Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kaylasha Naray Widyanata.
Hidup bagi Kaylasha, sungguh berat. Untungnya ada mayor teddy, jadilah tidak seberat itu. Kenapa? Serius lho, ya.
Menjalani hidup sebagai anak kedokteran itu, ah, bagaimana cara Kaylasha mendeskripsikannya? Sepertinya ia tidak bisa, mungkin bisa tanyakan saja pada Arneyva setelah ini.
Tapi Kaylasha tetap bersyukur, kok. Sombong sekali dirinya jika tidak bersyukur pada apa-apa saja yang sudah Tuhan berikan. Oh iya, Kaylasha itu sebenarnya pintar melihat peluang bisnis, lho. Walaupun ia dan teman-temannya berasal dari keluarga yang cukup punya harta, terkadang ia suka mengajak;
"Eh, nanti kalo udah banyak orang mudik, kita jualan di jalan-jalan gitu, yuk. Atau gak di deket-deket pom bensin, kayak bikin rest area gitu, gue itung-itung untungnya lumayan buat foya-foya." Hanya Anasera dan Arneyva yang selalu menyetujui dan bersemangat, sementara tiga lainnya hanya mampu mengumpat.
Terlebih lagi Kasyaira. "Lo anak kedokteran, anjrit! Berhenti menganalasis peluang usaha, itu tugasnya Tavisha, astaga!"
Baiklah, Kaylasha akan menyimpan bakat hebatnya itu. Ia tidak akan maruk karna sudahlah menjadi dokter, punya banyak usaha pula nantinya. Ck, ck. Salah siapa? Salah otaknya yang teramat jenius? Wah jika mendengar ini, pasti Tavisha menyahut;
"Terserah lo aja, anying."
Selalu punya berita hot, dan partner terbaiknya adalah Anasera, entah darimana Kaylasha selalu punya berita-berita terkini tersebut, yang jelas beritanya selalu panas, aktual, dan terpercaya, deh.
Dahulu saat belum memutuskan untuk tinggal bersama, Kaylasha adalah pelopor nomor satu mengajak video call di group chat sekaligus satu-satunya admin yang suka sekali mengeluarkan anggotanya, seperti tadi malam ia mengeluarkan Tavisha karna hanya mengirim spam stiker di grup.
Apa itu juga yang membuatnya dendam hingga tiba-tiba menendang pantatnya?
Kaylasha padahal sedang nikmat-nikmatnya tidur, tengah bermimpi indah meskipun ia tak tau mimpi apa itu, namun tanpa aba-aba pantatnya di tendang begitu kuat hingga ia terbangun dan menjerit, apalagi tak kala melihat sang pelaku. "TAVISHA BRENGSEEEKK!" pekiknya kemudian berlari mengejar gadis itu.
Bug! Bug! Bug!
Ia menggedor-gedor brutal pintu kamar sang musuh. "KELUAR GAK LO?! APA MASALAH LO GUE TANYA, HAH?!" emosinya makin menggebu-gebu di dalam rongga dada.
Arneyva yang merasa terusik melemparkan sendal rumah pada Kaylasha. "BAJINGAN KAYLA, BERISIK!" kamarnya berada tepat di sebelah kamar Tavisha, jelas saja itu benar-benar menganggu tidur cantiknya.
Kaylasha melotot tajam. "LO MENDING DIEM! ATAU GUE JADIIN LO TUMBAL?!"
Baiklah, Arneyva mundur saja, bahkan kepala Kaylasha seperti memunculkan dua tanduk. Ia jadi merinding dan kembali masuk ke dalam kamarnya.
"KAY, LO HARUS TAU KALO ALTA PERHATIAN BANGET SAMA GUE!" seru Tavisha dari dalam kamar.
"APA HUBUNGANNYA SAMA NENDANG PANTAT GUE, BABI?!"
"GAK PAPA, PENGEN BIKIN LO NGAMUK AJA, AHAHAHA! OH IYA, PERNAH GAK LO DI PERHATIIN SAMA ERLAN, HAH?!"
"BERAPA KALI GUE BILANG GUE UDAH GAK SUDI SAMA ERLAN?! BERHENTI BAWA-BAWA DIA, MONYET!" dan tidak ada sahutan lagi dari dalam, menarik nafas panjang mencoba mengontrol emosi, Kaylasha berjalan menuju ruang makan, lapar menyerang setelah mengamuk membabi buta tadi.
Ia memakan nasi goreng dengan brutal, entah mengapa, kini rasanya bukan kesal karna Tavisha, tapi karna ia jadi kembali mengingat Erlan.
Ternyata masih ada perasaan yang tak Kaylasha mengerti tiap kali mengingat Erlan, entah apa, Kaylasha tidak tau dan juga tak mengerti.
Vero Erlangga, dulu Kaylasha sangat menyukai pemuda itu.
Sebelum benar-benar sebenci ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.