LH - 12

265K 13.4K 3.9K
                                    

Panjang nih 1.600 kataaa, sksksk 💋💋

Part kemarin kalian keren banget! Tembus loh 😭🫵🏻 maaf ya aku baru sempet update..

Target part ini 2.3K vote dan 3K komen!

Tandai typo dan kalimat rancu! Aku tunggu komentar di tiap partnya 💋

Naraca meregangkan otot otot lehernya yang terasa kaku setelah sekian lama dia tidak berlatih boxing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naraca meregangkan otot otot lehernya yang terasa kaku setelah sekian lama dia tidak berlatih boxing.

"Kaku?" Tanya Gaby, sambil gadis itu menyodorkan sebotol air mineral pada Gaby.

Naraca menerimanya seraya berkata terimakasih, dia meneguk botol mineral itu sampai tinggal setengahnya. "Ahh, shibal, kaku banget otot leher gue."

Gaby terkekeh kecil, "udah latihan nggak berapa lama emang?"

Naraca terdiam. Dia berpikir keras, mengingat kapan terakhir kali dia berlatih boxing. "Kayaknya sebulan yang lalu? Gue sibuk belakangan ini."

Alis Gaby menyatu, dahinya berkerut mendengarkan ucapan Naraca. Pasalnya, Naraca gemar berlatih boxing, kesibukan apa yang bisa membuat gadis itu sampai harus menunda latihannya selama sebulan?

"Emang lo sibuk ngapain? Tumben sampek nggak latihan?" Tanya Gaby.

Sejauh ini, Gaby yang paling banyak tahu tentang Naraca. Semua karena kegemaran mereka yang sama. Gaby, sama sama punya sisi misterius seperti Naraca. Dan kekasih Gaby, Kiel Milan juga cukup tau banyak tentang dirinya.

Untungnya Kiel ini pendiam dan pintar menjaga rahasia. Pun dengan Gaby. Jadi, Naraca tidak sungkan untuk berlatih boxing bersama Gaby maupun Kiel terkadang.

Naraca tersenyum kecil, dia memberikan tatapan menggoda pada Gaby, "ada, rahasia. Intinya ini misi paling menyenangkan yang pernah gue jalanin."

Gaby hanya menganggukkan kepalanya. Seperti biasa dia tidak menanyakan lebih jauh, dia cukup tau sebatas itu.

"Okey, dan lo hari ini ganas banget? Gue cukup kaget?" Tutur Gaby. Gadis itu cukup heran dengan latihan Naraca kali ini, terlihat begitu panas dan bergairah, sampai membuat Gaby kewalahan di menit menit awal.

Naraca melepas lilitan kain di tangannya, "malam ini, gue jalanin perintah Ayah."

"Apa?"

"Ada pesta topeng, gue harus cari seseorang disana." Jelas Naraca sambil dia mengemasi barang barangnya yang berserakan di kursi panjang.

"Hati-hati." Dengan penuh khawatir Gaby menyuarakan kerisauannya. Ia merasa misi yang akan Naraca jalankan sepertinya berbahaya?

Dilihat dari bagaimana gadis itu bergairah untuk melumpuhkan lawan dalam sekali gerak. Biasanya, ketika latihan boxing dengannya, Naraca tak pernah sebersemangat ini.

Naraca mengangguk, dia memberi gerakan hormat pada Gaby. "Siap, ibu negara BEM!"

"Stop panggil gue ibu negara BEM!" Keluh Gaby, kesal dengan julukan yang Naraca sematkan untuknya.

Love Hate [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang