Prolog.

19 4 0
                                    

"ADUH!" Lavanya mengusap kepalanya yang terasa nyut-nyutan bukan main akibat lemparan tumblr, ia menatap tajam kedua pelaku tindak kriminal yang kini tengah terkikik di lorong F.Mipa tak jauh dari dimana tempatnya berdiri, ia memejamkan mata. "Dasar anak babi! Sini gak lo berdua?! Gue kebiri sekarang juga, kurang ajar!"

"AHAHAHA LARI CUK, SESEPUH NGAMUK!" teriak Kaylasha di sertai tawa mengudara.

Sementara Arneyva, gadis itu menggoyangkan bokong guna mengejek Lavanya yang kelelahan di belakang. "Mana? Sini kejar dong kalo bisa, hahaha!"

Jelas mereka bertiga abai oleh tatapan-tatapan manusia di sekitar, tidak peduli barangkali beberapa merasa terusik atau sebagainya, kalau kata Kaylasha – "Biarin, mereka suka ngeliatin karna ngefans kali." Dan, yeah, mari iyakan saja agar cepat selesai.

Di sisi lain Tavisha memperhatikan tingkah idiot teman-teman yang sepertinya harus ia pertimbangkan lagi bersama dengan orang-orang seperti itu untuk waktu yang lama, ia menyenggol Anasera yang sibuk memainkan ponsel. "Temen lo tuh, bener-bener gak tau malu." Yang di senggol akhirnya ikut menonton atraksi di depannya, Anasera menggeleng. "Hadeuh, gue mulai meragukan diri gue yang masuk psikologi, kalau tiap hari makanannya begitu mulu, apa gak stres duluan gue sebelum wisuda?" tanyanya prihatin pada diri sendiri.

Kasyaira menatap jengah kedua manusia sok waras tersebut. "Lo berdua gak lupa 'kan dua hari lalu baru aja nyemplung ke air mancur yang ada di taman?" kedua manusia itu cengar-cengir, dan apa lagi yang bisa Kasyaira perbuat selain menghela nafas? Sungguh, berteman, bahkan hidup bertahun-tahun bersama mereka benar-benar menguras banyak kantung emosi. "Jadi, berhenti bersikap normal, kalo sebenernya kita semua emang nggak pernah di kasih kewarasan sama Tuhan." Paparnya teramat muak.

Baru saja Tavisha akan berujar tapi tiba-tiba pekikan Lavanya menginterupsi ketiganya. "WOY, BANTU TANGKEP DUA KRIMINAL ITU, KEK!" mungkin saking lelahnya puan itu sampai duduk lesehan, dan mau tidak mau Kasyaira sebagai orang yang mengaku paling waras, mendekat guna memberikan minum. "Mampus, capek 'kan lo? Sok-sok an banget sih bangsat lari-larian, udah tau badan jompo juga, cuih." Lavanya menerima kasar sodoran tumblr hitam dari Kasyaira. "Lo tuh mau peduli aja harus ngamuk-ngamuk ya?!" tanyanya kesal kemudian meneguk air sampai habis.

"Namanya juga gengsi segede meteor, Van. Sini deketan gue apus keringet lo–aduh buset, lo abis mandi apa gimana dah anying?" meski begitu Anasera tetap mengelap dahi Lavanya yang di penuhi banyak peluh, Lavanya mendengus. "Mengejar dua anak iblis, Ra. Wajar aja keringetan."

Sedangkan Tavisha sudah menenteng Kaylasha dan Arneyva setelah kerongkongan kering meneriakkan nama dua manusia tersebut untuk berhenti berlari. "Duduk lo berdua diem, anjing sampe kering tenggorokan gue, asu!" maki puan tersebut dan hampir saja Lavanya ingin memberikan tabokan sebelum Kasyaira menahan. "Udah cok, udah! Jangan sampe nih fakultas jadi saksi pertumpahan darah!"

"Baperan bang–iya-iya ampun! Bercanda doang! Ya ilah!" buru-buru Arneyva berlindung di belakang Kasyaira. "Lindungi gue, please."

Anasera geleng-geleng sambil menyodorkan tumblr warna biru pada Kaylasha yang dengan senang hati di terima lalu isinya di tenggak sampai habis. "Mending pulang deh, yuk. Masih ada kegiatan lagi kalian emangnya?" kemudian semuanya kompak memberikan gelengan.

"Yaudah, pulang yuk!"

.–.


Hawa dingin perlahan menusuk kulit Kasyaira yang sedang duduk di teras rumah sendirian, memandangi bulan serta bintang nan begitu cantik di atas sana sambil memikirkan banyak hal, sebelum lamunannya buyar karna kedatangan seseorang.

Orang itu Arneyva, ia dengan kurang ajar menyampirkan hoodie tepat di depan wajah Kasyaira. "Dingin, kenapa lo gak pake baju tebel, sih? Mana sendirian lagi, kentara banget jomblonya asli." Katanya kemudian duduk dengan manis tepat di sebelah gadis itu.

home, est 2018.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang