Glora sudah siap dengan pakaiannya, dia langsung turun untuk sarapan sebelum sekolah. Tapi saat di ruang makan, papanya sama sekali tidak terlihat di meja makan.
"Papa mana?" Tanya nya sendiri.
"Tuan besar sudah pergi pagi-pagi sekali, non," jawab salah satu maid yang berada di dekat sana. Ia tak sengaja mendengar dan menjawab.
Glora tersenyum kikuk. "Gitu ya?"
"Iya non."
Glora tersenyum hambar, tidak biasanya papanya pergi tanpa pamit seperti ini. Apakah papanya masih kepikiran soal malam tadi? Dan dia melihat sekitarnya, di mana Laura? Kenapa anak itu belum turun?
Ya, mereka pisah kamar sejak malam tadi. Kerena Laura katanya butuh privasi untuk kekasihnya. Memang dasar bucin.
"Selamat pagi dunia tipu-tipu!" Sapa riang Laura dari tangga.
Glora memutar bola matanya malas. "Buruan sarapan! Entar telat lagi," katanya.
Laura duduk dengan tenang dan berhadapan dengan Glora. "Bokap lo mana?" Tanyanya heran saat tidak melihat Jastin.
"Udah duluan sejak pagi."
"Tumben?" Glora hanya mengangkat bahu nya tidak tau dan lanjut makan. Laura pun mengambil lauknya dan memakan dengan nikmat, sesekali ia membuka hpnya dan mengetik sesuatu di sana.
"Tante Rara nanti ke sekolah kan?" Tanya Glora.
"Iya." Laura menoleh sekilas dan lanjut dengan ponselnya. Glora hanya geleng-geleng saja melihat kelakuan sepupunya. Padahal seharusnya Laura senang kerena mamanya memilih nekat pulang cepat demi Laura.
Lo beruntung punya nyokap yang selalu ada buat lo, lau, batin Glora sendu.
***
Glora melihat ada tenda yang lumayan besar di tengah lapangan, di sana sudah ada beberapa bangku yang berderet dengan sangat rapi sekali. Banyak juga murid-murid yang membawa orang tuanya, terutama ibunya.
Laura menangkap raut wajah sedih dari Glora. Dia menepuk pundak sepupunya itu pelan. "Ayo masuk," ajaknya.
Glora mengangguk. "Bibi Rara mana?" Dia terus melihat sekeliling tapi tidak menemukan bibi Rara.
Laura melihat isi chat nya dengan sang ibu. "Ada di dalam kelas gue, katanya dia nunggu di sana. Ayok!"
Mereka berjalan dengan santai, sesekali melihat orang tua murid-murid yang terlihat sangat anggun dengan ciri khas masing-masing. Glora lupa, sekolahnya ini adalah sekolah elit.
Di perjalanan hampir sampai di kelas Laura, Glora melihat Aurora dan ibunya. Dia mengerutkan dahinya heran, apakah ibu Aurora setua itu?
'tua banget ibunya' itu bisik-bisik murid-murid lain yang ada disana.
'katanya sih, ibu Aurora dulu susah punya anak. Eh sekalinya keluar malah cacat.'
'masa sih? Kasihan ya.'
'kasihan? Dia itu Polos-Polos bangsat sih, kata gue.'
Glora melihat ibunya Aurora yang memang sudah lumayan tua dari umur ibu-ibu yang lainnya. Dapat Glora lihat, sepertinya Aurora dan sang ibu tampak tidak terlalu dekat.
"LAURA!" Teriak Rara dari ambang pintu kelasnya. Laura langsung menoleh dan berlari kecil menuju sang ibu, sedangkan Glora hanya berjalan santai.
"Mama udah nunggu lama, malah kamu diam aja di sana." Laura hanya cengengesan tak jelas, jujur, mendengar gosip itu sangat membuat jiwa Laura semangat lagi rasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Change Fate
RandomLeoni Cahaya, gadis yang masuk kedalam sebuah novel. apakah gadis itu menjadi antagonis? tidak. figuran? tidak. atau prantagonis? tidak sama sekali. lalu apa, dan siapa dia? jawabannya hanya orang asing. dia masuk ketubuh yang bahkan sama sekali tid...