Glora berlari dengan tergesa-gesa, ia mengalihkan seluruh pandangannya ditempat ramai itu guna mencari sang tersangka. Dengan perlahan, ia mengamati setiap pelayan yang membawakan minuman untuk para tamu di sana.
"Mana?" Tanyanya sendiri. Ia kemudian menemukan orang itu yang sedang berjalan menuju kearah Zora.
Melihat Zora yang tersenyum pada pelayan itu membuat Glora naik darah jadinya. Dengan cepat Glora berlari, ditambah lagi Zora yang sudah ingin meminum minuman itu.
Gafandra dan teman-temannya melihat Glora dengan pandangan aneh. "Ngapain penggemar lo fa?" Tanya Alan penasaran.
Gafa terdiam sejenak. "Gue gak tau."
Disaat Zora sudah akan meminumnya, Glora datang dengan berani, dan menghempaskan gelas itu hingga ia pecah tak berbentuk.
Semua orang kaget, dan ada yang berteriak. Dan setelah itu semuanya jadi sunyi. Semua mata tertuju pada Glora yang bak orang habis maraton.
Mommy nya Zora-Zernita berjalan dan menarik lengan Glora kencang, membuat Glora jadi menoleh kearah nya. "Ngapain kamu?! Jangan kurang ajar ya!" Bentaknya.
Glora langsung melepaskan genggaman itu. "Untung anak tante selamat!" Ucapan itu membuat Zernita bertanya-tanya.
"Maksud kamu apa ra? Kenapa kamu buang gelas nya?" Zora bertanya dengan nada panik.
"Mungkin kalian gak percaya, TAPI DI DALAM MINUMAN ITU ADA OBATNYA!" teriaknya diakhir kalimat.
Semua orang langsung terkejut, dan mematap satu sama lain. Banyak orang yang berbisik-bisik pula.
"Apa? Tuh Glora gak gila kan?" Tanya Fahri was-was.
Gafa diam, pandangannya terus kedepan melihat pertikaian itu. "Obat apaan?" Tanya Alan.
Sedangkan darj kejauhan, Alvin menatap marah serta kesal kearah Glora yang ikut campur dalam rencananya. "Sial! Rencana gue gagal," katanya.
"Kalau Zora minum obat itu, mungkin keperawanan Zora bakal terenggut!" Teriak Glora lagi. Semua orang langsung melotot tak percaya, mereka melihat aneh kearah Glora yang menurut mereka tidak tau malu.
"Gila, kita harus selamatkan Glora!" Ujar Fahri, jujur ia agak tidak percaya dengan apa yang dikatakan Glora.
"Ngomong apa kamu?! Jangan bohong kamu!" Bentak Zernita tak terima Acara ulang tahun anaknya harus hancur seperti ini.
Glora menatap Zora yang menunduk dan diam. Glora tidak bisa membaca ekspresi wajah Zora saat ini. "Tante gak percaya? Saya ada buktinya," ujar Glora lantang.
Dan saat itu juga Alvin langsung panik tak terbendung lagi. Dengan cepat ia berlarian menuju ke arah Zora. "Apa-apaan lo!" Dia berdiri dihadapan Glora.
Zora mendongak, dan mata gadis itu berkaca-kaca. "Apin?"
"Lo orang baru yang ngehancurin semuanya," bisiknya pada Glora. Glora tidak takut, justru dia merasa sangat tertantang saat ini.
Dengan tenang dia memandangi Zora yang sudah mengeluarkan air matanya. "Lo harus percaya sama gue, Zora. Orang yang nyuruh masukkan obat itu, Alvin."
Semua anggota keluarga, Red black, dan teman-teman Alvin semuanya terkejut dengan kesaksian Glora.
"Yang bener aja," gumam Alan tak percaya.
Gafa menatap tajam Alvin. Ia merasa Glora itu benar, karena Gafa tau, Alvin itu sangat cinta mati kepada Zora. Alvin itu juga gila dan nekat.
"Jangan bohong," sangkal Alvin.
"Bukannya lo yang bohong? Gue gak habis pikir ya sama lo. Lo itu seorang pemimpin, dan kenapa lo bisa jadi se brengsek ini?"
"Benar itu Alvin?" Tanya Daddy nya Zora-Arhan.
"Om percaya?" Alvin terlihat seperti orang di fitnah sekarang.
Glora tidak terima, ia mengambil ponselnya dan membuka rekaman suara yang ia ambil tadi. Glora bukan orang bodoh yang menuduh tanpa bukti.
"Ya, lo bakal dapat dua kali lipat. Tapi pastikan kalau Zora minum air itu." .
"Dan bawa dia ke kamar 20 di lantai 3 mansion."
Suara ribut kembali terdengar. Zora kembali menunduk dan menangis dalam diamnya. Teman-teman Alvin yang lain tidak habis pikir dengan jalan pikiran ketua mereka.
Arhan dengan wajah marahnya merasa malu. Dengan kencang ia meninju wajah Alvin hingga pemuda itu jatuh dari panggung itu.
"Saya tidak habis pikir dengan kamu Alvin. Ternyata keputusan saya untuk memutuskan pertunangan kalian itu tepat."
Glora menatap nasib kedua pasangan itu. Padahal Alvin adalah salah satu tokoh yang dia sukai juga, tetapi ternyata Alvin itu lebih gila dari Arsen.
Glora melihat tubuh Zora bergetar, dan dia langsung berlari meninggalkan tempat itu. Zernita yang melihat putrinya pun teriak, "ZORA!"
Glora tanpa basa-basi langsung pergi menyusul Zora, walau ia sempat kehilangan jejak Zora. Tetapi ia kembali melihat Zora memasuki kamarnya, yang bertulisan "Kamarnya Zora"
***
Glora dengan perlahan membuka pintu kamar Zora. Gelap, itulah yang Glora lihat saat ini. "Zora? Gue tau ini pasti sulit diterima... Tapi dengan cara ini, setidaknya lo tau sifat dia aslinya," kata Glora pada Zora yang tidak terlihat.
Glora bingung karena tidak ada suaranya. Ia kemudian masuk kedalam dan menghidupkan lampu di sana. Cerah, tapi tidak ada Zora didalam sana. Padahal Glora yakin Zora masuk ke dalam sini tadi.
"Zora?" Panggil nya lagi. Tapi tetap tidak ada orang.
Prangg
Suara pecahan barang itu langsung mengalihkan pandangan Glora. Dengan terburu-buru ia mendatangi tempat suara, yang ternyata ada sebuah pintu berwarna hitam di samping lemari.
Pintu itu terbuka sedikit. Glora ragu, tapi ia masih ingin membukanya. Saat dibuka hanya ada kegelapan disana.
"Zora? Lo di sini?" Ucapan Glora tidak ada yang menjawab.
"Zora... Pasti sakit ya? Gue tau lo kecewa, tapi jangan gini Pleaseee." Tetap tidak ada yang menjawab. Padahal tadi ada yang terjatuh dari dalam ruangan ini.
Glora meraba-raba dinding, tetapi tidak menemukan saklar lampu nya. "Zora!" Panggil Glora lebih kencang.
"Kenapa kamu lakuin semua ini?" Itu suara Zora. Glora langsung melihat sekeliling tapi tidak menemukan siapapun, hanya kegelapan saja.
"Gue ngelakuin ini untuk kebahagiaan lo, Zora. Alvin terlalu berbahaya untuk lo," balasnya.
"Kamu gak tau apapun," kata Zora lagi. "Kamu gak tau apapun, Glora."
Glora bingung. "Maksudnya?"
Click
Lampu ditengah-tengah ruangan itu menyala, walau sedikit redup. Dan Glora melihat sebuah kursi disana, dan Zora duduk membelakangi dirinya.
"Zora?" Panggil Glora memastikan.
"Kamu mau tau sesuatu?" Tanya Zora.
"Apa?" Glora sedikit merinding dibuat nya.
Dengan cepat, sebuah lampu lagi di nyalakan, dan lampu itu bertepatan di depan sebuah papan tulis. Hal itu membuat Glora terkejut dan tidak bisa berkata-kata lagi, bola matanya juga bergetar tak percaya dengan yang ia lihat.
Glora melihat bergitu banyak Foto Alvin di papan itu, berbagai macam Foto Alvin tertempel dengan sangat rapi dan terlihat menyeramkan. Bahkan dindingnya pun dipenuhinya oleh foto Alvin di berbagai aktivitas nya.
"Lo...?" Lidah Glora rasanya keluh.
Zora menoleh dengan raut wajah datar, tidak seperti biasanya. "Kamu menghancurkan semuanya Glora." Zora berjalan kearah Glora.
"Padahal aku sudah berharap rencana kekasih ku itu berhasil," lanjutnya.
Glora mundur beberapa langkah. "Lo... Lo dan dia... Sama-sama gila!"
Bersambung....
Waduh, apa ini?
Lanjut? Yuk vote!
KAMU SEDANG MEMBACA
Change Fate
RandomLeoni Cahaya, gadis yang masuk kedalam sebuah novel. apakah gadis itu menjadi antagonis? tidak. figuran? tidak. atau prantagonis? tidak sama sekali. lalu apa, dan siapa dia? jawabannya hanya orang asing. dia masuk ketubuh yang bahkan sama sekali tid...