Kalau ada typo, harap maklum ya?***
Happy reading ~
***
"Gue pake yang mana ya?" Tunjuk Glora pada Alvarez. Glora sekarang sedang meminta pemuda itu memilihkan dia dress yang cocok untuk dipakai di acara ulang tahun Zora.
Alvarez menatap dengan serius kedua baju tersebut. "Yang di sebelah kiri bagus tuh," jawabnya yakin.
Glora mengangguk ceria, kemudian gadis itu langsung pergi mengganti pakaiannya. Alvarez melihat ponselnya, dia kemudian menatap kearah balkon kamar.
"Apa gue harus kasih tau sama Glora?" Tanyanya sendiri.
Tak berselang lama, Glora datang dan memperlihatkan penampilannya yang membuat Alvarez jadi sedikit emosi.
"Lo nyuruh gue pilih dress, tapi lo gak pakai pilihan gue?" Alvarez tidak percaya dengan tingkah random gadis ini.
Glora tersenyum. "Ingat, cewek gak pernah salah." Dan hal itu membuat Alvarez seketika ingin membunuh Glora saat itu juga.
"Agak laen," gumamnya pelan. Glora tidak perduli dan memulai makeup nya. Tak selang berapa menit, mereka sudah siap dan langsung tancap gas ke rumah tempat pesta itu diadakan.
***
Glora dapat melihat orang-orang yang tampan dan cantik, Glora sudah bisa mencium aroma-aroma orang berduit. Alvarez menyuruh Glora untuk langsung menghampiri Zora yang sedang menyambut tamu.
"Zora," panggil nya.
Zora menoleh, saat ini gadis lugu itu terlihat lebih dewasa dari biasa nya. Dia cantik dan elegan. "Glora? Aku senang kamu datang."
Glora memeluk Zora. "Gue juga senang. Happy birthday, ini hadiah dari gue. Semoga lo suka," katanya.
Alvarez juga memberikan hadiah. "Happy birthday," katanya singkat.
Zora tersenyum. "Thanks."
Glora dan Alvarez pun langsung bergabung dengan teman-teman nya yang lain. Saat itu semua teman-teman nya sedikit terpana dengan penampilan Glora, karena gadis itu terlihat lebih kalem dengan gaun yang ia gunakan.
"Haii, broo!" Sapa Glora antusias.
"Ternyata dia Glora, masih tetap sama. Pertahankan," kata Alan.
Dan Glora menatap tajam Alan. "Gue tau gue cantik," katanya bangga.
Gafa mengangguk. "Iya, lo cantik banget," katanya. Dan hal itu membuat Glora tersipu malu, sedangkan Fahri menatap mual mereka. Ingat, dia anti romantis.
"Gafa juga gantengg banget hari ini, udah cocok jadi calon dari anak-anak nanti," celetuk Glora.
Alvarez, Alan, dan Fahri saling menatap satu sama lain. Mereka merasa tak dianggap disini. "Gini nih, nasib bucin," cibir Alan.
Glora tidak perduli dan terus berdempetan dengan Gafa. Alvarez yang bosan pun langsung mencari makanan untuk di makan. Saat Alvarez pergi, ada beberapa gadis yang memiliki penampilan menor yang mencibir Glora.
"Lihat deh, genit banget ya?" Kata salah satu dari mereka.
"Iya tuh, padahal mah dia biasa-biasa aja. Pasti pakai pelet," balas temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Change Fate
RandomLeoni Cahaya, gadis yang masuk kedalam sebuah novel. apakah gadis itu menjadi antagonis? tidak. figuran? tidak. atau prantagonis? tidak sama sekali. lalu apa, dan siapa dia? jawabannya hanya orang asing. dia masuk ketubuh yang bahkan sama sekali tid...