LH - 32

137K 8.2K 3.7K
                                    

Hai! Apa kabar? Maaf baru sempat update.. targetnya pun tak kunjung tembus hehe

Gapapa, aku menulis karena suka 🤍

Semoga kalian tetap bertahan sampai akhir ya? Aamiin...

Target part ini 2.8K vote dan 3.5K komen aja yaa? Aku pengen besok update juga, bisa gak tembus? 🥹🥹

5K komen aja yaa? Aku pengen besok update juga, bisa gak tembus? 🥹🥹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepuluh tahun berlalu begitu saja, dengan cepat. Benci, rindu, sakit— bercampur aduk menjadi satu. Tapi perlahan, masing masing dari mereka pulih, menyembuhkan luka masing-masing dengan cara mereka sendiri.

Dari asing, menjadi benci, lalu cinta yang berapi-api, dan kembali berakhir dengan perasaan benci yang jauh lebih besar.

Naraca tidak pernah menyangka kalau kehidupan yang ia gadang-gadang akan menjadi akhir yang bahagia dengan hidup bersama Roman akan berakhir kacau balau seperti ini.

Laki-laki yang selalu ia pandang begitu menakjubkan di matanya, adalah seorang pengecut hebat. Laki-laki paling berengsek yang pernah Naraca temui. Laki-laki yang paling pandai dalam urusan menyakiti hati perempuan, terkhusus dirinya.

Naraca, ia benci nama panggilan itu. Terlalu menyakitkan untuknya, saat orang lain memanggil nama panggilan yang dulunya paling ia sukai. Roman, selalu memanggil 'Naraca' dengan suara lembutnya.

Dan kini, ia benci mendengar suara lembut itu. Ia benci ketika dipanggil 'Naraca'.

Keputusannya untuk mengubah nama belakang menjadi nama panggilannya sudah ia putuskan matang-matang, semenjak dia pergi meninggalkan Roman tanpa ucapan selamat tinggal.

Menghilang dari dunia Roman adalah hal yang paling mengerikan untuknya, di awal. Tak tanggung-tanggung, pria itu mengirimkan puluhan orang yang mengawasi rumahnya, setiap hari, membuat Naraca nyaris dibuat gila.

Ayah, sudah mengetahui semuanya, kehamilannya, tentang Roman, dan segala kegilaan Roman, membuat Ayah murka.

Naraca mengalami keguguran, tepat setelah ia mendapat teror dari Roman yang tiada henti. Barulah saat itu, Naraca berani keluar dari dalam rumah, untuk pergi ke rumah sakit, dengan segala perih yang mendera tubuhnya.

Ditemani sang ayah yang tak luput dari kepanikan di dalam mobil, orang orang kiriman Roman masih saja sempat sempatnya membuntuti mobil mereka di belakang.

Darah terus mengalir, membanjiri kaki Naraca, nyeri di perut membuat wanita itu merasakan neraka tak berapi. Peluh membanjiri tubuhnya, rintihan menjadi iringan perjalanan selama ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Naraca dengan cepat di tangani. Samar-samar ia mendapati sosok tinggi, yang posturnya Naraca kenali, berdiri dengan tatapan putus asa, menatapnya.

Pria itu ingin merengkuh Naraca, yang langsung di beri sambutan pukulan oleh ayah Naraca. Ia memalingkan muka, enggan menatap pria pengecut yang memiliki niat hanya bermain-main dengannya saja.

Love Hate [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang