Halo semuanya! Perkenalkan aku Radendeng, author gabut yang pengen nulis cerita random. Panggil aja Dendeng, oke?Oke, di dalam karya pertama ku ini mohon dimaklumi kalo ada yang typo. Ya maklum namanya juga manusia biasa, makan nasi.
Selamat membaca....
***
Suasana rumah itu kini menjadi hampa dan sunyi. Tak ada lagi senda gurau yang terdengar di seluruh bagian rumah. Dia melangkah masuk ke dalam rumah dengan hati-hati, suara langkah kakinya bergema di koridor yang sunyi. Tempat ini dulunya begitu ramai dan hidup, menjadi basecamp bagi teman-temannya. Namun kini, kesunyian menyelimuti setiap sudut ruangan.
Dia berjalan melewati ruang tamu yang kosong, mengingat bagaimana dulu ruangan ini dipenuhi dengan tawa dan percakapan. Kursi-kursi dan meja masih berada di tempatnya, tetapi tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan. Debu telah menumpuk di atas permukaan, menandakan betapa lama tempat ini telah ditinggalkan.
Saat dia memasuki dapur, dia bisa membayangkan teman-temannya berkumpul di sana, berbagi makanan dan bercerita mengenai hal-hal random. Namun kini, hanya ada keheningan yang menyambutnya. Piring-piring kotor masih berserakan di atas meja, seolah-olah mereka baru saja meninggalkan tempat ini dengan tergesa-gesa.
Dia melanjutkan langkahnya ke ruang tengah, tempat mereka biasa berkumpul dan berdiskusi. Dia bisa membayangkan suara tawa dan perdebatan yang dulu memenuhi ruangan ini. Namun kini, hanya ada kesunyian yang menggantikan. Berbagai foto mereka masih tergantung rapi di dinding tapi sekarang sudah tertutupi oleh debu, seolah-olah ditinggalkan begitu saja.
Saat dia menaiki tangga menuju lantai atas, dia bisa merasakan keheningan yang mencekam. Dengan langkah perlahan, dia memasuki kamar yang dulu ditempati oleh seseorang yang sangat dirindukannya. Udara di dalam kamar itu terasa berat, seolah-olah kenangan masa lalu masih menggantung di sana.
Dia melihat sekeliling, menatap barang-barang yang masih tertata rapi seperti saat ditinggalkan. Buku-buku tersusun di rak, pakaian terlipat di lemari, dan foto-foto tergantung di dinding. Bahkan buku pelajarannya masih dalam kondisi yang sama seperti yang dilihatnya terakhir kali. Semuanya terlihat sama seperti terakhir kali dia mengunjungi tempat ini.
Namun, ada yang berbeda. Sesuatu yang hilang. Kehadiran orang yang dirindukannya itu tidak lagi terasa di sini. Dia bisa merasakan kekosongan yang mencekam, seolah-olah ruangan ini telah kehilangan jiwanya.
Dia duduk di tepi ranjang, menatap bantal yang masih sedikit berbentuk kepala seseorang. Tangannya menyentuh permukaan bantal itu, membayangkan bagaimana rasanya mengusap kepala orang yang dirindukannya. Dia bisa mencium aroma yang samar-samar masih tertinggal, aroma yang begitu familiar dan menenangkan.
Air mata mulai mengalir di pipinya saat kenangan-kenangan kembali membanjiri pikirannya. Dia teringat tawa dan senyum orang itu, suara dan kehadirannya yang selalu membuat tempat ini terasa seperti rumah. Namun kini, semua itu hanya tinggal kenangan.
Dia berbaring di ranjang, memeluk bantal erat-erat. Dia membiarkan air matanya mengalir, melepaskan semua kerinduan dan kesedihan yang telah lama dipendamnya. Di dalam kamar yang sunyi ini, dia bisa merasakan kehadiran orang yang dirindukannya, seolah-olah mereka bersama sekali lagi, walau hanya untuk sesaat.
Cowok dengan setelan jas hitam itu tidak bisa menahan rasa sesal dan rindunya yang teramat dalam. Dari pakaiannya dapat diketahui jika dia baru saja menghadiri acara pemakaman seseorang. Kamar yang awalnya hening kemudian diisi oleh suara tangisan pedihnya.
"Maafin gue, please bilang ini semua cuman mimpi. Siapapun tolong bangunin gue, gue mohon," kata cowok itu sambil memeluk erat bantal milik sahabat yang sudah dianggap sebagai saudaranya sendiri.
Kehilangan seorang sahabat kecil tentu sangat menyakitkan. Orang yang kehilangannya seolah kehilangan sebagian dari dirinya. Itulah yang dirasakan oleh cowok itu.
"Lo jahat banget bikin gue sampai kayak gini."
Cowok itu perlahan memejamkan matanya merasakan kantuk yang menyerangnya. Sudah beberapa hari ini dia tidak tidur karena benaknya kacau oleh sosok yang baru saja pergi. Hal itu menjadi sebuah pukulan telak baginya, dia tidak tahu caranya bangkit kembali.
Dia benar-benar berharap agar bisa memperbaiki semuanya. Andaikan waktu bisa diputar kembali ke masa lalu, hal ini pasti tidak akan terjadi. Tapi itu hanyalah angan-angan belaka. Tidak mungkin untuk menjadi kenyataan, bukan?
***
Penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi? Ikuti ceritanya dengan menunggu update terbaru dari Dendeng ini ya!
See you👋👋

KAMU SEDANG MEMBACA
HAEL : LAST CHANCE
Подростковая литератураMenceritakan tentang kehidupan seorang Maren Kertawisesa yang terdampar di masa lalu. Ia harus membuka luka lamanya untuk memperbaiki masa depan sahabatnya, berbagai hal terjadi saat dia kembali. Di setiap langkahnya satu persatu rahasia mulai terbo...