"Baqi pamit ya, Bu! Baqi janji, Baqi akan pulang setelah berkemah dan akan membawakan Ibu oleh-oleh!" katanya.
"Iya Nak! Iya!" Ibu mengangguk.
"Nanti Baqi akan bawakan Ibu sayur! Masakkan sayur kesukaan Baqi ya, Bu!" kata Udin.
"Siap! Beres! Hehe!" Ibu nampak senang.
"Ya sudah! Baqi dan istri pamit dahulu ya, Bu! Sampai jumpa!" seketika Udin memegang tangan Andhini begitu erat.
"Ih! Dasar Udin!" Andhini terkejut.
"Haha! Baqi, Baqi!" Ibu tertawa.
"Sampai jumpa, Ibu! Baqi sayang Ibu! Sampai jumpa!" Udin dan Andhini berjalan menjauhi sang Ibu.
Sang Ibu hanya tersenyum dan melambaikan tangannya.
Terlihat Udin begitu bahagia memegang tangan Andhini berjalan berdua menuju kampusnya.
"Semoga Allah senantiasa melindungi dirimu, Nak!" bisik batin Ibu.
Tak lama kemudian, mereka sampai. Terlihat beberapa mobil yang terparkir di sana.
Andhini pun langsung menangkap sesosok insan yang tengah berjalan melewati dirinya.
Udin pun menatapnya juga sembari sesekali melirik ke arah Andhini. Andhini terpaku.
"Tito!" bisik batinnya.
Benar saja, sosok Tito bersama dengan Tita tengah berjalan melewati mereka sembari melirik. Tito tersenyum tipis dan menatap sinis pada Andhini dan Udin.
Udin seketika terdiam. Andhini pun menundukkan kepalanya. Tiba-tiba, Andhini terkejut saat Udin merangkul pundaknya.
Ia menoleh dan wajahnya memerah. Udin nampak tersenyum dan mengangkat dagunya.
"Kita juga bisa!" katanya.
Akhirnya, merekapun bersiap-siap untuk berangkat menuju lokasi yang dituju.
Sepanjang perjalanan, sesekali Udin mengajak Andhini bersenda gurau. Andhini nampak tertawa dibuatnya.
"Oh ya, Andhini! Jika kita sudah sampai, aku harap bisa 1 tenda bersamamu!" kata Udin.
Andhini menoleh ke arahnya.
"Tapi aku tidak macam-macam kok! Tenang saja! Kau percayakan saja hal itu pada seseorang bernama Baqi ini!" sambung Udin.
"Hihihi! Iya! Semoga ya! Tapi awas saja jika kamu berani macam-macam!" kata Andhini sembari mengepalkan tangan kanannya.
"Hihi! Iya, iya! Janji! Aku ingin 1 tenda denganmu hanya ingin melindungimu! Itu saja, tidak lebih!" katanya.
"Hm, baiklah!" kata Andhini senang.
Tak lama kemudian, mereka pun sampai. Sesampainya mereka disana, semua penumpang turun dari mobil dan menatap ke segala arah.
"Wah! Indah sekali!" kata mereka berdecak kagum.
Terlihat, Tito dan Tita turun dari mobilnya dan menatap ke depan.
"Nah! Sudah sampai! Hehe!" kata Udin sembari mengajaknya.
"Wah!" Andhini berbisik takjub akan indahnya pemandangan alam yang ada di sekitar basecamp tersebut.
"Indah bukan?" tanya Udin tersenyum.
"Indah, Din!" katanya.
Akhirnya, mereka pun berjalan memasuki basecamp dan mendata diri mereka. Tak lama kemudian, sore pun tiba.
Nampak matahari yang kini sudah mulai terbenam di ufuk Barat. Mereka pun mendirikan tenda untuk bermalam sejenak di sekitaran basecamp.
Setelah semua tenda berdiri, beberapa pemandu pendakian pun memberikan arahan pada mereka sembari menikmati camilan malam hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dekapan (TAMAT)
Romance"Kata orang-orang, mendaki gunung adalah perjalanan untuk meninggalkan kesombongan diri." "Dengan mendaki gunung, kita akan mengerti siapa yang menjadi teman, siapa yang menjadi lawan. Karena, gunung tidak pernah mengajarkan kita untuk mempunyai dua...