"Minum obatnya" perintah Erina
Narael hanya menuruti perintah Erina yang satu ini, "Alana kenal Felisha?" Tanya Erina tiba-tiba
"Hah? Apa hubungannya?"
"Mereka saling kenalkan?"
Narael mengangguk, "Felisha yang ngenalin Alana ke gue. Alana model di agency Felisha" ucap Narael
"Felisha atasannya Alana?" Tanya Erina lagi
"Bisa dibilang begitu. Kenapa?"
"Lo kenal Felisha sejak kapan"
"Kenapa tiba-tiba lo jadi kepo?" Tanya Narael heran
"Jawab aja"
"Dari kecil, keluarga gue dan Felisha cukup dekat."
Erina menyimpan keraguannya sendiri, ada sesuatu yang tak beres antara ketiganya. Entah hubungan mereka bagaimana, tapi menurut insting Erina, Felisha adalah alasan Alana pergi.
"Lo tau hubungan Felisha dan Alana gimana?"
Narael menaikan salah satu alisnya, "Hubungan mereka gimana? Mereka baik-baik aja, Felisha baik sama Alana. Sebagai bosnya Alana, dia beri banyak Alana kesempatan bagus untuk karir Alana"
"Lo yakin Felisha baik sama Alana?" Tanya Erina sekali lagi untuk meyakinkan dirinya
"Maksud lo apa sih Er? Felisha orang baik, gue udah kenal lama dia jauh sebelum gue kenal Alana. Buang pikiran jahat lo tentang Felisha" ucap Narael agak meninggi
"Gue cuman mau mastikan" ucap Erina
"Kalau lo mikir Felisha orang ketiga dihubungan gue dan Alana, lo salah. Lo bukan orang pertama yang mikir begitu. Felisha sepenuhnya mendukung gue dan Alana, bahkan gaun yang lo pakai di hari pernikahan itu Felisha yang milih."
Narael sudah sejak lama mendengar banyak asumsi bahwa Felisha menjadi penghalang hubungannya dan Alana. Tapi fakta yang Narael sendiri lihat tidak begitu, Felisha memperlakukan Alana dengan baik. Jika memang Felisha niat buruk, mengapa semua itu dilakukan.
"Dan perlu lo tahu, Felisha sudah menikah. Gue rasa lo perlu tahu, supaya lo gak mikir buruk soal Felisha lagi.
Erina menghela nafas, ia tidak ingin melanjutkan perdebatan ini dengan Narael. Tapi Erina tidak sepenuhnya setuju dengan Narael. Cara Felisha melabeli ia sebagai 'pembantu baru' saja membuat Erina tak suka.
"Gue ada urusan, gue gak bisa nemenin lo check up hari ini"
"Gue bisa sendiri" ucap Narael ketus
"Lo bisa minta bantu Tante Sarah kalau perlu apa-apa"
Narael menghela nafas kasar, "Gue.sudah hidup sendiri selama sepuluh tahun, gue bisa sendiri. Jangam sok peduli Erina, kita urus urusan masing-masing"
***