Bagian 9

905 52 4
                                    

"P-pauli," seorang pria paruh baya itu memanggil Paul dengan sebutan 'Pauli'

"Jangan panggil saya Pauli," sarkas Paul.

"N-nak," pria tersebut memberikan Aksa kepada perempuan disebelahnya, mungkin itu istrinya?

Paul memperhatikan pria tersebut yang akan mendekat ke arahnya, dengan cepat Ia membuka suara kembali,

"Jadi selama bertahun tahun papa ke luar negeri, ninggalin keluarga kecil papa di sini. Papa balik lagi dengan membawa orang asing masuk ke dunia kecil kita pa?,"

Pria tersebut berusaha mengambil tangan Paul, tapi Paul menolak, ditepisnya tangan pria tersebut.

"Mama, kaka, aku udah ngga berharap apa apa lagi sama papa. Asal papa tau pa, mama sudah sangat kecewa sama papa sejak beberapa tahun yang lalu."

"Bagus kan, bagus mama kecewa duluan sebelum tau semua ini. Dan sekarang aku pastikan kaka harus membenci papa juga, membenci cinta pertama untuk seorang anak perempuan!" Paul pergi meninggalkan mereka semua di taman panti.

Salma yang melihat Paul pergi, meminta Nabila untuk menyusul Paul ke mobil.

"Halo om, apakabar? Om sehat?," tanya Salma mengulurkan tangannya berniat untuk menyalami.

Papa Paul menerima tangan Salma, matanya memerah menahan tangisnya.

"S-salma, om ... om minta maaf,"

"Om, minta maaf sama Paul ya om, Salma cuman bisa bantu jagain Paul. Bahkan Salma ngga bisa bantuin Paul buat ngga benci om," ucap Salma lembut.

Rony berada di samping Salma, memperhatikan komunikasi antara kedua orang yang sudah sama sama Ia kenal sejak lama.

"I-iya nak, om akan minta maaf ke Paul, anak om," ucap papa Paul sedikit bergetar.

"Tapi om jangan paksa Paul buat ngga benci om ya. Kalo om butuh kabar Paul, disini ada Salma sama Rony yang bisa kasih kabar ke om," Salma melirik ke Rony.

"Iya om di sini masih ada Rony yang satu apartemen sama Paul. Tapi kalau suatu saat Paul udah melarang Rony untuk kasih om kabar, Rony minta maaf kalau ga bisa bantu om lagi," ucap Rony menimpali.

"Rony pamit ke mobil dulu ya om," ucap Rony yang kemudian bersalaman dengan Papa Paul di sana.

Salma masih di tempat, tidak mengikuti Rony yang kembali ke mobil, padahal Rony sudah merangkulnya hendak kembali bersama.

Tapi Salma menolak, Ia bilang sebentar ingin bicara dengan papa Paul.

"Om, Paul udah dewasa. Paul anak laki laki om satu satu nya. Dengan om yang seperti ini, Salma berharap semoga Paul ngga mencontoh sikap om yang ga baik ini," Salma menjeda kalimatnya.

"Maaf kalau Salma lancang ya om, tapi om kan tau kalau Salma udah anggap om seperti papa sendiri dari Salma dan Paul berteman waktu SD,"

"Sekarang om punya anak laki laki lagi, Salma berharap om bisa mengajarkan anak laki laki om dengan perilaku dan sikap yang baik," Salma mengakhiri kalimatnya. Kemudian Ia bersalaman dengan papa Paul.

Salma pergi menuju mobilnya, di sana sudah ada Rony dan Nabila yang sedang menenangkan Paul.

"Anjing, bajingan, laki laki bangsat lo!," bentak Paul sambil menunjuk papa nya dari dalam mobil.

Salma masuk, duduk di belakang bersama Rony. Nabila dari tadi duduk di samping Paul untuk menenangkan. Tapi Nabila malah merasa dirinya yang di maki maki.

"Sstt udah Ul, kita pulang sekarang aja ya?," Salma mengusap lembut punggung Paul.

"Kalo gue tau tuh anak kecil, anak nya orang bajingan itu, ngga akan gue tolong waktu itu Ron, Sal!" Ucap Paul menggebu.

Ruang TemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang