Peringatan

10 4 0
                                    

Hai teman! Gimana kabarnya? Baik?

Hawanya dingin banget euy, rasanya London pindah ke sini🥶🥶

Happy reading epribadeh🥰🥰🥰

***

Sudah terhitung seminggu sejak Maren diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Keadaan cowok itu kembali seperti sediakala. Regan dapat menarik nafas lega mendengar kabar baik tersebut. Kini dia tengah berada di meja belajarnya, tapi jangan salah. Cowok itu tengah menulis lagu untuk seseorang.

Tangannya bergerak menggoreskan tinta di atas kertas. Beberapa gumpalan kertas hasil ide yang ditolaknya berserakan di meja. Rambut kusutnya menjadi bukti betapa kerasnya dia menciptakan irama dan lirik yang sesuai.

Ting!

Sebuah notifikasi dari nomor anonim terlihat di layar ponsel Regan. Perasaan khawatir langsung menghampirinya. Dia tidak bisa membiarkan hal seperti ini terjadi.

"Gue nggak bakalan diem aja liat ini,"

***

Kasus yang menghebohkan semua orang terutama para idola. Dimana beberapa hari terakhir banyak terjadi penculikan idola dan beberapa hari kemudian ditemukan tewas di dekat danau. Pihak kepolisian sendiri mengkonfirmasi bahwa pelaku masih belum diketahui tetapi dapat ditarik kesimpulan jika pelaku mengincar idola perempuan. Bukan tanpa alasan, kebanyakan korban adalah gadis yang bekerja sebagai idola atau menjalin kontrak dengan agensi ternama.

Satya yang khawatir dengan keadaan Cloud Nine langsung mengadakan pertemuan secara tertutup. Hanya dirinya dan anggota Cloud Nine. Dikhawatirkan jika dilakukan secara terbuka, ada orang yang akan membocorkan informasi dan mengancam nyawa kelima cowok itu.

Pria itu tentu tidak mau hal buruk terjadi pada mereka. Lima orang itu masih punya jalan kehidupan yang panjang. Mereka masih punya banyak hal untuk diwujudkan.

Regan memijat pelipisnya usai membaca laporan kasus akhir-akhir ini. Sungguh, kasus ini langsung menjadi pembicaraan hangat di kota. Dia menatap satu persatu rekannya, ada sedikit perasaan takut di hatinya.

"Capt, jangan khawatir. Saya sudah membayar beberapa bodyguard untuk kalian selama ada jadwal. Tapi untuk keseharian kalian seperti sekolah, saya masih belum bisa menemukan solusinya." Regan mengangguk lalu mengucapkan terima kasih pada Satya.

"Ada satu hal yang ingin saya sampaikan pada kalian semua," ujar Satya dengan nada sedih. Kelima cowok itu sontak khawatir melihat raut wajahnya.

"Saya sudah tidak bisa bekerja sebagai manajer kalian. Ada penggantinya, saya yakin kalian akan lebih baik lagi. Saya akan datang ke konser dan fanmeet kalian, kok."

Milan langsung mengerucutkan bibirnya. Mereka semua merasakan hal yang sama. Tapi apalah daya. Secara logika, usia Satya membatasi aktivitasnya dan rentan terkena penyakit jika terlalu lelah. Belum lagi jadwal mereka yang semakin padat, Satya hatus selalu berada bersama mereka sebagai manajernya.

Regan menepuk bahu Satya. "Baiklah, kami menghargai keputusan Pak Satya. Terimakasih atas bantuannya selama ini,"

"Jangan panggil saya ayah lagi. Panggil saja Pak Satya ya, saya tidak mau dituduh selingkuh sama orang."

Tawa menggelegar di ruangan. Arun yang sedari tadi diam menyimak merasa ada yang aneh dengan kasus ini. Ia mengambil selembar kertas yang berisi data korban. Kerutan di dahinya semakin jelas ketika membaca waktu dilaporkannya korban hilang.

HAEL : LAST CHANCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang