Sanjana Arneyva.
Adik paling bungsu yang mendapat kasih sayang berlimpah, namun meski begitu, ia suka bersikap kurang ajar, misalnya melemparkan hoodie pada Kasyaira padahal ia bisa memberikannya baik-baik. Yeah, mungkin itu caranya menunjukkan kasih sayang, jadi suka-suka Arneyva saja lah.
Terkadang ketika berjalan bersama Lavanya, sering di kira lebih tua Arneyva. Bukan, bukan karna Lavanya terlihat masih muda, tapi karna perbedaan tinggi antara keduanya.
Masuk sebagai baby giant bersama Anasera, mereka berdua bisa saja menginjak Lavanya, Kasyaira, Tavisha, dan Kaylasha.
Tapi, Arneyva 'kan anak baik, jadi tidak akan seperti itu, tenang saja, tidak tahu kalau nanti, lihat saja deh. Hehe.
Terlihat polos dan murni.
Heum, padahal ... sudahlah.
Berguru mengenai cinta dan sebagainya pada Anasera, karna ternyata pintar soal pelajaran tak menjamin pintar dalam bermain perasaan. Hey, bukan apa-apanya, Anasera masih cukup waras untuk tidak membuat si bungsu bongsor tersebut menangis hanya karna cinta, hus-hus!
Satu prodi dengan Kaylasha, terkadang Lavanya juga bertanya-tanya bagaimana bisa mereka berdua akan menjadi dokter? Semoga saja kelak ada orang yang mau berobat pada mereka, bantu aamiinkan.
Satu-satunya manusia yang mampu mengirim voice note dengan durasi seperti podcast, sayangnya kecepatan 2× pun tak berpengaruh. Terkadang pula curhatannya tidak di tanggapi oleh yang lain, namun hari esoknya gadis itu akan tetap mengirim voice note lagi.
Juga juara satu mengirimi video-video serta reels entah di room chat pribadi, atau di group chat, meski tidak ada satupun yang membalasnya.
Si bontot kuat mental kok, tenang saja!
Kalau lelah dengan hidup, tujuannya hanya satu, menikah dengan Seokjin. Tapi naas, itu tak akan pernah terjadi.
Anak kedokteran tapi paling suka mengajak:
"Eh, beli seblak yuk?"
"Ya kali gak seblak, anjeng?!"
"Gas lah besok seblak, kalem."
Woah, panutan!
Baiklah, lupakan itu dan kini mari melongok keluar kamar karna terdengar keributan. Astaga, pagi-pagi sudah melihat banteng murka, memejamkan mata sebelum memekik. "BAJINGAN KAYLA, BERISIK!" namun ternyata Kaylasha lebih galak, jadilah ia memilih melemparkan cegiran dan tidak mau ikut campur.
Membuka gorden kamar, hari ini cerah sekali, ia bahkan mengambil foto cantik matahari dan meng-uploadnya di snap WhatsApp.
Dari sekian banyak kontak, memangnya harus Rahes yang me-reply, ya? Aduh.
Rahes
|Cantik mataharinyaahaha, iya|
|Kayak kamu deh, Va
Arneyva bergidik ngeri membaca pesan tersebut, rasa-rasanya ia bisa saja mengeluarkan isi perut. Ia berlagak mual sebelum bermonolog. "Bales lagi nggak, ya? Apa gak usah? Typingnya sumpah cringe banget, anjrit. Menggelikan." Berani bertaruh dengan laptop mahal miliknya deh, manusia mana yang mampu membaca chat seperti itu tanpa rasa mual?
Baru saja memutuskan untuk tidak membalas, Rahes kembali mengiriminya pesan.
|Sibuk gak, Va?
sibuk, Hes|
|Yaah, gue pengen ngajak lo ketemuan padahal
hahaha next time aja hes, sorry|
|Hufft, yaudah deeh
|Kalo ada waktu kabarin, yaiya, gue usahain, hes|
|Okay, cantiik
Tepat setelah itu ia melemparkan ponselnya ke sembarang arah, astaga Arneyva benar-benar bukan sosok yang bisa bermanis-manisan seperti itu–kecuali Seokjin–jadi mendapati perlakuan seperti itu, sungguh menguras tenaga si puan yang jarang sekali bermain perasaan.
"Kenapa bisa ada manusia kayak Sera dan Kayla nangisin cowok?! Bahkan mereka bener-bener semenggelikan itu, ya Allah! Jauhkan Neyva dari hal-hal berikut, aamiin!"
Eum,
Aamiin saja, deh.
©️woopy_mom
KAMU SEDANG MEMBACA
home, est 2018.
Teen Fiction"Persahabatan yang di landasi kasih Tuhan, akan menumbuhkan iman dan juga karakter." - homies, 2018.