Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Erina terjaga semalaman karena Shawn. Ia membenci situasi ini, benci karena ia tiba-tiba tidak dapat mengendalikan perasaan dan pikirannya. Selama bertahun-tahun ia tidak pulang karena berusaha menghindari Shawn, namun justru mereka bertemu di tempat yang Erina tidak pernah duga. Ia mengira perasaannya pada Shawn sudah habis, tapi nyatanya tidak. Hanya sekedar mencium wangi Shawn saja Erina sudah dibuat goyah, apalagi setelah laki-laki itu memeluknya.
Di tengah pertempuran hati dan pikiran suara keras dari barang yang jatuh mengalihkan Erina sesaat. Suara barang terjatuh itu tidak hanya terdengar sekali namun lebih dari dua kali dan itu berasal dari luar kamarnya. Penasaran Erina keluar untuk memastikan.
"Narael?" panggil Erina
Keadaan menjadi hening lagi, entah tadi suara apa. Erina memutar tubuhnya menuju kemarnya. Namun keheningan itu terputus oleh suara mengganggu dan terdengar lebih keras. Suara kali ini terdengar berasal dari kamar Narael. Buru-buru Erina berjalan menuju kamar Narael. Tanpa permisi Erina membuka pintu kamar. Ia mendapati Narael terbaring di lantai tidak jelas bentuknya dengan barang-barang yang tergeletak di sekitarnya.
"Lo kenapa?" Tanya Erina terheran-heran
Narael menoleh pada Erina dengan posisi yang masih berbaring.
"Gue gak bisa buka baju"
Erina menghela nafas, ia berjalan menuju Narael dan membantunya berdiri. Erina menuntun Narael ke ranjang.
"Arm string-nya harus dilepas dulu. Jelas lah lo gak bisa bukan baju"
Erina membantu Narael melepas Arm string yang menahan tangan laki-laki itu.
"Lo tidur pake ginian semalaman" tanya Erina
Narael memberi tatapan sinis pada Erina. Pikirnya sebentar lagi Erina pasti mengejeknya lagi.
"Gue mau hati-hati aja" jawab Narael
"Kalau lo perlu bantuan bilang aja, kan gue juga udah bilang bakal bertanggung jawab"
"Iya" jawab Narael malas
"Gak jadi pesan kamar lagi? Gue kira lo takut sama gue"
"Sejak kapan gue takut sama lo? Gue cuman berhati-hati"
Erina memutar bola matanya, namun tangannya tetap membantu Narael melepaskan kaos laki-laki itu. Baju Narael sudah Erina tarik ke atas hingga terlepas sepenuhnya.
Erina berdeham sambil memalingkan wajahnya dari Narael"Ekhm. Lo bisa mandi sendirikan"
"Mau bantu mandiin gue juga"
"Orang gila. Cepetan lo mandi sana, gue mau sarapan"
Ia bejalan cepat meninggalkan kamar Narael, pemandangan yang baru Erina lihat sangat buruk menurutnya.
***
Aktivitas Narael untuk mandi terbilang lama, lebih dari 30 menit. Erina sudah kebosanan menunggu Narael selesai. Ia juga agak khawatir jika terjadi sesuatu pada Narael, karena membuka baju saja Narael kesusahan.