Siapa sangka jika diamnya Erina masih berlanjut sampai esoknya. Semalaman Erina hanya diam, energi Erina hilang. Bagi Narael itu agak mengangguk. Walau sebenarnya ia tidak peduli, tapi atmosfer menjadi gloomy karena Erina. Itu yang Narael tidak suka, liburan mahal ini justru sia-sia karena Erina galau dibuat oleh mantannya.
"Lo pacaran berapa tahun sih, sampe cium parfum mantan aja lo langsung galau"
"7 tahun"
Tidak disangka Erina akan menjawab pertanyaan itu. Erina memang cerita kalau dia tiba-tiba diam di lobby karena ia tidak sengaja mencium parfum mantannya. Narael syok berat, seorang Erina yang buat Hiro kicep nyatanya seorang sad girl.
"Mantan lo gak pernah ganti parfum apa dari dulu?"
"Nggak, dia selalu pakai perfume yang sama. Itu perfume pertama yang dia pakai dan itu juga hadiah gue buat dia."
Narael mengerjapkan mata berkali-kali untuk memahami situasi ini. Erina yang ia kira anti romantic ini ternyata bisa penuh dengan cinta bahkan masih mengingat detail tentang pria yang jadi mantannya itu.
"Er. Gue ragu lo Erina yang gue kenal"
"Lo mau bilang gue kesurupan lagi"
"Iya! Gue takut banget, lo balik ngeselin aja deh. Gue lebih mending lo yang songong dan buat naik darah. I mean, lo kok bisa-bisa ingat bau mantan lo dalam sekali lewat"
Erina menyandarkan tubuhnya ke sofa, ia berpikir kenapa ia harus membahas mantannya dengan Narael. Bahkan dalam 3 tahun terakhir ini, Erina berusaha sekuat mungkin untuk tidak bertemu bahkan mengingat laki-laki itu.
"Jawab Er" seru Narael yang masih belum menyerah dengan pertanyaannya itu.
"Ya bisa lah"
"Bisa ajakan orang yang lo kira mantan lo itu orang lain yang pakai parfum yang sama kaya mantan lo" bantah Narael
"Tetap Beda! Orang punya body scent yang beda-beda sekalipun pakai parfum yang sama bakal tetap beda"
Raut wajah Narael menujukkan ketidak puasan, ia masih belum terima dengan jawaban Erina. Menurutnya semuanya sama saja, Erina hanya dramatis saja.
"Lo yang lebay"
"Gue kenal dia selama 7 tahun, bahkan langkah kaki dia aja gue hapal apalagi sekedar body scent dia" ucap Erina
Narael terperangah sesaat mendengar jawaban Erina. Manusia judes ini kok bisa sebucin itu.
"Gue kali ini gak bohong kalau gue beneran takut."
Erina mendekat pada Narael, ia mengikis jarak antara dirinya dan Narael. Hidung Erina mengendus leher Narael. Tidak pernah sebelumnya Erina dan Narael seintim ini. Hal itu membuat Narael kaget dan tegang hingga membuatnya otomatis tubuhnya mundur karena pergerakan Erina yang tiba-tiba. Ia bahkan menahan nafas dan meremas kulit sofa karena saking tegangnya.