Hari-Hari Penuh Rindu

393 48 5
                                    

KAGET? SAMA!😔
MASIH ADA GAK YA YANG NUNGGUIN CERITA INI?

SIAPAPUN KALIAN, MAKASIH YA YANG UDAH NUNGGUIN CERITA INI🫶🏻

Maafin yaa author ngilang selama 3 bulan lebih. Ada beberapa hal yang gabisa aku kasih tau sama kalian. Tapi sekarang semua itu udah selesai dan InsyaAllah, cerita ini akan update lagi seperti biasanya

Kalian jaga kesehatan yaaa

OH IYA, BUDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA. BUATLAH AUTHOR SEMANGAT NGETIK LAGI SETELAH HIATUS SETENGAH ABAD EHEHE😔

Part ini sudah aku revisi ya. Jadi kalau masih ada typo, harap maklumin ya. Biasa, author nya baru belajar ngetik panjang lagi soalnya ehehehe

HAPPY READING SELIR-SELIR ONLINE NYA MAS TEDDY🫵🏻🫵🏻🫵🏻💗

****

1 Bulan kemudian

Anna melihat beberapa koper dan tas yang tertata. Ia menatap sendu kearah koper dan tas itu lalu memandang kedepan, ditempat beberapa anggota misi Mafioso yang tengah diberi wejangan oleh Pak Danang

Anna ditemani oleh Bu Rina, ada beberapa keluarga anggota misi termasuk orangtua Teddy

"Jadi kamu ya, Anna yang ditolongin Teddy diruang cuci?" celetuk Ibunya Teddy membuat Anna merasakan bahwa mukanya sudah rata oleh malu

"Iya, tante" ujar Anna sembari terkekeh

Ibunya Teddy menghela nafas "Dunia emang sempit ya, Rin. Kita bakal berbesan kayanya" ujarnya sembari tertawa. Bu Rina juga ikut tertawa. Sedangkan Anna ingin menghilang saat itu juga

Ibunya Teddy lalu menoleh kearah Anna lalu berucap "Walaupun Teddy lagi tugas, kamu harus main kerumah tante ya, nak. Jangan nunggu Teddy, gak sempet nanti"

Anna nampak terkejut saat Ibunya Teddy mengucapkan kata 'tidak sempat' namun segera ia tersenyum dan mengangguk "Iya, tante. Nanti Anna main kerumah tante"

Ibunya Teddy lalu tersenyum dan mengelus kepala Anna

Acara selanjutnya adalah bersalam-salaman sekaligus berpamitan dengan keluarga masing-masing. Anna tertegun saat beberapa dari mereka mulai menitihkan airmata perpisahan. Dari kejauhan, Anna melihat kearah Bu Rina yang tengah memeluk Pak Danang dengan sangat erat, sesekali mengusap pelupuk matanya

"Mama ih dari dulu selalu begitu. Tiap Papa mau ngelakuin tugas selalu nangis" gumamnya

Anna menggaruk tengkuknya sembari menatap sekeliling "Gue meluk siapa dong?"

"Peluk saya aja"

Anna terperanjat saat suara bariton seseorang menimbrung. Teddy berdiri tepat didepan Anna dengan pakaian dinas lapangan yang lengkap

"Gak mau, bukan muhrim"

Teddy tertawa

Anna ikut tertawa. Ia lalu memberikan sebuah kotak kecil berwarna hitam kepada Teddy. Teddy menerima kotak itu "Apa ini, An?"

"Bom Hiroshima" jawab Anna memang diluar nalar

Teddy lalu membuka kotak hitam itu dan mendapati sebuah jam tangan bermerk G-Shock

"Ann---" Teddy tidak percaya dengan apa yang dilihatnya didalam kotak itu

"Dipakai ya supaya ingat waktu"

"Tapi tidak semahal ini, An"

"Sssttt! Bisa diem gak? Pake aja, udahlah"

Disaat Anna tengah berdebat kecil dengan Teddy, datang Pak Danang dan Bu Rina. Mereka nampak mesra, sedangkan Anna menatap ngeri orangtuanya

Ruang Temu RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang