07. Accident

970 43 0
                                    

Panas matahari begitu terik menyinari bumi dan isinya. Begitupun sekarang yang di alami Rafael harus mengahadapi matahari yang begitu terik yang membuatnya kesal karena saking panasnya. Namun kekesalannya tetap menimbulkan perlakuan manisnya, terlihat seorang Rafael yang terkesan judes namun menghalangi pandangan matahari agar tidak terkena gadis yang ia cintai Zetta.

"Kamu minggir aja, aku gapapa kena matahari. Kamu kepanasan banget nanti," sahut Zetta menarik tubuh Rafael namun di tahan oleh lelaki itu.

"Gapapa sayang, kamu gak bisa kepanasan nanti kepala kamu pusing," ucap Rafel sambil membenarkan topi yang di pakai Zetta.

Zetta yang melihat perlakuan kekasihnya hanya menghela nafas pasrah karena Rafel tidak bisa di bantah jika seperti ini. Mobil hitam tiba di depan mereka dan Rafael membukakan pintunya dan membiarkan Zetta masuk. "Kamu pulangnya hati-hati. Kabarin aku kalo udah sampe, maaf aku gak bisa anter kamu hari ini."

"Iya gapapa kamu juga hati-hati," jawab Zetta dengan tersenyum pada Rafael. Mobil melaju meninggalkan mereka dan Rafael yang melihat itu memfoto plat nomor mobil agar ia berjaga-jaga.

Rafael membuka pesan dan memgirimkan pesan pada Bundanya mengenai ia akan pulang telat.

"Seorang Rafael yang mulutnya pedes, kalo bucin bisa semanis ini," sahut lelaki yang berdiri di belakang Rafeal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Seorang Rafael yang mulutnya pedes, kalo bucin bisa semanis ini," sahut lelaki yang berdiri di belakang Rafeal. Lelaki  keturunan Australia itu terlihat mengejek Rafael.

"Bacot Felix! Udah ayo buruan panas anjir," ucap Rafael yang menarik Felix menuju parkiran.

Setelah memakan waktu sekitar lima belas  menit, mereka sampai di sebuat toko yang menjual alat lukis dan terlihat Rafael yang langsung memilih yang ia cari dan membayarnya, begitu pun Felix yang mengambil buku komik untuk ia baca.  "Raf jujur ya semenjak  liat lo  pacaran lo lebih bahagia."

Rafael yang mendengar penuturan Felix menyetujuinya. Karena semenjak ia pacaran ia lebih banyak tersenyum dan menikmati setiap momen kebersamaannya. "Mungkin karena orangnya Zetta. Gue bersyukur punya dia di hidup gue. Lo tau Zetta orang yang bisa buat gue nyaman dan selalu ada saat tersulit di hidup gue," ucap Rafel.

"Iya gue bisa lihat itu. Rafael yang selalu menyembunyikan rasa sakitnya, sekarang bisa menceritakan segala kesulitan sama orang yang di cintai. Gue cuman mau bilang gapapa buat cerita hal  menyakitkan dalam hidup lo karena lo punya orang yang lo sayang dan mereka pasti mau yang terbaik buat lo," ucap Felix yang membuat Rafael tersenyum tipis.

"Gue udah bukan Rafael yang dulu, jadi lo gak usah khawatir," balas Rafel tanpa menatap Felix.

"Wajar khawatir karena gue temen lo!" Felix merangkul Rafael. Felix salah  satu orang yang mengetahui pasang surut hidup Rafael dan Felix mengerti bagaimana Rafael yang tertutup dengan perasaannya. Karena seorang Rafael tidak suka menjadi lemah.

Keduanya berpisah dan Rafael nengendarai motornya sambil menikmati angin dan pemandangan kota Jakarta. Ia memaknai bahwa hidup berjalan cepat dan saat ini menghargai setiap waktu yang ia lalui.

The Heart Of HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang