Bagian Dua belas.

5 0 0
                                    

Alih-alih mengerjakan tugas yang baru saja di sampaikan lewat group chat kelas, Arneyva lebih memilih menonton drama sambil menunggu Kayla pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alih-alih mengerjakan tugas yang baru saja di sampaikan lewat group chat kelas, Arneyva lebih memilih menonton drama sambil menunggu Kayla pulang. Pikirnya, toh tenggat waktu yang di berikan sang dosen masih cukup jauh, jadi masih banyak waktu untuk bersantai.

Adegan profesional, jangan di tiru, terimakasih.

Ia tengah me-rewacth drakor my demon, dengan kurang ajarnya sambil berhayal. "Gue dapet jodoh yang umurnya beda ratusan tahun asal bentukannya kayak Jeong Guwon mah, gas-gas aja, asli." Kemudian melanjutkan pahit. "Tapi gue bukan Do Dohe ..."

"Kenapa ya jodoh tuh nggak bisa cap-cip-cup aja? Atau nggak tinggal minta maunya yang kayak gimana. Eh tapi boleh deng minta yang spesifik ke Allah, ya Allah mau Seokjin ya Allah, aamiin. Kalo enggak dapet Seokjin, yaudah kak Mahen aja." Senyumnya mengembang otomatis tiap kali mengingat kakak tingkatnya itu.

Bertemu saat jaman ospek, saat itu panas menyongsong raga, kerongkongan teramat kering. Sialnya Kaylasha menghilang entah kemana, dan Arneyva pun belum punya banyak kenalan, ia duduk di bawah pohon rindang sembari berharap keajaiban datang, entah dalam bentuk seorang manusia membawakannya kipas atau air minum.

Tuhan sepertinya mendengar, bersama cahaya matahari yang menyorot, Mahen datang membawa sebuah botol air mineral. "Kamu dari awal semangat banget, jadi udah abis ya energinya sekarang?"

Arneyva menelan ludah, apakah ini mimpi atau benar-benar nyata pikirnya. Gadis itu melongo cukup lama sampai Mahen harus melambaikan tangan di depan wajah Neyva. "Hey?"

Sang gadis mengerjap. "Ah, apa? Eh, gimana kak?"

Nayana Mahen, pemuda itu terkekeh. "Ini ambil dulu minumnya, kamu nggak haus memangnya?"

Neyva langsung mengambil minuman yang di sodorkan oleh kakak tingkatnya tersebut. "Eh, iya kak.
Repot-repot, makasih ya, Kak."

Mahen menggeleng. "Nggak repot, kok." Arneyva kira setelah mengatakan itu Mahen akan pergi, namun ia malah duduk tepat di sebelah Neyva. "Ikut duduk, boleh 'kan?"

Arneyva mengangguk ribut. "Boleh, kak."

Mahen manggut-manggut, lalu tertawa. "Jangan tegang gitu, saya gak akan gigit kamu, kok. Oh iya, saya Nayana Mahen. Kamu?"

Sang gadis ikut terkekeh, diam-diam menggaruk tengkuknya. "Saya Sanjana Arneyva, kak."

"Cocok."

Gadis itu mengernyit. "Cocok?"

"Iya, laut itu indah, 'kan?"

Tunggu, biarkan Arneyva bernapas dulu. Biarkan ia mencerna apa yang terjadi, dan biarkan Mahen menepuk-nepuk puncak kepalanya lalu pergi setelah mengirimkan senyum paling manis yang pernah Neyva lihat selama hidupnya.

Apa dampaknya sehebat itu sampai Arneyva tidak bisa tidur dengan nyenyak hampir setengah bulan? Iya!

Sang puan terkekeh. "Aduh, salting mulu gue kalo inget. Bismillah dengan restu Mamah Papah ya Allah, aamiin."

Lalu datang Tavisha menyentil dahi gadis itu. "Gak usah halu mulu, lo. Gue tadi liat dia di kerubungin cewek-cewek pas mau pulang."

Buyar sudah lamunan Neyva yang bahkan sudah memikirkan mau memakai adat apa untuk pernikahannya nanti.

Memegangi dahinya karna terasa nyut-nyutan, ia balik menendang Tavisha yang tengah telentang di bawah. "Bangsat lo ya! Nggak ada support-supportnya jadi temen, heran gue!"

"Karna gue support, gue ngasih tau, anjeng! Gue support supaya lo sadar, yang kak Mahen perlakuin manis bukan lo doang. Dia emang dasarnya friendly, bego!" Tavisha menjambak kasar rambutnya sendiri. "Heran gue punya temen pada oon semua. Ada yang gamonin cowok gak penting, ada yang ngejar kating friendly sampe sinting. Argh! Lama-lama gue copot otak lo sama Sera, sumpah!"

Arnyeva mendengus. "Ya elah, Vis. Gue mah seenggaknya dapet feedback baik. Jangan samain kayak Sera, lah. Sera mah gamonin cowok yang gak pernah punya hubungan sama dia."

"Sama aja kayak lo, jancoeg!"

"Beda, anjer! Sera gak punya kenangan, emangnya dia pernah di puk-puk kepalanya? Alah, kenangan juga cuman chattingan doang, yang kayak gitu di gamonin, cuih!" Mengibaskan rambut hitam panjangnya, Neyva melanjutkan sombong. "Gue dong, di kasih air, di puk-puk, kalo nyapa di sapa balik, kalo minta di ajarin pasti selalu bisa. Aduh, salting gue!"

Menyerah sudah Tavisha. "Terserah lo, bangsat."

Lalu setelah itu ponsel Arneya bergetar.

cewek jeongwoo

|BERHENTI GIBAHIN GUE
|ANJEENGG
|KUPING GUE PANAS

"Feelingnya kuat juga." Gumam Neyva seusai membaca chat tersebut, niat hati ingin membalas namun notif dari Mahen membuyarkan segalanya.

kak mahen

|Va
|Gak ada kelas ya hari ini?
|Saya tadi nyari kamu, wkwk

"ANJEENGGGG, TAVISHAAA! NIKAHIN GUE SAMA KAK MAHEN SEKARANG, PLEASEEEEE! SLWLEKEJ, DIA NYARI GUE KATANYAA, AVISSSS! TAVISHA NIKAHIN GUEEE SAMA KAK MAHEEENNN, GUE SIAP SEKARANG JUGAAA!"

"BERISIK BANGET, MONYET! JANGAN SAMPE GUE PANGGIL WARGA BUAT GEBUKIN LO, YA, BABI!"

Sementara itu Kaylasha yang baru datang kebingungan. "Siapa yang mau di kawinin?"

 "Siapa yang mau di kawinin?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©️woopy_mom

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

home, est 2018.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang