Chapter 6 - Perpisahan di Pagi Hari

13 3 0
                                    

Dengan langit yang mulai memerah, Ayah Elara, Eruo, bersiap untuk perjalanan panjang. Kuda yang setia menunggu, siap membawa mereka melintasi lembah dan bukit menuju Klan Inazuma. Elara, dengan mata yang berbinar, memandang ayahnya yang akan berangkat. "Ayah akan kembali, Elara. Jaga ibumu dan dirimu sendiri," ucap Eruo, sambil mengelus kepala putrinya dengan penuh kasih.

Fleiy, Ibu Elara yang bijaksana, menghampiri dengan bekal yang dibungkus dengan daun segar. "Hati-hati di jalan, suamiku," katanya dengan suara yang lembut namun penuh kekhawatiran. Eruo mengangguk, "Ya, aku berangkat, sayang. Aku akan pulang dengan Minami yang telah kembali ke keluarganya."

Dengan itu, Eruo menaiki kuda dan memulai perjalanan, meninggalkan desa yang masih terlelap dalam kedamaian pagi. Elara, yang hatinya dipenuhi dengan keberanian yang baru, meminta izin kepada ibunya. "Ibu, aku ingin menemui Yuto dan Ruisu untuk bermain," katanya. Fleiy tersenyum, "Jangan lama-lama, ya Elara."

Elara berlari kecil menuju rumah Ruisu, sahabatnya yang selalu setia menemaninya. Di tengah perjalanan, dia melihat bunga-bunga liar yang bermekaran, warna-warni seperti pelangi setelah hujan. Dia mengambil beberapa dan memutuskan untuk memberikannya kepada Yuto dan Ruisu sebagai tanda persahabatan.

Sesampainya di rumah Ruisu, Elara disambut dengan hangat. "Elara, kamu datang!" seru Ruisu dengan gembira, Yuto yang sedikit lebih pemalu hanya tersenyum. Mereka bertiga kemudian duduk di bawah pohon besar di halaman, berbagi cerita dan tertawa bersama.

"Kalian tahu, Ayahku pergi ke Klan Inazuma hari ini," kata Elara dengan nada sedikit berat. "Dia bilang akan kembali, tapi aku merasa sedih." Yuto dan Ruisu mendengarkan dengan penuh perhatian, mereka mengerti perasaan Elara. "Ayahmu pasti akan kembali, Elara. Dia selalu menepati janjinya," kata Yuto, mencoba menghibur.

Matahari semakin tinggi, dan mereka memutuskan untuk bermain 'petualangan' di sekitar desa. Mereka berpura-pura menjadi pahlawan dari cerita-cerita yang sering diceritakan oleh orang tua mereka. Berlari-larian di antara pepohonan, mengejar bayangan, dan tertawa tanpa beban.

Saat matahari mulai condong ke barat, Elara tahu sudah waktunya untuk kembali. "Aku harus pulang sekarang," katanya sambil mengumpulkan bunga-bunga liar yang telah dia kumpulkan. "Kita akan bermain lagi besok," janji Yuto. Ruisu hanya mengangguk, senyumnya yang manis menyiratkan persetujuan.

Elara berjalan pulang dengan hati yang lebih ringan. Dia tahu bahwa meskipun Ayahnya jauh, dia tidak sendirian. Dia memiliki ibunya yang bijaksana, dan dua sahabat yang selalu ada untuknya. Dan dengan setiap langkah yang dia ambil, dia merasa lebih dekat dengan Ayahnya yang sedang dalam perjalanan.

Sesampainya di rumah, Elara menemukan ibunya sedang menenun di teras. "Ibu, lihat bunga-bunga yang aku bawa!" seru Elara. Fleiy menoleh dan tersenyum, "Bunga-bunga itu indah, Elara. Seperti hatimu yang hangat dan penuh kasih." Elara merasa hangat mendengar pujian dari ibunya.

Malam itu, sebelum tidur, Elara berdoa untuk keselamatan Ayahnya. Dia berharap Klan Inazuma akan menyambut Ayahnya dengan baik dan perjalanan pulangnya akan lancar. Dengan pikiran yang tenang, Elara tertidur, bermimpi tentang hari ketika Ayahnya akan kembali, membawa cerita dan petualangan baru untuk diceritakan.

"Tensei no Monogatari"  -  転生の物語Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang