Moon in the Sky

329 59 5
                                    

HALO GAESS! AUTHOR KEMBALI!!
Setelah minggu lalu update 2 part langsung, minggu ini 1 aja lah yaaa!
Selamat berakhir pekan semua!🥳🥳

Budayakan vote sebelum baca! Hargai penulis dengan memberikan vote-vote dan juga comment. Gak susah lho pencet vote doang, apalagi ini bacanya gratis, gak berbayar🫣🫣

Semisal ada typo, harap maklumin yawww🫵🏻

Happy reading all🥳🥳🫶🏻

****

Sepulang dari mall Puri Indah, Teddy lalu mengantarkan Anna kembali pulang. Rupanya, Nenek Ros tengah duduk-duduk digazebo depan rumah

"Oma! Ngapain disini sendirian?" tanya Anna sembari mendekat kearah Neneknya. Teddy yang melihat Nenek Ros terduduk disitu pun ikut mendekat

Nenek Ros tersenyum "Oma lagi bikinin syal buat kamu, nduk. Nanti kalau kamu disana kedinginan, kamu bisa pakai ini"

Penuturan Nenek Ros itu membuat Anna menatap sendu. Ia lalu menoleh kearah Teddy yang nampak tersenyum, lalu dengan cepat menundukan kepalanya. Pria itu juga merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan Nenek Ros. Anna akan jauh dari mereka, membayangkannya saja ikut merasa sakit

Anna lalu memeluk Nenek Ros "Makasih ya, Oma"

"Sama-sama, nduk!" ujar Nenek Ros sembari memeluk Anna. Nenek Ros lalu mendongak menatap Teddy. Sadar ia tengah ditatap, Teddy langsung tersenyum. Nenek Ros memberi instruksi kepada Teddy untuk mendekat. Teddy dengan sigap mendekat kemudian berjongkok

Nenek Ros lalu menggenggam tangan Teddy dengan senyuman yang hangat "Kamu juga akan jadi cucu Oma, Le"

Teddy tersenyum "Iya, Bu"

Nenek Ros terkekeh "Kok ya masih manggil Bu to Le. Panggil aja Oma, seperti Anna"

Teddy tersenyum "Iya, Oma"

Anna lalu mengusap punggung Teddy "Kamu jadi balik ke tempat Pakde, kan?"

Teddy mengangguk "Iya, An". Teddy lalu beranjak "Kalau begitu, saya kembali kerja ya, Oma" pamitnya

Nenek Ros tersenyum seraya mengangguk. Sesaat setelah mengelus pundak Anna, Teddy lalu kembali menuju rumah Pak Prabowo

Anna nampak tersenyum kemudian ikut duduk disamping Nenek Ros. Anna lalu menyandarkan kepalanya pada pundak Nenek Ros "Oma, kalo nanti aku udah pergi, Oma harus jaga kesehatan, ya"

"Harus kalo itu. Oma harus sehat terus supaya bisa lihat kamu nikah sama Teddy" Penuturan Nenek Ros ini membuat Anna mengulum senyumnya

"Aku cocok ya sama Teddy, Oma? Teddy kan macam om-om gitu. Udah pelihara burung sama ikan lagi. Kebayang dong nanti kalau purna tugas kesibukkannya apa" celetuk Anna. Nenek Ros yang mendengar itu tertawa

"Justru karena Teddy udah om-om, pasti lebih bisa ngemong kamu. Kamu udah segede ini aja kelakuan masih kaya anak-anak, agak clingy. Coba kamu gitu ke laki-laki yang umurnya hanya berbeda 1-2 tahun sama kamu, pasti kamu dinilai freak. Kalo Teddy kan nggak, dia nganggep kamu lucu-lucu aja"

"Tapi kan aku cantik. Masa iya cantik gini dinilai freak, Oma?" tanya Anna percaya diri, berusaha membela diri

Nenek Ros menghela nafas "Itu kan pendapat, Oma. Kamu dari dulu juga gak pernah langgeng gitu sama yang beda umur 1-2 tahun. Ada aja masalahnya. Kalo Teddy kan nggak. Dia jauh dewasa dibanding kamu, dia lebih bisa kontrol emosi. Apalagi dia pernah gagal dihubungan sebelumnya. Oma rasa dia akan benar-benar menjaga dan mempertahankan kamu. Meskipun kalian akan jauh dalam waktu yang tidak sebentar"

Ruang Temu RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang