LH - 16

230K 12.1K 4.1K
                                    

Kalian keren bangetttt! 😍🫵🏻😭

Target : 2.5K vote + 3K comment!

Banyakan dikit biar agak lama 😋 Tapi biasanya cepet sih kalian 😭🫵🏻 keren banget para pemuja Roman ini 🫳🏻🫳🏻

Ramein tiap paragraf ya! Maaksih 😻😻🫶🏻

Naraca tidak pernah menyangka kalau Roman ternyata sangatlah manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naraca tidak pernah menyangka kalau Roman ternyata sangatlah manis. Pria itu menyadari hal-hal kecil yang tidak Naraca sadari. Salah satunya adalah susu stroberi Naraca yang sudah habis.

Pagi-pagi sekali, Naraca di bangunkan dengan Red ada di balkon apartemennya. Entah bagaimana caranya, sepertinya kucing jantan itu meloncat? Naraca langsung saja menggendongnya dan membawa kucing itu masuk, pun setelah mendengar omelan singkat dari majikan Red.

Tak lama, Roman pun ikut masuk ke dalam apartemennya dari pintu depan.

Saat melintasi dapur kecil yang ada di sebelah pintu masuk, Roman menyeletuk "Susu pink kamu habis?"

"Stroberi, Kak. Stroberi." ralat Naraca.

"Mau ke supermarket? Kebetulan saya juga mau beli beberapa barang." tiba-tiba saja Roman mengajak Naraca, membuat wanita itu membeku.

"Kamu nggak ke trigger kah, denger kata kata susu, pink, stroberi? Kok sampek ngajak beli bareng?" tanya Naraca heran sendiri. Padahal dia ingat jelas bagaimana otak mesum Roman mendefinisikan susu pink yang dia sebut waktu itu. Dan sejak itu Roman lumayan sensi kalau Naraca menyebut tiga kata keramat itu.

Roman menghela nafas dan berpura-pura merebut Red dari pelukan Naraca. "Nggak. Tapi kalo kamu bahas bahas begini, saya jadi ke trigger lagi."

Naraca terkekeh kecil mendengar ucapan Roman. "Berarti Kak Roman nggak sepolos yang aku kira ya?"

"Saya pria dua puluh satu tahun, kalau kamu lupa."

"Dan punya rumor cuma nafsu sama buku aja." lanjut Naraca, membuat Roman mendengus.

"Iya, terserah kamu." rupanya Roman enggan melanjutkan perbincangan melebar kemana-mana. "Ayo," Ajak Roman.

"Mandi dulu, Kak?! Ya kali kepet begini?"

Roman menghendikkan dagunya ke arah kamar mandi. "Sana, kamu mandi dulu. Saya tunggu disini."

"Emang Kak Roman udah mandi?"

"Sudah." jawab Roman.

Dahi Naraca berkerut. "Kok mandi pagi-pagi? Kenapa?"

Mulut Roman terbuka lalu tertutup kembali, hanya gumaman tak jelas yang keluar dari mulutnya, membuat Naraca tidak paham. "Ngomong apasih, Kak?"

"Intinya saya sudah mandi, saya nggak pemalas kayak kamu." selorohnya, berujung mengejek Naraca.

Naraca berdecih mendengar ucapan Roman, "Tcih, kata Kak Khaezar cowok kalo mandi mandi pagi itu pasti habis buang bibit bibit anaknya."

Love Hate [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang