Pelindung

842 82 13
                                    

Hallooooooo!! Saya kembali lagi dengan cerita yang absurd ini. Semoga masih ada yang nungguin cerita ini

Seperti biasa, budayakan vote sebelum baca. Hargai penulis. Apalagi itu yang masukin playlist tapi gamau vote. Jahat kali klenn😭😭😭

Oh ya! Udah aku revisi ya. Maafin kl masih ada typo. Maklumlah aku emang banyak salahnyaa *kok curhat😭😭

HAHAHHAA ENJOYYYYY THIS PART!!💗💗💗💗

*****

Puk.. Puk

Anna mengernyit "Kenapa ditepuk-tepuk sih?"

"Anna, buka mata kamu. Ini saya" suara yang tak asing ditelinga Anna. Anna lalu membuka matanya, yang ada dihadapannya kini bukan dua laki-laki tadi melainkan Teddy

Laki-laki itu berhasil menemukannya

Teddy lalu membantu Anna untuk kembali berdiri

"Ssshhh" Anna meringis merasakan nyeri yang teramat di punggungnya

"Apanya yang sakit, An?" tanya Teddy dengan terus memegangi gadis ini

"Punggung sama pipi gue sakit"

Teddy menghela nafas lalu memberi minum yang dibelikan oleh Rajif tadi kepada Anna "Duduk dulu sini"

Teddy menuntun Anna untuk duduk dibatu yang terletak tidak jauh dari situ. Anna nampak mencari keberadaan laki-laki tadi

"Kemana orang-orang tadi?"

"Mereka udah pergi, An"

Anna nampak membuang nafasnya lega. Ia lalu menyandarkan dirinya kebebatuan

"Mana yang sakit hm? Kamu diapain sama mereka?"

Anna masih terdiam sedangkan Teddy memperhatikan kedua pergelangan tangan Anna yang ruam itu. Ia mengelusnya

"Gue mau dilecehin sama mereka. Mereka tau Papa gue, makanya mereka mau balas dendam. Tapi balas dendamnya ke gue"

Teddy menghela nafasnya

"Kalo lo datengnya telat, udah gak tau lagi gimana nasib gue" lanjut Anna

Teddy berusaha menenangkan gadis itu. Ia tau ketakutan Anna seperti apa. Terlebih Anna harus menghadapi dua laki-laki bajingan tadi. Ia pasti kalah

Teddy lalu membersihkan darah dihidung Anna dengan sapu tangan yang selalu di saku celananya

Anna meringis

"Kenapa berdarah begini, An? Kamu dipukul?"

Anna mengangguk "Gue ditampar, dipukul sama ditendang-tendang sama mereka. Gue mau ngelawan, tapi tenaga gue gak lebih kuat dari mereka" jelas Anna sembari terisak

Tangan Teddy mengepal kuat "Harusnya saya habisin mereka dulu tadi kalau saya tau kamu diperlakukan sangat kasar seperti itu"

Anna menatap tulang pangkal jari Teddy berdarah itu "Lo juga luka"

Anna kemudian mengeluarkan hansaplast dari kantong celananya dan memakaikannya ke tulang pangkal jari Teddy yang terluka

"Harusnya kamu yang pakai ini, An. Kamu yang terluka, bukan saya"

Anna menggeleng "Gue gak ada yang berdarah. Lo yang berdarah"

Teddy terkekeh pelan

"Papa sama Mama jangan dikasih tau" ujar Anna lirih sembari memakaikan hansaplast

Ruang Temu RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang