aksara LinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang