06. Pilihan

474 54 1
                                    

Hari libur adalah hari yang banyak di tunggu untuk menghabiskan waktu bersama keluarga, teman atau pacar. Di hari libur banyak orang yang  menikmati waktu dengan pergi ke luar kota, mall atau taman bermain.  Namun hari libur di keluarga Orlando memilih menghabiskan waktu di rumah dengan berbagai kegiatan. Bukan karena mereka tidak mau pergi ke luar namun bagi mereka menghabiskan waktu di rumah lebih menyenangkan dan tidak mudah lelah. Bunda juga merasa lelah kalau pergi ke luar karena anak-anaknya yang terlalu aktif sampai mereka kadang berpisah-pisah yang membuat Bunda kerepotan mencari mereka.

"Bang Mahen inget kalo mau masukin sesuatu di cek dulu itu gula atau garam. Jangan yang di suruh masukin gula malah garam!" sahut Naren yang sedang duduk di sofa bersama Jean. Biasanya yang membantu Bunda di dapur adalah Naren, namun karena anak itu sedang malas maka Mahen yang membantu Bundanya walaupun skill memasaknya berada di urutanan bawah.

"Bacot Naren! Udah fokus aja sama atraksi yang bakal lo sama Harsa lakuin!" ucap Mahen yang membuat Bunda terseyum.

"Udah Bang gak usah dengerin ucapan Adek kamu, mereka itu suka banget ledekin kamu. Udah Abang udah bagus kok bantuin Bunda," puji Bunda.

Seorang lelaki melangkah kerarah ruang tamu dengan setelan baju bewarna merah cabe dengan terdapat manik manik yang membuat baju itu bersinar dengan bling bling. Lelaki itu memegang microphone dengan gaya tengilnya siapa kalau bukan Harsa.

"Apakah kalian siap suara merdu dari Harsa superstar?!" ucap Harsa dengan antusias.

"SIAP!!" ucap anggota keluarga yang lain.

"Ayo TARIK MANG!!" 

Musik mengalun dengan melodi beriringan dan Harsa yang terlihat terhanyut dengan emosi dalam lagu itu. Naren dan Jidan mengetuk galon kecil untuk menambah suasana dangdutan kali ini lebih meriah.

luasnya laut tak seluas cinta yang ku punya
tak sedalam cinta yang ku rasa, cintaku satu untukmu
tingginya langit tak setinggi kasih yang ku punya
tak setinggi kasih yang ku rasa, cintaku satu untukmu

seperti mati lampu ya sayang, seperti mati lampu
cintaku tanpamu ya sayang bagai malam tiada berlalu
seperti mati lampu ya sayang, seperti mati lampu
cintaku tanpamu ya sayang bagai malam tiada berlalu.... ouuuuu..ouuuuu... owooooo.

Harsa bernyanyi sambil mengeolkan pantatnya yang membuat saudara yang lain tertawa dan Naren maju ikut berjoged bersama saudara kembarnya membuat suasana makin heboh. "AYO TARIK MANG, GEOLNYA !" Ucap Naren.

Seperti mati lamou ya Naren, seperti mati lampu ouooo

Cintaku tanpa Naren, bagai malam tiada berlalu huwoooooo saudara kembarku owooooooo

Naren mengeluarkan uang monopoli dan berjoget sambil menyaweri saudara kembarnya yang menikmati setiap bait lagu dangdutnya.

"Lo gak ikutan sama saudara kembar lo? Lo kaya bukan saudara kembar mereka, lo pendiem sedangkan mereka berdua heboh banget." Rafael menatap Jean yang tidak peduli.

"Lagian kita bukan saudara kembar identik kali Mas. Gue beda dari mereka berdua, lagian saudara kembar itu saling melengkapi, mereka butuh gue sebagai pengingat kalau becanda gak boleh kelewatan," jawab Jean sambil menatap kedua saudara kembarnya yang sedang berjoget.

Bunda dan Mahen menghidangkan Pizza yang Bunda buat sendiri dan juga macc and chesee. Bunda duduk di samping suaminya yang masih tertawa akan tingkah Harsa dan Naren. "Anak kamu ada aja tingkahnya. Itu juga dapet baju itu dari mana ?" 

"Lucu tau sayang, karena tingkah mereka buat rumah kita gak sepi dan penuh hiburan. Karena itu juga aku mau  cepet-cepet ke rumah melihat tingkan aneh mereka. Kamu dulu ngidam apa ya sampai punya anak modelan Harsa dan Naren?" tanya Ayah Jeff yang di berikan tabokan oleh Bunda.

The Heart Of HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang